Part 9

124 18 6
                                    


.
.
.
.
.
.
.

"Halo bun?. "

"Kamu dimana dek?, jadi jemput kak Ye?."

"Iya bun, tapi belum ketemu. "

"Duh dek, maafin kakak. Tadi ponsel kakak mati dan kamu belum sempat bales, kakak tunggu 15 menit kamu belum juga muncul jadi kakak pulang. Jadi ini kakak baru sampai rumah. "

"Syukurlah kalau gitu, maafin Hyunjin juga kak tadi masih latihan jadi gak lihat ponsel. Kalau gitu Hyunjin jalan pulang deh. "

"Okay, hati-hati. "

"Siap. "

Hyunjin bernafas lega setelah mematikan panggilan dari sang bunda. Sekarang ia berniat untuk pulang dan makan malam karena ia sudah sangat lapar. Namun lagi-lagi ia mengurungkan niatnya untuk melangkah karena melihat seseorang yang ia kenal di kejauhan.

Masih mengenakan seragam yang sama seperti dirinya, orang tersebut duduk disalah satu ayunan yang sepi pengunjung. Karena malam ini taman tersebut lebih didominasi kaum muda daripada keluarga dan anak-anak.

Berniat ingin menyapa, Hyunjin menghampiri ayunan tersebut. Namun lima langkah sebelum sampai, ia terdiam karena mendengar suara isak tangis. Sedikit merinding, apakah isakan tersebut nyata atau hanya ia yang salah dengar Hyunjin buru buru melangkah ke dekat ayunan.

Dan benar saja, seseorang yang akan disapanya sedang menunduk dan menumpahkan tangisnya. Jadi suara tersebut adalah kenyataan.

"Chae?."
Sapanya dengan pelan.
Yang disapa, Chaeyeon. Mengangkat kepalanya dan menghapus jejak air matanya.

"Hmm."

"Are you okay?."

"I 'm not. "

"Boleh gua temenin?. Atau malah gua ganggu?. "

"Gak ganggu kok, sans. "

"Okay, kalau loe mau lanjut nangis gpp kok. "

"Hmmm, makin laper gua kalau nangis. "

"Lah loe laper? Gua juga, yoklah gue traktir makan. "

"Dih, belum juga gue traktir loe. Ini loe mau traktir gua lagi?. "

"Santai Chae, loe kan masih sedih masa gua yang minta traktir. Udah yok gua traktir, loe mau makan apa?."

"Gua like nih yang begini, gak kaya Felix sama si curut malakin gua mulu. Makan sate ayam aja dah tuh di depan parkiran mobil gua. "

"Okay. "

Chaeyeon dan Hyunjin yang tadi mengobrol santai kini tampak canggung saat menunggu makanan pesanan mereka. Lima menit keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Karena tidak tahan dengan siatuasi canggung, Chaeyeon membuka obrolan.

"Gimana latihannya tadi Jin?. "

"Makin asik, tadi gua di mentorin bang Lino. Doi beda banget kalau udah nari, gua taunya sih doi usil dan nyebelin banget. "

"Bang Lino mah hidup buat dance, dan gak bakal main-main kalau udah jam latihan. "

"Oh ya loe cabut latihan kenapa?. "

"Gpp sih, cuma pengen pulang cepet. "

"Loe udah pulang?. "
Chaeyeon hanya mengangguk seraya mempersilahkan pelayan yang mengantarkan pesanan menaruh makanannya di atas meja.

"Kok belum ganti baju?."
Lanjut Hyunjin.

"Makan dulu deh, ntar gue cerita. "

Dan keduanya kembali hening saat fokus pada makanan masing-masing. Setelah menghabiskan makananya, Chaeyeon benar-benar menceritakan kenapa ia bolos latihan dan sehari ini gimana perasaannya. Entah dapat keberanian dari mana, Chaeyeon langsung terbuka dengan Hyunjin yang baru dikenalnya tak lama.

"Terus malam ini jadi nginep di rumah Yeji?. "
Tanya Hyunjin setelah Chaeyeon bercerita.

"Gak tau deh. "

"Mendingan loe pulang deh Chae. Pasti adek-adek loe khawatir. "

"Gak mungkin, mereka cuekin gua yang ada. "

"Beneran deh Chae, pulang ya? Gua anter deh. "

"Gua bawa mobil kok. "

"Ya gua ikutin mobil loe ntar. "

"Gak usah Jin, ngerepotin loe mulu jadinya. "

"Dih siapa yang repot. "

"Yaudah gua pulang beneran abis ini dan bicara baik-baik sama adik gua. "

"Okay, terus gua bisa tau loe pulang beneran gimana?."

"Gua chat dah ntar pas sampai rumah. "

"Emang loe tau id line gua?. "

"Kagak. "

Chaeyeon tersenyum canggung.
"Siniin dah ponsel loe. "

"Buat apa Jin?. "

"Add line gua lah. "

"Okay. "

Chaeyeon menyerahkan ponselnya ke Hyunjin. Setelah selesain Hyunjin mengembalikan ponsel tersebut dan berucap.

"Udah loe chat Yeji dulu, gak jadi nginep gitu. "

Chaeyeon mengangguk dan segera mengirim pesan ke Yeji dan ke grup yang berisi ia dan dua saudaranya.

"Thanks Jin, gua pulang dulu. "

"Okay, jangan lupa loe chat gua. "

"Okay, duluan. "

"Tiati. "

"Loe juga. "

.
.
.
.
.
.
.
Next

SO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang