Part 2

230 25 6
                                    

.
.
.
.

Hyunjin sampai di rumahnya dan ditatap heran oleh sang bunda.
"Dek, kamu bawa mobil siapa?. Terus motor kamu dimana?."
Hyunjin menghampiri bundanya, memberi salam dan memeluknya erat.

"Mobil sepupunya bang Lino bun, motor Hyunjin di rumah dia. "
"Lho kok bisa si dek?. "
"Tadi bang Lino nebeng mau beli makan, Hyunjin juga belum makan siang jadi sebelum latihan dance kita cari makan. Pas dijalan sepupunya yang kecil nelfon, kakaknya sakit dirumahnya juga gak ada orang, jadi kita langsung tancap gas kesana lanjut ke rumah sakit. "
Hyunjin bercerita sambil dituntun sang bunda ke ruang makan yang sudah ada ayahnya.

"Lho ayah pulang sore?."
Ucap Hyunjin dan langsung menghambur ke pelukan sang ayah.
"Iya, ayah kangen bundamu boy. "
"Dih ayah bucin. "
"Biarin daripada kamu gak ada tempat ngebucin. "
"Eh Yah, ucapannya ya?. Adek belum boleh ngebucin selain sama bunda."
"Hayo lho si ayah, Hyunjin punya tempat ngebucin kan. "
"Iya deh ayah ngalah, udah sekarang kamu makan dulu. "
"Siap komandan."

Beginilah keluarga kecil Im Jaebum. Mempunyai putra tunggal tak membuat suasana di rumah menjadi hening. Yang ada ayah dan anak itu rebutan sang bunda.

Selain mereka dalam rumah tersebut tinggal pula putri bungsu tuan Baek -Ayah sang bunda- yaitu Yerin Baek. Suzy Baek ibunda dari Hyunjin membawa serta sang adik untuk tinggal bersama keluarga kecilnya karena gadis bungsu Baek tersebut memilih kuliah di dalam negeri.

Sejak kecil Yerin tinggal di Canada bersama Ayah, Ibunya dan kedua kakaknya. Namun setahun sebelum menikah sang kakak perempuan kembali ke dalam negeri dan 4 bulan lalu ia bergabung. Sedang kedua orang tua dan kakak laki-lakinya masih menetap di Canada.

Malam hari di rumah keluarga Im, ketiga anggota keluarga tersebut tengah santai di ruang keluarga untuk maraton film.
"Bun, kak Ye belum pulang?."
"Udah tadi pas adek di kamar, kenapa emang. "
"Mau lanjut edit video. "
"Nanti kalau kak Ye turun kamu samperin, biar kakak istirahat. "

Yerin di dalam keluarga Im dianggap sebagai putri sulung oleh Suzy dan Jaebum. Karena jarak umur Suzy dan Yerin cukup jauh menjadikannya seolah sang ibu dari adiknya. Hal itu juga membuat Hyunjin dipanggil adek oleh Suzy. Dan Yerin juga tak masalah oleh hal semacam itu, dengan Hyunjin memanggilnya kak juga lebih pantas karena keduanya beda 3 tahun.

Tak lama Yerin turun ke dapur untuk makan malam.
"Kak, Hyunjin temenin makan ya? "
Teriak Hyunjin sambil berlari ke ruang makan.
"Makan lagi aja nih dek. "
"Gak lah kak, udah kenyang. "
"Lha terus kesini cuma mau duduk diem gitu?. "
"Mau War sama Felix, kakak diem yak biar bunda gak curiga. "
"Dasar bocah. "

Hening saat Hyunjin memulai game onlinenya dan Yerin yang dengan tenang memakan makan malamnya.

"Dek. "
Panggil Yerin.
"Hmm.. "
"Hadap sini dulu coba, itu udah kan warnya. "
"Iya kak bentar, kenapa? "
"Besok pagi anterin kakak ngampus ya?. "
"Wadau, bau-baunya kakak ada apa-apa nih? Kak Ye kenapa?. "
"Cuma buat menghindar ajakan berangkat kampus bareng. "
"Ada yang deketin kakak?. "
"Iya dan kakak risih dek, tau sendirilah. "
"Iya paham kok, tapi masalahnya Hyunjin bawa mobil sepupunya temen harus izin dulu ini. Gak enak mobil orang dibawa seenaknya. "
"Yaudah izin dulu dah. "
"Siap kak. "

Seketika itu Hyunjin menelfon Lino memberitahukan maksudnya. Dan Lino memperbolehkan hal tersebut. Toh iya yang membuat ribet Hyunjin dari kemarin.

"Besok kak Ye berangkat sama Hyunjin tadi udah izin pinjem mobilnya. "
"Okay, sudah kamu ambil laptopmu dan ambilin punya kakak nanti kita ngerjain diteras aja. "
"Siap kak. "


*******


Pagi hari di rumah sakit, rombongan siswa-siswi berseragam lengkap menuju sebuah ruang rawat inap. Mereka tak perduli bahwa ini terlalu pagi untuk jam besuk. Toh jika mereka datang pulang sekolah, teman mereka yang sekarang berbaring di ranjang rumah sakit itu sudah ada di rumahnya.

Kebiasaan Lee Chaeyeon. Dia akan selalu tampak kuat walaupun sebenarnya tidak. Dia terlalu aktif menjadi siswi sekolah menengah atas. Dia terlalu keras kepala ingin pulang walaupun dokter memeritahu bahwa gadis itu bisa pulang setelah rawat inap selama 3 hari.

Dan siapa yang berani membantah gadis itu. Sejak semalam dia mendeklarasikan kata "Besok siang gua harus sudah di rumah." dan yah,  orang tuanya hanya mengangguk. Toh kalaupun dibantah gadis itu akan kabur. Sebenci itu dia terlihat lemah.

"Chae..... "
Lia, selaku toa masjid dalam lingkup pertemanan Chaeyeon menyapa dengan tidak santai.
"Berisik Li. "
Sahut Chaeyeon yang sedang bermain ponselnya. Hal itu juga membuat Lino yang tengah terlelap seketika membuka mata.
"Berisik sumpah, pagi-pagi kenapa sudah sampai di sini sih?. "
"Santuy bang, kalau gak mau kita bilang abang sebenarnya mau bolos hari ini. "
Ucap Felix dengan senyum jahilnya.
"Kalian tuh yang berniat bolos. Jam segini harusnya tuh berangkat ke sekolah. "
"Sans Kak, kita habis ini tancap gas ke sekolah kok. Nunggu Kak Changbin doang ini. "
Jawab Lia.
"Lah tuh bocah bakal kesini?. Dari semalem gua telfon kagak diangkat sial. "
"Dia di rumah Mama bang, jadinya mager kali. "
"Alasan aja, palingan marahan sama papanya. "
"Lah papa gua juga tuh. "
"Terus kalian kesini sama siapa?. "
"Gua nebeng papa bang, noh si Lia sama Chaewon (yang sejak tadi diam) sama supirnya Chaewon. "

Ini sebenarnya 2 anak adam yang berseragam tidak berniat menjenguk temannya. Justru ngobrol sama Lino, beda dengan Chaewon yang mendekati sahabatnya itu lalu mengupaskan apel agar Chaeyeon dapat langsung memakannya.

Selanjutnya biarkan mereka fokus pada aktivitas masing-masing.
.
.
.
.
.
.
Next~

SO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang