Part 7

118 18 4
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Dalam perjalanan ke kelas, Chaeyeon asik mengobrol dengan Seungmin di sisi kanannya. Dengan Felix di sisi kiri sedangkan Hyunjin dan Han dibelakang mereka.

"Eh Min, kelasan loe yang ngajar matematika siapa dah?. "
"Bu Sohee, kelas loe Pak Chansung kan?. "
"Lah iya, saking lawaknya tuh guru guyonan dia yang masuk ke kepala gua dari pada materinya. "
"Wkwkwkwk padahal asik tuh Pak Chansung. Guru pembimbing OSN gua dia tuh. "
"Masa Pak Chanana yang tampang lawak bisa bimbing anak OSN. "
"Gak tau dah kalau itu. "

"Udah Chae kita belok kiri, biar mereka lanjut ke kelas masing-masing. "
"Okay, Bye Min Jin dan satu lagi siapatuh yang mukanya kayak tupai. "

Berkat ucapan Chaeyeon, Hyunjin, Seungmin dan Felix tertawa lebar seraya masih melanjutkan jalannya menuju kelas. Sedangkan Han tampak kesal, namun ia menahan diri untuk membalas ucapaan Chaeyeon.

*******


Malamnya Han, Seungmin dan Hyunjin ke rumah Felix menggunakan mobil ayah hyunjin. Berhubung sang ayah meng izinkan ia membawa mobil tersebut.

"Permisi, paket.... "
Teriak Han tak tau malu di luar pintu rumah Felix. Padahal ini baru pertama dirinya berkunjung.

Setelah beberapa detik pintu rumah megah itu dibuka oleh seseorang.

"Maaf, kami tidak memesan apa-apa. Mungkin anda salah alamat. "
"Lah si embak galak, Jin kita salah rumah kali yak?. "
Ucap Han dengan wajah bingungnya.
"Gak usah ribut loe, ah ya Felix didalam Chae?. "
"Yoi, masuk aja Jin, Min. "

Mereka memasuki rumah dan langsung menuju ruang makan.

"Kata Om Jack, kalian gabung makan langsung aja. Tuh disana ada Felix sama saudara gua. "
"Okay. "
Jawab Hyunjin dan Seungmin bersamaan, sedangkan Han diam karena masih tampak kesal.

"Oii sini guys, duduk dulu. "
"Makan dulu kalian, tenang nih makanan aman. Kalaupun gak cocok dan buat kalian keracunan bisa tuh ajuin konplain ke rumah sebelah. Putri sulung mereka yang masak soalnya. "
Lanjut Felix, diikuti tawa orang-orang di ruang makan tersebut. Untung Chaeyeon yang sedang ke lantai atas tidak mendengar ucapan Felix.

"Oi bang, ketemu lagi. "
Sapa Esa pada Hyunjin.
"Hai Sa, gimana kabar loe?. "
"Baik bang, bang Hyunjin juga tampak baik-baik saja. "
"Yap, itu loe ngapain Sa?. "
"Nyiapin makan malam buat bang Changbin bang. Masih sakit doi, tapi adek laknatnya gak bantuin sama sekali. "
"Gua denger ya Sa?. "
Sungut Felix
"Gak peduli tuh bang. "
"Sumpah loe bener-bener titisan Cece loe Sa. Gak kaya Cici, ya gak Ci?. "
"Dih apaan bawa-bawa gua. "
Sahut Chaeryeong. Gadis itu tampak risih dengan kedatangan teman-teman Felix.

"Udah Ci jangan diajak tubir bang Felixnya. Buat abang-abang silahkan makan ya, selamat makan. Esa mau ke kamar bang Changbin dulu. "

Kini ruang makan tersebut menjadi hening karena semua yang disana fokus pada makanannya.

Hingga Papa Felix dan Chaeyeon yang bergabung di ruang makan.

"Hallo guys, enak banget kayaknya tuh makanan. Kalian fokus banget. "
"Iya om, maaf kami datang langsung makan gak nyapa om dulu. "
Jawab Hyunjin.
"Santai aja, anggap rumah sendiri. "
"Makasih om."
Ucap Hyunjin, Seungmin dan Han.

"Om Jack, Chae sama Chaer pulang dulu ya. Bang Cangbing masih makan malam ditemenin Esa. Makasih om oleh-olehnya. "
"Okay makasih juga maksakannya Chae, nanti kalau sudah dewasa jadi menantu Om jack ya?."
"Hehehee. "
Chaeyeon hanya tertawa menanggapi ucapan Ayah Felix.

Menjadi menantu Om Jack ada dua kemungkinan. Bersama Changbin yang sudah ia anggap kakak laki-laki rasanya tak mungkin, toh Changbin sudah mempunyai tambatan hati. Sedangkan dengan Felix, sangat tak mungkin karena Felix tuh kaya Esa dimata Chaeyeon. Jadi entahlah, toh ia belum memikirkan masalah pasangan. Ia masih nyaman dengan hidupnya yang seperti ini.

.
.
.
.
.
.
.
Next

SO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang