"Saku——kakak ipar?"
Sasori mengangkat alisnya ketika ia menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Kedua tangannya ia lipat di depan dada seraya memasang wajah semenyebalkan mungkin.
"Apa?" tanya Sasori dengan mata hampir melotot keluar. "Kau berpikir bahwa Sakura yang akan membukakan pintu?" lanjut pemuda berambut merah itu. Hujan buatan yang keluar dari mulutnya akan mengenai wajah lawan bicaranya jika mereka tidak berada dalam jarak yang aman.
Sasuke— lawan bicara Sasori yang kini mengenakan topi hitam hanya mengangguk, tak berniat mengelak dari pertanyaan Sasori. Lelaki itu mengangkat bahunya, terlihat tak acuh.. "Sakura di dalam?" Kepalanya sedikit menyembul ke dalam untuk melihat sang kekasih namun dengan cepat Sasori menghalanginya.
"Adikku sedang keluar."
Kali ini giliran Sasuke yang mengangkat kedua alisnya. "Jika dilihat dari ekspresi wajahmu, aku yakin kau berbohong."
Sialan!
Sasori mengangkat bahunya. Ia masih memasang ekspresi wajah semenyebalkan mungkin. "Kau tidak percaya?" tanyanya. "Ya sudah." Lelaki itu hendak menutup kembali pintu, namun perktaan dari Uchiha Sasuke mengurungkan niatnya.
" Aku tadi berkunjung ke kafe Obito, dan aku melihat kekasihmu tengah berbincang dengan seorang lelaki." Seringai Sasuke terlihat samar ketika melihat rahang Sasori mengetat. "Dan aku bisa melihat kalau mereka berdua sangat akrab." Sasuke hendak berbalik pergi, namun perkataan Sasori menghentikannya. Ia memperlebar seringainya.
"Kau serius?"
Sasuke mengangguk yakin. Sasori telah termakan bualannya.
"Kau melihatnya sendiri?"
Sasuke mengangguk lagi. Jelas tidak, ia bahkan sudah cukup lama tak mengunjungi kafe Obito.
"Kau mengenalnya?"
Sasuke hendak mengangguk, namun ia segera menggeleng."Aku baru pertama kali melihatnya," jawabnya penuh keyakinan.
"Sial!" Sasori mengumpat seraya berbalik masuk dengan langkah lebar, ia melirik ke arah Sasuke yang masih berdiri di ambang pintu." Kenapa kau tidak masuk?" tanyanya." Cepatlah masuk, aku harus mencari tahu siapa orang yang berani mengganggu kekasihku!"
Menahan tawanya, Sasuke berjalan masuk dengan langkah santai. Jelaga indahnya berpendar melihat ruang tamu yang sudah lama tak ia kunjungi, tak ada perubahan yang berarti dari ruangan tersebut selain sedikit berantakan dengan beberapa bekas cemilan terlihat sudut ruangan. Ia yakin pasangan kakak dan adik itu baru saja selesai berpesta sebelum kedatangannya.
"Aku berangkat!" Sasori berjalan cepat seraya mengenakan jaketnya menuju pintu, langkahnya begitu cepat hingga ia menggapai gagang pintu. Sebelum ia membukanya, ia menatap Sasuke sekali lagi. " Kau, jaga adikku sampai aku kembali. Dan ingat, jangan macam-macam!" Mata hazelnya berkilat tajam ketika mengatakan hal tersebut.
Sasuke hanya tersenyum dan memberikan acungan jempol ke arah Sasori.
Hingga sosok Sasori menghilang di balik pintu yang baru saja tertutup, senyum manis Sasuke berubah menjadi tawa. Sebuah tawa yang sukses membuat Haruno Sakura mengerutkan keningnya, merasa heran dengan tingkah aktor papan atas tersebut.
"Kau kenapa, Sasuke- kun?"
Sasuke segera berdeham untuk menghentikan tawanya. Lelaki itu menggeleng untuk menjawab pertanyaan Sakura. Jelaga indahnya terlihat menilai penampilan Sakura yang kini berada di undakkan tangga terakhir dari atas hingga ke bawah.
T-shirt berwarna ungu muda dipadukan dengan celana pendek selutut berwarna putih tulang serta sandal berbulu dengan motif kepala kelinci membuat kekasihnya terlihat menggemaskan. Ya, sangat menggemaskan sampai-sampai Sasuke ingin menerkamnya saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSIC ADDICT (Slow Update)
FanficA Sasusaku fanfiction Menceritakan tentang Haruno Sakura, gadis cantik berusia sembilan belas tahun yang begitu menggilai band-band legendaris Jepang. Harus dipertemukan dengan Uchiha Sasuke, seorang aktor tampan serba bisa yang memiliki sifat ding...