Part 3

176 21 5
                                    




*******


Masih di rumah sakit, tinggal Chaeyeon yang berbaring santai dan Lino yang membersihkan kekacauan tamu tak diundang pagi tadi.

"Bang, siang nanti awas kalau gak jadi pulang. "
Ucap Chaeyeon seraya memperhatikan aktifitas Lino. Ketiga temannya sudah dijemput Changbin sejam yang lalu.
"Iya, bawel loe. "
"Dih loe juga bawel tau gak. "
"Udah ini obatnya loe minum dulu. Gara-gara trio wek wek tadi loe lupa minum tuh obat. "
"Ogah bang, gua udah sembuh. "
"Dih, minum gak. "
"Ogah bang sumpah. "
"Chae..... "
Lino memasang wajah serius membuat Chaeyeon nenunduk dan mengambil obat ditangan Lino.
"Mami mau jemput Papi loe siang ini. Jadi loe sama gua. Ntar pake taxi aja biar gak nunggu orang buat jemput. "

"Loh, mobil gua dimana emang. Kemarin bukannya kesini bawa tuh mobil?."
"Dibawa Hyunjin. "
"Hyunjin siapa coba. "
"Adek kelas gua jaman Junior High, dia yang nganter gua jemput loe kamarin dan dia bantuin gua bawa loe kesini. Malemnya gua suruh dia pulang bawa mobil loe. Motornya juga masih di rumah loe. "
"Oh, tapi mobil gua sekarang baik-baik saja kan?. "
"Iyalah, kalau Hyunjin gak bisa nyetir mana berani gua pinjemin barang kesayangan loe. "
"Bagus deh. "
"Udah loe tidur gih, gua mau mandi dulu. Tadi Changbin bawain baju ganti. "
"Ok. "

*******

Hyunjin, Han, Seungmin dan Felix berada di meja yang sama saat makan siang.

"Jin gua liat loe berangkat agak siangan tadi. "
Seungmin memulai obrolan.
"Nganter Kak Ye dulu. "
"Oh, terus itu mobil baru? "
Seungmin dalam mode kepo, karena biasanya dia hanya menyimak.
"Mobil sepupunya bang Lino, motor gua di rumah dia. "
"Lah si Chaeyeon? Gua pagi tadi jenguk dia dulu. "
"Temen sekelas loe itu Fel?. "
Giliran Han yang bertanya.
"Yoi. Calon ketua Klub Dance doi. "
"Lah masih juga siswa baru udah jadi calon ketua?. "
Sambar Han.

"Yoi, dia mah Pro gak kaya loe sama Mtk. Dia juga yang ngajak gua ikut Klub Dance, lumayan lah telat ikut tapi temenannya sama yang pro."
"Jurus orang dalam ternyata. "
Ujar Hyunjin santai.
"Kalem bro, biar kata jurus orang dalam tapi harus tetap belajar rajin gak numpang pamor doang. "
Ucap Felix.
"Tumben loe bener pas ngomong Fel. "
Goda Hyunjin.
"Berguna juga loe masuk bahasa. "
Timpal Seungmin.
"Loe berdua gitu ya? Gua gak like. "
"Loe gak like gua unfollow. "
Entah ada setan apa Han berucap demikian. Tak lucu maupun tak berguna.

"Lah Jin, hari ini bang Lino kagak berangkat, terus tuh mobil mau loe kembaliin atau gimana?. "
Felix mengalihkan pembicaraan.
"Gak tau gua. "
"Balikin aja, sekalian antar gua pulang. "
"Modus loe jangkrik. "
Sambar Han.
"Lah biarin, gua tadi bareng bang Changbin. Kita tukeran pulang seminggu ini, kan pas tuh loe ke rumah Chaeyeon kan cuma lima langkah ke rumah Papa gua. "
"Eh bentar, ini yang loe omongin Bang Changbin anak OSN sekaligus anak Klub Musik kan?. "
Tanya Han penasaran.

Memang sudah 3 tahun keempatnya bersahabat. Namun Felix belum membuka rahasia tentang keluarganya. Yang semua tetangganya tahu, ia pindah dari Australia 3 tahun lalu karena memang ingin kembali ke tanah air.

Namun tidak demikian. Keluarga Felix kembali ke tanah air dalam keadaan tak utuh. Kedua orang tuanya telah berpisah 3 bulan sebelum kepindahan mereka. Felix dan sang Mama pindah di perumahan yang sama dengan Hyunjin dkk. Sedangkan Papa dan Kakaknya tetap dirumah yang dulu, tetangga keluarga Lee.

Saat hari besarpun, tetangga Felix yang baru berasumsi bahwa Felix dan Mamanya pulang ke Australia menjenguk keluarganya. Namun tidak, Australia sudah menjadi negara dengan banyak kenangan baik namun berakhir menyakitkan. Jadi keduanya saat hari libur maupun hari raya akan berpisah. Felix yang kerumah sang Papa dan sang Mama akan kerumah orang tuanya ke Jepang, negara asalnya.

Justru Chaeyeon, Lia dan Chaewon yang mengetahui polemik kehidupan Lee Felix. Ketiga perempuan itu adalah teman sekolah dasar Felix di sekolah internasional. Mereka tetap saling menjaga komunikasi hingga kembali di sekolah yang sama.

*******

Hyunjin dan Felix hanya terdiam di dalam mobil sejak mobil itu keluar dari gerbang sekolah.

