"Siapa yang menemuimu?"
Sakura yang baru saja memasuki dapur harus mengusap dadanya ketika mendengar suara berat dari Sasori yang tiba-tiba. Ia menatap kakaknya selama beberapa saat, pemuda tampan dengan surai merah indah itu terlihat asik menyantap sarapannya dengan bertelanjang dada tanpa terlihat risih karena kehadirannya. Hell, ia tahu jika Sasori selalu menganggap dirinya sebagai adik kecilnya yang kawai bukan seorang gadis yang beranjak dewasa.
"Kau mengagetkanku baka! " Sewot Sakura. Ia mendudukkan dirinya disamping sang kakak dengan wajah memerah," Pakai bajumu! " Lanjutnya lagi, kira-kira apa yang tengah difikirkan gadis manis itu? Tidak mungkinkan jika ia sampai terpesona dengan niisan-nya sendiri?
Sasori mengangkat alisnya ketika mendengar kalimat yang dilontarkan sang adik. Memangnya kenapa jika ia tak memakai baju? Toh, di rumahnya tidak ada siapa-siapa, kan? Hanya ada adik kecilnya yang kawai namun juga menyebalkan.
"Kenapa? Jangan bilang kau terpesona padaku? "
" uhuk!! " Sakura menelan roti yang baru saja digigitnya secara paksa sesaat setelah Sasori mengucapkan hal nista tersebut. Apa katanya tadi? Terpesona? Pada Sasori? Dalam mimpi pun ia tidak akan pernah melakukan hal mustahil tersebut." Kenapa kau berfikir seperti itu? "" Kesalnya kemudian. Ia meminum air yang disodorkan oleh Sasori secara rakus dengan mata yang memicing tajam.
Sasori hanya terkekeh pelan, "Aku, kan cuma tanya. Kenapa kau sampai tersedak begitu. Apa jangan-jangan——"
"Berhenti berfikir yang aneh-aneh nii-san! "
Sebenarnya Sakura sama sekali tak risih dengan penampilan niisan-nya, hanya saja yang ada difikirannya saat ini bukanlah kakaknya yang bertelanjang dada, melainkan sosok lain. Sosok yang beberapa menit lalu menemuinya. Seorang malaikat tanpa sayap yang dengan kurang ajarnya menggedor pintu apartemennya ketika ia tengah tertidur pulas. Untung tampan, kalo tidak? Mungkin Sakura akan dengan senang hati menceburkan sosok itu ke lautan lepas untuk dijadikan makanan hiu.
Tunggu, bukankah kalimat itu terdengar familiar? Apa kalian memikirkan hal yang sama denganku?
Sudahlah, tidak usah memikirkan kalimat yang sedikit absurd diatas. Karena kali ini kita harus kembali berfokus pada gadis musim yang kini menampilkan senyum bodohnya dengan wajah yang kembali memerah.
"Kenapa kau tersenyum bodoh seperti itu? Kau kesurupan? "
Perkataan bernada sedikit pedas yang dilontarkan oleh Sasori berhasil membuyarkan lamunan Sakura dari sosok malaikat tanpa sayap yang beberapa detik lalu hinggap di kepala cantiknya, gadis itu mendengus keras, menatap sang kakak dengan pandangan super malasnya sebelum akhirnya kembali tersenyum lebih lebar daripada sebelumnya.
"Tidak. Aku hanya sedang memikirikan sese——" Sakura segera mulutnya ketika hampir saja ia salah bicara. Jika kakaknya tahu ia tengah memikirkan seseorang yang berlainan jenis dengannya, ia yakin kakaknya itu akan mengomel selama DUA HARI DUA MALAM TANPA JEDA!
Padahal itu hal yang wajar, kan? Memikirkan seseorang yang berbeda gender dengannya di usianya yang sudah menginjak dua puluh? Ia kadang merasa jika Sasori tidak normal. Masa iya ketika adiknya yang super kawai ini memikirkan mahluk bernama laki-laki kakaknya akan mengomelinya. Ingat! Ia masih normal!
"Apa yang ingin kau katakan? " Sasori menodongkan garpu yang berada dalam genggamannya tepat pada wajah ayu Sakura. Membuat gadis manis itu sedikit memundurkan kepalanya dan meringis pelan.
" Tidak, Nii-san! A-aku tidak memikirkan apapun! "
" Benarkah? "
Sakura mengangguk yakin.
![](https://img.wattpad.com/cover/210341253-288-k906483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSIC ADDICT (Slow Update)
Fiksi PenggemarA Sasusaku fanfiction Menceritakan tentang Haruno Sakura, gadis cantik berusia sembilan belas tahun yang begitu menggilai band-band legendaris Jepang. Harus dipertemukan dengan Uchiha Sasuke, seorang aktor tampan serba bisa yang memiliki sifat ding...