Chapter 5

8.9K 647 35
                                    

---

"Jeon Jungkook! Ireona!"

Kalian pasti tahu suara siapa itu, bukan?

Yap, Anna.

Hari telah berganti dan ini adalah hari kedua mereka yang baru menjadi pasutri. Mungkin mereka ini bisa dibilang pasutri gaje kelompok sadisnya.

Tenaga Anna hampir habis hanya untuk membangunkan beruang yang tengah hibernasi ini. Siapa lagi kalau bukan suaminya. Jeon Jungkook.

"Kau tak ingin bangun? Baiklah, akanku buang semua koleksi gambar wanitamu itu!" teriak Anna kesal lantaran Jungkook yang belum juga bangun.

"Kau kira aku bermain-main?" Anna berjalan dengan santai menuju ke arah sebuah laci yang tertutup. Membukanya lalu mengambil sesuatu dan membawa ke arah Jungkook.

Krak!

Habislah semua koleksi Jungkook.

"Kau! Kau apakan semua koleksiku?!" Ujar Jungkook yang baru saja bangun.

"Baru bangun? Terlambat. Wanitamu sudah aku sobek semua. Ingat, semua." Anna berkata dengan senyum sombong.

"Aish! Pergi dari kamarku!" bentak Jungkook pada Anna dengan sinis.

"Arraseo. Selamat melihat sobekan wanitamu yang kubunuh! Hahaha!" tawa Anna dengan nyaring.

Anna pun berlalu dari hadapan Jungkook dengan tawa yang lepas, ia tak menyangka, mengganggu ketua mafia semenyenangkan ini.

Berjalan menuju dapur dengan siulan nakal lalu membuat makanan dengan senyum miring, memikirkan rencananya untuk membuat Jungkook jera.

Jungkook ingin membuat Anna berlinang airmata dan Anna ingin membuat Jungkook jera. Sungguh pasangan yang aneh.

Kini Anna tampak memiliki mood yang baik. Ia memasak nasi goreng kimchi dengan bernyayi pelan. Tiba-tiba Jungkook keluar kamar dengan telanjang dada. Oh, Tuhan! Mata polos Anna!

Anna sontak menutup matanya. "Aah! Dasar pria cabul! Mengapa kau tak memakai pakaian mu? Sengaja ingin menyombong dengan perut kotak-kotak itu?!" teriak Anna.

Sedangkan Jungkook malah menunjukan senyum mirimgnya. "Kenapa? Kau tergoda?"

Terlihat semburat merah di pipi Anna. "Tidak! Pergi sana!"

"Kau tak menyiapkan pakaianku?" tanya Jungkook dengan tampang datar.

Anna belum menjawab, ia masih asyik menutup mata dan sesekali menggerutu kesal. Jungkook lantas berjalan menuju Anna dan mengambil paksa tangannya lalu mata Anna akhirnya terbuka. Terlihat sinis dan menyeramkan.

"Kenapa?" tanya Anna dengan sinis. Padahal ia kini tengah berusaha hanya fokus pada wajah Jungkook. Ingat, wajah!

"Kau tak menyiapkan pakaianku?" ulang Jungkook.

"Kenapa aku? Kau bisa melakukannya sendiri. Lagian, untuk apa tangan itu diciptakan, untuk dipajang?" gertak Anna dengan nada merendahkan.

"Kau istriku, itu kewajibanmu."

Sekarang Anna yang skakmat.

My Target •JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang