Part 14

164 19 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.

(ep 12) Han pikir keduanya tak dekat, dan ia berani bersaksi bahwa pemuda tersebut tak akan bersikap demikian pada seorang gadis manamun kecuali keluargannya dan satu orang pada masa lalu dirinya dan pemuda itu.

Han tetap melanjutkan langkahnya ke ruang kesehatan. Lalu dirinya menghabiskan sisa jam pelajaran untuk tidur.

"Han..."

Suara seseorang membangunkan Han dari tidurnya.

"Min..."

"Loe gak balik ke kelas?."

"Kok loe tahu gua disini?."

"Tadi Hyunjin liat loe jalan ke sini terus bilang gua suruh nyamperin."

"Kok kagak dia sendiri yang nyamperin gua?."

"Dia sama Felix latihan dance, tadi kita nyamperin loe di kelas. Kata Sunwoo loe gak balik kelas sejak jam makan siang, terus Hyunjin nyuruh gua buat nyari loe kesini."

"Oh yaudah, loe ada latihan gak?."

"Gua cabut, yok balik sama gua."

"Gak, loe balik latihan aja. Gua bisa naik bus."

"Gua tau loe gak suka naik bus, buruan."

"Okay."

Seungmin membawa kendaraanya dengan kecepatan sedang. Sekarang waktunya ia mengobrol serius dengan Han. Ia pikir sahabatnya itu sangat tak baik-baik saja.

"Han."

"Hmmm."

"Loe masih ke dokter Park?."

"Kemarin dari sana."

"Loe beneran gakpapa kan?."

"Lebih buruk."

"Han, loe masih bisa cerita sama kita-kita. Kalaupun sekarang kita udah ada kesibukan masing-masing itu gak masalah."

"Makasih min, gua cuma gak mau terlihat lemah."

"Loe gak lemah Han, gua yakin loe sembuh."

"Semoga. Ayah bikin opsi gua bisa pilih lakuin apa yang gua suka dan gak lanjut sekolah atau cuma tetep di sekolah."

"Dan loe udah milih?."

"Dalam proses."

"Apapun keputusan loe nantinya, inget kita-kita selalu ada buat loe."

"Thanks min."

Obrolan keduanya sampai disitu,  hingga keduanya sampai di depan rumah Han. Dimana sang ibunda telah menanti kepulangan Han dengan cemas.

*******

Sore hari setelah selesai di club dance, Chaeyeon dan Felix merasa sangat kelaparan. Jam makan siangnya ia habiskan dengan menyendiri diruang dance. Dan tenaganya terkuras, tanpa makan siang, banyak menangis dan latihan tadi membuat Chaeyeon lemas.

"Ce, masih kuat jalan gak?. Gua yang nyetir yak, kita makan deket sini."
Ujar Felix, mereka berdua memang berangkat bersama tadi pagi.

Chaeyeon hanya mengangguk lemas untuk menanggapi Felix. Ia berjalan terseok dan terpisah jauh dengan Felix menuju parkiran. Dirinya tak mau susah payah memanggil Felix untuk menunggunya.

Chaeyeon berjalan perlahan dan hati-hati. Namun salahnya ia tak memperhatikan sekeliling, bahkan sekalipun menunduk ia tak sadar bahwa akan menuruni tangga kecil di Loby gedung serba guna. Ia tetap melangkahkan kakinya seakan berjalan pada lantai datar hingga keseimbangannya hilang dan iapun jatuh terduduk.

Sekarang rasa lelahnya kian membuncah. Chaeyeon tak mampu berdiri maupun berteriak meminta tolong. Nyatanya kalaupun ia berniat berteriak akan sia-sia. Sebab siswa-siswi yang tersisa hanya anak club dance. Dimana dirinya keluar paling akhir dari temen-temennya.

Mencoba berdiri namun sangat susah dan setelah beberapa kali percobaan ia berhasil.

Bukan berhasil berdiri akan usahnya, melainkan ada seseorang yang menggendongnya dengan sangat pelan.

Chaeyeon masih berfikir tentang apa yang terjadi barusan. Setelah orang tersebut menyelesaikan tiga langkahnya, Chaeyeon refleks melingkarkan kedua lengannya pada leher orang tersebut dan menatapnya penuh tanya.

"Hmmm....?"

Chaeyeon belum menyelesaikan kalimatnya, namun suara berat seseorang mengalihkan pandangannya.

"Ce, loe kenapa?. Duh ini gimana ceritanya loe digendong gini, woy turunin Cece buruan."

"Felix berisik."

Maki Chaeyeon karena Felix menambah pening di kepalanya.

Felix hanya tertawa renyah sambil menggaruk tengkuknya. Sedang Chaeyeon yang dalam gendongan kian jauh dari Felix menuju parkiran. Setibanya di mobil, Chaeyeon didudukkan dengan nyaman di kursi penunpang.

"Jin, kok belum pulang?."

Chaeyeon refleks mengajukkan pertanyaan. Dan selanjutnya merutuki kalimat yang keluar. Seharuanya ia hanya beterima kasih, bukan basa basi.

".....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next

SO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang