Part #2

98 64 1
                                    

Saat aku naik ke kelas VI aku harus berpisah dengan sahabatku Alvin karena dia telah lulus SD. Katanya dia juga akan melanjutkan sekolahnya di Jerman.

"Sudahlah jangan menangis, tak ada gunanya kau menangis." katanya.

"Aku tak ingin kehilangan seorang sahabat sepertimu." aku menunduk.

Ia menaikkan wajahku, "Rio, Dengarkan aku. Aku ada untukmu, untuk menjagamu. Aku ada untukmu, untuk melindungimu. Kau tak akan kehilanganku Rio. Aku ada di dalam hatimu, aku selalu ada disana. Aku menjagamu dari sana. Zaman sudah canggih, kau bisa menghubungiku nanti. Pasti, aku pasti kembali kesini, ke hadapanmu Rio. Aku ingatkan, kau harus terus bermimpi untuk meraih cita citamu walau aku tak ada di sampingmu saat itu. Aku disana juga akan berusaha meraih cita-citaku. Kau bisa, aku bisa, kita bisa! Satu lagi, Jangan pernah terlintas di pikiranmu, bahwa aku akan melupakanmu dan mendapatkan sahabat yang lebih baik darimu. Ku yakinkan, tak ada! Ingat, kita 6 tahun bersama, kau tahu apa kelemahanku, kelebihanku, begitu juga sebaliknya. Dari kecil kita sama, mengawali hari bersama. Kau adalah sahabat terbaik yang pernah ada."

Aku semakin menangis, ia begitu tahu, dan mengerti isi hati terdalamku, dan apa yang aku takutkan jika kami jauh. Alvin memelukku erat, aku tak mau lepas, aku ingin selalu dipelukannya.

Maaf Yaw Kalo Banyak Typo Atau Kurang Nyambung. Aku juga masih belum bisa buat cerita yg menarik

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya dengan cara Vote✌.Buat aku semangat

Terima Kasih

Achieve The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang