So
Bisa Banyak
Bisa Jadi
So
Bisa Baca
Bisa Voment (Harusnya)
Selamat membaca
Hanya cerita tanpa unsur mencela atau menjiplak
Hanya cerita yang diketik dalam waktu senggang tanpa paksa
Hanya cerita yang dibuat dengan meminjam nama keluarga besar bab...
Karena misi membuat APD dan masker guna kerja nyata melawan #Corona sudah selesai
I am back 😁
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . . .
Menjadi anak sulung dan jarak yang dekat dengan kedua adiknya tak membuat Chaeyeon kekurangan kasih sayang. Saat umurnya satu tahun, ia sudah memiliki adik kecil. Dan saat adiknya berumur setahun sedang ia baru berumur 2 tahun, ia kembali mempunyai adik.
Saat sang Mami fokus pada si bungsu, Chaeyeon akan menjaga adik perempuannya bersama sang ayah. Sejak kecil ia sudah diajarkan untuk mandiri dan menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya.
Hingga sampai sekarang kedua adiknya sangat dekat dengan Chaeyeon, walaupun kadang keduanya bertengkar Chaeyeon dengan sabar menjadi penengah.
Namun ada kalanya ia juga dalam keadaan sulit karena tak bisa membuat kedua adiknya berhenti saling mendiamkan dan saling menunjukkan pertikaian. Saat seperti itu ia akan menuju Papi nya dan menumpahkan segala keresahannya.
Seperti sekarang, entah karena apa. Kedua adiknya saling menunjukkan tanda perang dingin. Dan saat seperti ini sang Papi sedang tidak disampingnya. Bisa saja dia bercerita lewat telefon, tapi dia pikir ini bukan waktu yang tepat. Karena pagi tadi sang Mami terburu-buru meminta izin padanya untuk menjenguk Papinya.
Ia pikir ada yang tak beres disana, jadi ia lebih baik memendam dulu semuanya. Sambil berusaha membujuk kedua adiknya untuk berbaikan.
Untungnya dikelas ia punya sahabat-sahabat yang mengerti. Ada Chaewon, Lia dan Yeji. Mereka berempat bukan dari kelas yang sama. Chaeyeon dan Lia yang satu kelas sedangkan Yeji di kelas X IPS 3 dan Chaewon di kalas X bahasa 3. Dari ketinganya hanya Yeji yang beda jurusan. Namun ke empatnya masih sering bersama di lingkungan sekolah.
Seperti istirahat kedua siang ini. "Chae loe pucat amat sih?. " Tanya Yeji yang sejak pagi baru ketemu Chaeyeon. Sedangkan Lia dan Chaewon sudah melihat wajah lesu Chaeyeon sejak pagi. Namun keduanya enggan bertanya karena nampaknya Chaeyeon belum siap buka suara.
"Tau dah, gua malam ini nginep di rumah siapa gitu. "
"Lah kenapa dirumah?. " Tanya Chaewon hati-hati.
"Cici sama Esa nyebelin. Udah tiga hari mereka saling diam. "
"Udah loe tanya satu-satu?. " Kini Lia yang bersuara.
"Udahlah, di chat sih tapi gak di bales. Dan pintu kamar mereka selalu kekunci. Mami juga ada acara nyusul Papi, pasti disana juga ada masalah. "
"Yaudah ntar malem loe tidur di rumah gua aja Chae. " Yeji menawarkan diri untuk menampung Chaeyeon.
"Okay, tapi gue datengnya agak malem ya. Mau mastiin mereka sampai rumah dulu. "
"Sans Chae. "
"Okay, lah kalian gak pesan makan?. "
"Ini mau pesan, loe pada nitip apa?." Ujar Chaewon menawarkan diri untuk memesankan teman-temannya makan siang.
"Samaain punya loe aja Won, ya gak Ji, Chae?."
Setelah Yeji dan Chaeyeon mengangguk, Chaewon bergegas menuju salah satu stand makanan.
*******
Sore ini Chaeyeon membolos dari club dance. Sepulang sekolah ia bahkan belum mengganti seragamnya dan hanya duduk diruang makan. Ia hanya bermain-main dengan ponselnya tanpa berniat memasak makan malam, tak perduli kalau sebenarnya ia tengah lapar. Duduk melamun sambil menunggu kedua adiknya pulang sejak sejam lalu membuat rasa lapar Chaeyeon makin terasa. Tapi sekali lagi, ia tak berniat untuk beranjak sebelum mendapati kedua adiknya memasuki rumah.
Sepuluh menit kemudian, Esa memasuki dapur dengan seragam dan atribut sekolahnya yang masih lengkap. Esa membuka lemari pendingin dan mengambil satu kaleng soda tanpa menyapa kakaknya.
"Sa. " Panggil Chaeyeon lirih.
"Hmm. "
"Bisa duduk sebentar?, Cece mau ngobrol. "
"Kalau Cece mau tanya soal Cici, mending ngobrol sama Cici dulu terus samperin Esa. Maaf Ce, Esa ke kamar dulu. "
Chaeyeon tak bisa menghalangi langkah Esa. Dan membiarkan adiknya hilang dalam pandangannya. Dan lima menit setelahnya Chaeryeong memasuki rumah dan langsung naik dan masuk kekamarnya tak membalas sapaan Chaeyeon.
Semakin pusing dan muak. Chaeyeon menyambar tas dan kunci mobilnya lalu berjalan keluar rumah.
*******
Hyunjin terlihat kebingungan mencari sang kakak. Pasalnya setelah chat meminta di jemput di kampus, usai ia latihan dance. Ponsel kakaknya tak aktif.
Hyunjin tak salah baca jika kakaknya minta dijemput di taman ini. Sebelumnya, ia sempat tersesat untuk sampai disana. Namun setelah tujuannya dirasa benar, ia memarkirkan motor dan berkeliling mencari sang kakak.
Sepuluh menit berlalu, ia mendudukkan dirinya disalah satu bangku taman. Sambil mengatur nafasnya, ia memaksa dirinya untuk terus berfikir positif. Saat dirasa ia mulai tenang, dirinya hendak bangkit untuk kembali mencari sang kakak. Namun deringan di ponsel membuat ia menunda kegiatannya.