part 20

594 48 0
                                    

Mata haenul mulai terbuka sedikit menyipit berusaha menetralkan cahaya yang masuk ke dalam netra matanya.
"Haenul-ah kau sudah sadar ini eomma"ujur hanyung dengan wajah khawatirnya.
Melirik ke kanan dan ke kiri ternyata dia berada di rumah keluarga kim.
"Eomma?"
Panggilnya lirih dengan mata sayunya.

"Nee apa ada yang kau inginkan?"tanya hanyung,haenul menggeleng pelan dan kembali memejamkan matanya menahan rasa sakit di kepalanya.

*cklek.....

Pintu terbuka menampakan boram taehyung dan seokjin yang mulai memasuki kamar.
"Ya ampun anak appa"histeris seokjin saat melihat putrinya terbaring lemah di ranjang.
Haenul menoleh mendapati sang appa yang menampakan mimik wajah khawatirnya.

*plak...

Satu pukulan mendarat di tengkuk lehernya dan pelakunya adalah sang istri sendiri.
Seokjin meringis kesakitan sedangkan sang pelaku sudah berjelit.
"Kau tau haenul sedang istirhat jangan ganggu dia!"tegas hanyung pada sang suami,sedangkan sang suami hanya bisa berucap maaf.

Haenul tersenyum kecil melihat tinggkah laku orang tuanya masih seperti bocah labil.sedangkan boram mulai murung dan meninggalkan kamar yang kini di tempati haenul.
Merasa ada yang aneh dengan boram haenul mencoba bangkit untuk menghampir orang yang dia anggap sebagai adik itu.

"Haenul kau mau ke mana?kau masih belum pulih betul"khawatir taehyung ketika haenul berdiri dari tempat tidurnya,haenul tersenyum kecil.
"Aku mau menemui adikku"ucapnya lalu meninggalkan kamar itu.

Dari kejauhan nampak boram duduk di pinggir kolam dan mencelupkan kakinya,haenul tersenyum berhasil menemukan boram.
Haenul berjalan mendekat ke arah boram,dan mendudukan dirinya tepat di samping boram.

"Anyeong boram-ah"sapa haenul boram hanya diam dan menggoyang goyangkan kakinya di dalam kolam.
Haenul mencoba menabak apa yang terjadi pada boram,lalu tersenyum kitaka ingatan itu muncul di otak cantiknya.
"Kau ini pencemburu sekali sih"ucap haenul santai sambil memain mainkan kakinya di dalam kolam.

Boram melirik haenul lalu kembali menoleh tak mau menatap haenul.
"Apa maksudmu pencemburu!"ketusnya tak terima di katakan pencemburu.
Haenul terkikik kecil lalu menatap kembali boram yang memalingkan wajahnya.

"Kau tau kau itu lebih beruntung dari diriku"ucap haenul lalu menatap ke arah kolam yang memantulkan wajahnya.
Boram kembali menoleh mengarah haenul kini dia mulai tertarik akan pembicaraan haenul.

"Dulu sekali saat eomma dan appa membawaku ke rumah ini,aku begitu terkagum kagum melihat rumah ini rumahmu lebih tepatnya saat itu kau masih kecil sekali sekitar 3 tahunan tapi kau sudah memiliki semuanya bahkan mainanmu saja sampai di buat ruang khusus saking banyaknya mainan,saat itu kau menatap ku heran se akan akan melihat sesuatu yang menarik namun aku tak tau apa yang kau pikirkan tentangku saat itu,suatu hari saat umurku beranjak 9 tahun sedangkan kau 4 tahun kau sudah mulai menampakan sisi manjamu padaku"boram nampak atusias mendengar cerita haenul namun haenul menghentikan cerita yang sudah menarik di dengarnya.

"Kenapa berhenti ayo lanjut"ujur boram haenul terkekeh lalu mulai melanjutkan ceritanya.

"Saat itu kau masih sering bercerita denganku dari mulai orang yang membulymu di tk dan lain lain,aku hanya home schooling saat itu karena aku memilik trauma berat aku jadi susah brgaul,setiap kau pulang sekolah kau begitu bersemangat menceritakan teman-temanmu aku jadi merasa iri padamu haha~,sampai akhirnya aku mulai memberanikan diri untuk masuk sekolah dasar tapi tetap saja aku tak bisa bergaul"

"Lalu"

"Saat smp aku banyak di sukai orang banyak yang memuji kecantikanku dan begitu banyak yang dekat denganku sampai sampai hampir 1 sekolah banyak mengenalku,tapi aku tau itu hanya ketenaran dari wajah dan juga appa dan eomma yang waktu itu memiliki peeruahaan terbesar sebelum joen depertemen ada"
Boram menunduk mulai menyenderkan bahunya.
Haenul masih tetap melanjutkan ceritanya.

"Saat aku sma kelas akhir kau di pindahkan eomma ke jepang karena harus mengikut halmoni yang katanya merindukanmu saat itu kau masih sd kau ingat?"
Boram menggeleng kan kepalanya sama sekali tak mengingat kejadian itu.

"Lanjutkan"tanya haenul melirik boram,boram mengagguk kan kepalanya.

"Lalu saat aku lulus kuliah kau kembali,aku sangat senang kala itu namun sayang kau sedikit melupakanku hehe,jadi waktu itu kau pikir aku sahabat lamamu yang tinggal di rumahmu tapi aku juga merasa begitu sih kadang menggapmu adikku atau terkadang juga sahabatku"ucapnya menggarut tengkuk nya yang tak gatal.

Boram tersenyum sendu dan memeluk haenul.

"Mianhe eonni-gha"
Haenul sedikit tersentak ketika boram memeluknya secara tiba tiba namun tak berselang lama haenul menyambut hangat pelukan boram.

Haenul merasa perutnya kembali mual lagi,cepat dia melepaskan pelukannya dan berlari cepat menuju toilet.
Saat sudah sampai di toilet haenul kembali memuntahkan cairan bening dari mulutnya setelah itu kembali mencuci mulutnya.
Boram yang baru saja sampai dengan wajah khawatirnya kini mulai membimbing tubuh haenul yang kembali terasa lemas.

"Ya ampun keponakanku ini nakal sekali ya"ujur boram dibuat buat sedang memarahi keponakannya yang bahkan belum bisa mendengar ucapannya.
Mendengar kata 'keponkan' yang meluncur dari mulut boram haenul menoleh dan menampakan ekspresinya tak dapat di artikan.
Boram tersenyum saat mimik wajah itu meminta penjelasan.

"Ya benar,saat ini keponakanku ada didalam sini"ucapnya mengelus perut datar haenul.
Haenul diam tak bergeming dari tempatnya tangannya mulai terulur menyentuh perutnya.
Apa yang dikatakan boram benar tapi dia dan jungkook kan-.
Ingatan haenul kembali pada malam itu.

Kakinya mulai bergetar dan terasa lemas,dan tak lama.

*bruk....

Haenul jatuh langsung ke lantai namun bukan pingsan dia tak percaya akan ini semua.
Air matanya mulai meluncur dari pelupuk matanya pikirannya sudah tak tau kemana saat ini.

'Sekarang apa,dalam 2 bulan ini aku akan bercerai dengan jungkook dan jungkook akan menikahi yuerom lalu aku dan anaku bagaimana bagaimana?!'

Tbc....

|| my boss my husband ! || {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang