.
.
.
.
.
.
.Terburu-burunya Hyunjin undur diri dari rumah Chaeyeon bukan tanpa alasan. Hyunjin sebenarnya berbohong dengan bilang bahwa kakaknya pulang lebih awal. Toh ia masih canggung di rumah keluarga Lee. Ia juga segera pamit agar gadis yang tampak pucat tersebut kembali beristirahat. Ia pulang membawa serta Felix dan memastikan pemuda itu memasuki rumah papanya dan tak merusuh di rumah keluarga Lee.
Hyunjin menjadi pusat perhatian mahasiswa-mahasiswi saat dirinya berdiam diri di atas motor tepat disamping halte deket gerbang kampus sang kakak. Saat mengambil motornya digarasi rumah keluarga Lee ia menyambar helm milik Lino. Persetan dengan Lino yang akan kehilangan helmnya, Hyunjin tak perduli. Ia hanya memikirkan akan sangat bahaya jika hanya membawa satu helm untuk menjemput sang kakak. Karena ia akan kena ceramah panjang oleh gadis yang bahkan di kesehariannya tak banyak bicara tersebut.
Setelah menunggu hampir 40 menit, Hyunjin mendapati sang kakak dari kejauhan. Ia telah mengirimkan pesan bahwa telah menunggu di dekat halte. Dan dilihatnya sang kakak menghampiri dengan tergesa-gesa.
"Dek, buruan jalan. "
"Kakak kenapa buru-buru?. "
"Gakpapa. "
"Hmmm."
Hyunjin tak mau bertanya lebih. Ia melihat mata sembab kakaknya dan merasakan baju seragamnya basah sekarang. Dibelakangnya sang kakak menangis dalam diam.
"Jangan bilang Ayah sama Bunda, kita cari jalan yang memutar dulu dek. Biar sampai rumah nanti mata kakak udah gak bengkak. "
"Iya, apa kita berhenti dulu di toko es krim kesukaan kakak saja?."
"Nggak, kita tetep jalan saja dek. "Saat sampai perempat dan lampu jalanan masih menunjukkan tanda berhenti. Hyunjin menyalakan lampu sen ke arah kiri yang akan sangat memutar jalur untuk kerumah. Biarlah sang bunda menunggunya lebih lama sore ini.
*******
Sesampainya Hyunjin dan sang kakak di rumah, langit telah menggelap. Hal tersebut membuat Yerin sedikit lega karena matanya sedikit lebih baik.
"Makasih dek, maaf kakak selalu bergantung padamu. "
"Gpp kak, Hyunjin juga sering bergantung dengan kakak. Sekarang kakak langsung kekamar, biar Hyunjin yang di interogasi Bunda. "
"Iya dek. "Hyunjin memasuki rumah dan langsung menghampiri Ayah Bundanya di ruang keluarga.
"Hey boy, kenapa telat?. "
"Tadi ambil motor dulu terus jemput kak Ye. "
"Terus kakakmu dimana?."
Tanya sang Bunda.
"Langsung ke kamar bun. "
"Udah yah, kamu samperin si kakak sebelum pintunya dikunci. "
"Ok. "
Jaebum beranjak menuju kamar adik iparnya itu atau lebih tepatnya putri sulungnya."Bun ayah mau ngapain?. "
"Sini kamu duduk dulu. "
Hyunjin menurut.
"Tadi kakakmu dijalan sempat nangis?. "
"Hmmm. "
"Gpp kamu cerita aja sama bunda, kakak gak akan marah. "
"Sebenarnya kak Ye nangis sejak Hyunjin lihat. "
"Terus adek tanya-tanya gak?."
"Gak lah bun, nanti kakak tambah sedih. Tadi juga kami lewat jalan memutar biar kakak tenang dulu. ""Good job boy, bunda boleh minta sesuatu sama kamu?. "
"Kak Ye disini jauh dari uncle mu. Kamu harus jadi adek yang baik buat kak Ye ya?. ""Siap bun, oh ya kenapa uncle, grand ma and pa gak ikut pindah sih. Kan nanti Kkami bisa ketemu Coco dan Damon. "
"Unclemu akan pindah setelah lulus kuliah dek, Bunda kangen Damon masa. "
"Bunda kan bisa main sama Kkami atau sama Nora di rumah belakang. "
"Hahhaaa, kamu tuh anak Ayah sama Bunda tapi kenapa alergi kucing kaya uncle mu sih?. "
"Ya mana Hyunjin tau bun. ""Oh ya tadi bunda belum jawab Ayah kenapa nyamperin kak Ye. "
"Ayah mau berperan jadi kakak laki-lakinya kak Ye dulu. Kayaknya kak Ye kangen Unclemu. "
"Bunda ada-ada aja. "
"Heheehee ah ya boy. Kamu kan kayak Ayahmu ya, anak tunggal laki-laki. Bunda minta kamu tetep kaya gini ke bunda setelah punya pacar nantinya. "
"Bunda bilang apa sih, bunda kan cinta pertama Hyunjin jadi akan tetep jadi nomor satu. "
"Bunda gpp kok jadi nomor 2. Nantinya kan adek bakal tumbuh dewasa dan bertemu pasangan yang tepat. Ingat, adek gak boleh nyakitin perempuan manapun, sekalipun perempuan tersebut nyakitin adek, maafkan dia, kalau bisa adek buat perempuan itu menyadari perbuatannya dan minta maaf. ""Iya bun siap. Bunda mah akan tetep nomor satu pokoknya, kata Ayah anak cowok tuh harus jadiin ibu nomor satu selamanya. Bunda tau sendiri kan gimana Ayah sayang banget sama nenek, tapi Bunda gak cemburu kan ya?. "
"Bunda paham betul gimana Ayah kamu. Mana bisa bunda cemburu sama nenekmu. Ayahmu paham betul gimana posisi Bunda, orang tuanya dan kamu di hatinya. "
"Bunda terbaik memang. Nanti Hyunjin harus ketemu perempuan yang kaya Bunda. ""Aminn, tapi adek juga harus terima kalau cinta pertama seorang anak perempuan adalah sang Ayah. Apalagi kalau perempuan tersebut juga sudah punya cinta kedua, mantannya mungkin. "
"Hahaha bunda mah. Hyunjin mandi dulu ya bun. "
"Okay, bunda siapin makan malam dulu ya."Mungkin Hyunjin di luar sana adalah pemuda yang jauh dari kata manja, tapi tak menutup kemungkinan sisi manjanya ada dan mendarah daging. Contohnya saat ia dengan kedua orang tuanya. Menjadi anak tunggal tak membuatnya lebih memilih menghabiskan waktunya di luar rumah. Dengan lebih sering mengobrol dengan orang tuanya ia tumbuh dengan baik. Menjadi bukti keberhasilan Im Jaebum dan Baek Suzy dalam mendidik putra satu-satunya, dibalik drama menyedihkan mereka saat Hyunjin kecil.
.
.
.
.
.
.
.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
SO
FanfictionSo Bisa Banyak Bisa Jadi So Bisa Baca Bisa Voment (Harusnya) Selamat membaca Hanya cerita tanpa unsur mencela atau menjiplak Hanya cerita yang diketik dalam waktu senggang tanpa paksa Hanya cerita yang dibuat dengan meminjam nama keluarga besar bab...