Why U Ask That?

63 6 0
                                        


"kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu? Apa itu karena putri dari Musta'sim?" tanya Kougyoku balik. Entah mengapa, terselip sedikit nada tidak suka dari ucapannya.

"bukan, bukan karena itu... tapi jika neesan tidak ingin menjawabnya tidak apa-apa" ucap sang magi.

"a-a-aaaa... bukan seperti itu. Aku hanya... etoo... aku akan menjawabnya. Aku hanya sedang memikirkannya!" jawab Kougyoku gugup.

Dia merasa telah melukai Alladin untuk alasan tertentu. Walaupun Alladin yang mendengarnya tersenyum tipis seolah memaklumi perilaku Kougyoku selayaknya seorang orang tua yang tersenyum maklum kepada anaknya.

Kougyoku terdiam sesaat. Dia kembali mencoba berpikir untuk menjawab pertanyaan Alladin. Dia mencoba sebaik mungkin berpikir dari sudut pandangnya sebagai putri Kekaisaran Kou ataupun sebagai sesama manusia yang mendiami dunia ini. Namun, jika dipikir-pikir, Kougyoku tidak pernah sekalipun berpikir tentang hal tersebut sampai Alladin menanyakannya.

"Indah." Kata Kougyoku tiba-tiba. Alladin menoleh ke arah Kougyoku untuk mendengarkan dengan lebih jelas.

"menurutku, dunia ini indah. Aku tidak tahu apakah dunia ini nyaman untuk ditinggali atau tidak, namun aku merasa bahwa dunia ini pantas untuk ditinggali. Mungkin saja ada yang tidak setuju dengan pemikiranku, tapi terlepas dari banyaknya konflik yang ada di dunia ini, jika saja... jika saja semua konflik ini bisa diselesaikan, jika saja dunia ini bersatu, mungkin dunia ini akan menjadi dunia yang ideal." Tambah Kougyoku. Alladin yang mendengarnya hanya bisa terdiam mendengar jawaban dari sang putri Kou tersebut.

"Dunia ideal, ya...." Bisik Alladin. Walaupun hanya terdengar lirih, namun anehnya Kougyoku bisa mendengar apa yang dikatakan Alladin.

"Menurutku, dunia ideal itu adalah dunia dimana semua orang bisa tertawa tanpa memikirkan ketakutan adanya perang maupun kelaparan. Sebuah dunia dimana semua 'warna' dapat tersenyum dan bergandengan tangan bersama. Jika saja ada dunia seperti itu, mungkin saja dunia tersebut akan menjadi Utopia. Benar begitu, kan, Alladin?" lanjut Kougyoku sambil berdiri. Alladin yang mendengarnya hanya bisa menundukan kepala, berusaha memikirkan kembali jawaban dari Kougyoku.

"Alladin? " kata Kougyoku tiba-tiba.

"ah... ada apa, neesan?" tanya Alladin kaget.

"jangan terlalu dipikirkan. Jika kau terlalu terpaku pada nasib dunia ini, kau akan menyia-nyiakan waktumu lho! Setidaknya bersenang-senang lah sedikit. Kau itu hanyalah seorang anak kecil" Ucap Kougyoku tiba-tiba.

Alladin yang menoleh ke arah Kougyoku hanya bisa membeku. Bukan karena ada bahaya yang mendekat ataupun kata-kata dari Kougyoku, namun senyum manis Kougyoku-lah yang membuat Alladin tidak bisa berkata apapun. Alladin merasa waktu berhenti walaupun hanya untuk sesaat. Entah kenapa dia merasa tidak bisa berpaling dari senyum Kougyoku. Jantungnya pun mulai berdetak tidak beraturan, padahal dia tidak melakukan aktivitas yang mampu membuat kinerja jantungnya meningkat. Tak terasa aliran darah Alladin naik ke atas hingga menyebabkan rona merah samar di pipinya. Apalagi ditambah efek dari sinar bulan yang menyinari wajah sang putri Kou, dan latar bintang sebagai backgroundnya membuat Kougyoku terlihat semakin sempurna di mata Alladin.

BELONG TO ME?Where stories live. Discover now