Hyunjin mengerti keadaan Felix sekarang setelah menceritakan keadaan keluarganya. Ia sebenarnya sudah tahu sejak lama. Sang Ayah satu lingkup pertemanan dengan orang tua Felix. Papa dari Felix memberitahu ayahnya, lalu ayahnya memberitahu dirinya dan ia diminta merahasiakan hal tersebut sampai Felix sendiri yang memberi tahu.

Ayahnya cukup terkejut kala pertama kali melihat Felix dan Mamanya menjadi tetangga baru mereka. Namun Mama Felix tidak mengenali Ayahnya sebagai salah satu sahabat dari suaminya. Jadi Ayahnya pun bersikap sebagai orang baru.

"Lix, sudah sampai nih. Loe temenin gua kerumah Chaeyeon dulu ya. "
Ucap Hyunjin yang membuyarkan lamunan Felix.
"Okay. "

Saat didepan rumah keluarga Lee, gerbang rumah tersebut otomatis terbuka. Mungkin sudah terdeteksi bahwa yang akan masuk adalah mobil sang pemilik rumah.

"Gila emang om Junho, rumahnya makin canggih. "
"Rumah loe di sebelah juga gak kalah kali Lix. "
"Tetep aja Om Junho yang lebih kaya dari papa gua. "
"Terserah loe dah, sekarang kita turun."
"Siap... "

Setelah turun dari mobil, Felix dengan santainya membuka pintu rumah megah itu dan berteriak.
"Chae... Chaerr... Sa... Felix Here. "
"Berisik. "
Sahut seorang gadis yang menghampiri Felix.
"Songong loe Chaer. "
"Ada apaan buruan, kalau sampai Cece bangun awas loe. "
"Lah kamar Cece diatas mana kedengeran."
"Cece tidur di ruang tengah, tuh bangunkan, dasar Feli. "

Hyunjin hanya diam dalam posisinya melihat Felix berdebat denga gadis SMP tersebut. Hyunjin bisa tahu karena ia masih memakai seragamnya.

"Kenapa Lix. "
Chaeyeon mendekati Felix dengan mukanya yang masih pucat.
"Bang Lino ada?. "
"Tidur dia di atas. "
"Mau balikin mobil nih temen gua. "
"Lah itukan mobil gua kenapa mau balikinnya ke bang Lino?. "
"Kalem Chae, loe pucat gitu masih bisa ngegas ya?. "
"Berisik, udah loe duduk diam ajak temen loe itu. Gua ke dapur dulu bikin minum. "
"Eh Chae loe masih pucat gitu, loe yang duduk aja. Gua ambil minum sendiri. "

Lagi-lagi Hyunjin hanya menyimak, hingga ia tak sadar jika lawan bicara Felix itu mengajaknya bicara.
"Hello, Felix's Friend duduk dulu dah. "
"Oh okay. "
Dengan canggung Hyunjin duduk di sofa ruang tamu rumah keluarga Lee.
"Motor loe di garasi, nanti minta tolong Felix ambilin aja. Maaf nih ya, bang Lino kayaknya masih kecapean gak bisa ngambilin. "
"Sans, gua bisa ambil sendiri. "
"Oh okay, nanti bareng si Felix. Biar ngasih tau tempat kuncinya disimpan. "
"Iya, oh ya loe bisa lanjut istirahat dah. Kayaknya badan loe masih gak enak. "
"Gua gpp kali, hmm mana kunci mobil gua. "
Hyunjin terkejut, dia lupa langsung mengembalikan kunci mobil pada pemiliknya.
"Nih, makasih ya. Tadi gua pake buat nganter kakak gua ngampus. "
"Santai aja. Gua yang makasih loe kemarin bawa bang Lino buat bantui gua. "
"Hmmm.. "

"Hello, Esa Home. "
Obrolan mereka terjeda sebentar namun langsung diinterupsi oleh kehadiran bungsu dari Lee bersaudara.

"Esa berisik. "
"Biarin, oh hai bang Hyunjin. "
Sapa Eunsang pada Hyunjin.
"Sok kenal loe. "
Sambar Chaeyeon.
"Emang udah kenalan gua, ya gak bang?."
Hyunjin hanya mengangguk dan tersenyum.

Selanjutnya datang Felix dengan nampan berisi minuman dan camilan.
"Jin pulangnya entar aja yak. Temenin gua disini. "
"Gua mau jemput kak Ye jam 5 entar. "
"Masih jam 4 ini, jarak ke kampus kak Ye palingan 15 menit dari sini sans lah. "
"Hmmmm.. "
"Felix, temenin temen loe ambil motor dulu gih, ntar keburu loe tidur kasihan dia mau jemput orang. "
"Cerewet loe Chae, yok Jin ikut gua. Ah ya kalain berdua udah kenalan belum?. Nih Chae temen yang gua ajak ikut Klub Dance. "
"Hmmm. "
"Hmmm doang? Loe tau gak namanya?."
"Hyunjin ya kan?. "
"Sipp, dia Chaeyeon jin. Temen kelasan gua. Teman bacot juga. "
"Iya lix, yok buruan dah ambil motor gua. Kak Ye pulang lebih awal. Makasih ya Chae gua langsung pulang aja abis ambil motor. "
"Okay, makasih juga buat kemarin. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next

SO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang