Bagian - 37

294 60 23
                                    

" Nakanaide... Nakanaide... Taisetsuna hito----"

" Diam! Suaramu jelek! "

Sakura langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat satu detik setelah ia mendengar kata-kata kelewat pedas dari sahabat babinya.

Raut wajahnya terlihat sangat jengkel dengan bibir mengerucut serta mata memicing. Jelas sekali kalau ia tak menyukai kata-kata tersebut.

" Diam, Pig! Jangan mengganggu konser tunggalku, " kata Sakura sebal.

Ino yang tengah mengelap meja yang baru saja ditinggalkan pengunjung kafe hanya terkekeh. Menurutnya, mengganggu kesenangan Sakura adalah salah satu hal paling  menyenangkan di dunia ini. Kesengsaraan Sakura adalah kebahagian Yamanaka Ino. Itulah motto hidup ini hingga saat ini

Gadis cantik dengan rambut pirang itu berjalan menghampiri Sakura yang berada di meja kasir ketika ia merasa meja yang tengah dilapnya sudah bersih. Ino menaruh lap tersebut di meja kasir, menatap Sakura penuh arti ketika ia mengingat satu hal.

" Kau... Apa yang kalian bicarakan tempo hari? " todong Ino langsung pada intinya.

Sakura yang mendengar pertanyaan Ino hanya bisa mengernyit, tak mengerti dengan apa yang gadis itu bicarakan.

" Maksudmu?"

Ino menampilkan wajah malasnya, " Kau dan Sasuke, apa yang kalian bicarakan tempo hari? " Ino mengulang kembali pertanyaannya dengan lebih jelas. Jika Sakura tidak mengerti juga, dengan senang hati ia akan memukul kepala gadis itu memakai lap.

Lampu yang ada di dalam otak Sakura menyala terang saat ia mengerti apa yang Ino bicarakan. " Aku akan menceritakannya, tapi tidak sekarang. " Sakura mengangkat sebelah tangannya ketika melihat Ino akan menyela, " Besok. Aku akan menceritakannya besok siang. Kau tidak ada jadwal kuliah, kan? "

Ino menggeleng.

" Karin? "

" Aku rasa Karin juga senggang. "

" Yosh! " Sakura berseru senang. " Kalau begitu, kalian berdua besok datang ke apartemenku. "

" Tapi niisan- mu? " tanya Ino. Ia terlalu malas bertemu Sasori yang Kadang-kadang menyebalkan. Ino bahkan merasa heran kenapa Karin bisa tahan berhubungan dengan mahluk macam Sasori yang tidak jelas ke mana arah hidupnya.

" Kau tenang saja, niisan- ku ada acara dengan teman-temannya. "

" Ah. " Ino menangguk mengerti. " Acara apa? "

" Mana kutahu. " Sakura mengangkat bahunya. Sahabat babinya itu kadang-kadang memiliki tingkat ke-kepo-an yang tidak kira-kira. " Kau datang saja besok,   oke? "

" Baiklah, aku akan datang besok siang bersama Karin. "

Setelah percakapan selesai, mereka berdua memutuskan untuk pulang setelah sebelumnya menutup kafe.

***

Suara bising langsung menyapa pendengaran Sasuke tepat setelah ia menginjakkan kakinya di sebuah bar yang cukup terkenal. Masker dan topi yang menutupi wajahnya memudahkan pemuda tampan itu untuk sedikit berkamuflase.

Jelaga hitamnya tampak awas, mengitari sekeliling seperti tengah mencari seseorang. Dan sepertinya pemuda itu memang tengah mencari seseorang. Lebih tepatnya seseorang yang kini berada di atas panggung dengan aksi gilanya.

Sasuke mendengus keras melihat sosok itu.

" Butuh sesuatu? "

Suara dari seorang bartender mengalihkan atensi Sasuke dari sosok tersebut. Ia mengangguk sekilas dan berkata, " Ya. Aku pesan jus tomat. "

MUSIC ADDICT (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang