15 : Kehadiran Sosok Dari Masa Lalu

192 12 0
                                    

"Aku di DO."

Kalimat tersebut berhasil mengalihkan perhatianku dari buku-buku di depan.

Lantas kuangkat pandangan untuk menatap lelaki yang sedang berdiri itu.

"Cari kampus lain," balasku. Lalu kembali memfokuskan diri pada kegiatan awal. Mencatat modul jadwal perkuliahan.

"Padahal aku udah usaha buat kejar matkul yang tertinggal. Tapi tetap aja, IPK aku kata dosen nggak cukup selama dua tahun ini. Dan aku ditendang dari kampus sekarang..."

Aku melirik Azka sekilas karena penjelasannya tersebut.

"Apa ini azab ya gara-gara aku dulu pernah..."

Dia mengembus napas kasar.

"Bukan azab. Tapi, pelajaran. Teguran! Biar nggak diulang lagi untuk yang kedua kalinya. Kalo ini tuh salah satu balasan dari perbuatan kamu yang bejat itu!."

Terdengar tawa garing usai aku berkata.

"Apanya coba yang lucu?," kuperhatikan ia dengan muka masam sambil melirihkan suara.

"Kamu yang lucu. Biar kutebak, kamu ngomong gitu karena cemburu, 'kan?," tudingnya.

"Ih, geer-an amat sih jadi orang?! Nggak sama sekali! Ngapain coba!," aku memutar bola mata.

"Lagian aneh, dikasih teguran kok malahnya lucu," lanjutku.

Azka terdiam detik itu juga. Raut wajah yang tadinya cerah ceria, berganti dengan raut muram bagai ditohok oleh sesuatu yang tajam.

Aku kembali meliriknya.

Apa dia sakit hati? Kalau iya, kenapa dia sanggup bertahan untuk hidup bersamaku?.

Selama apa aku sudah menyakiti hatinya dengan seluruh kosa kata yang aku keluarkan saat bicara dengannya?

Selama itu pula ia mengalami yang namanya heartbreak.

Aku jadi bingung dengan cara apa lagi bisa membuat Azka berpikir untuk mengakhiri pernikahan ini.


***


Semenjak dikeluarkan dari kampus oleh pihak perguruan tinggi tersebut, Azka semakin giat belajar. Tak jarang aku mendapatinya berkutat di depan laptop dengan buku-buku di atas meja.

Entah lah, aku enggan bertanya dan hanya dapat menunggu waktu ia jelaskan nanti.

Ini tahun kedua lebih delapan bulan aku menuntut ilmu di universitas pilihanku itu. Dan sekarang, aku hampir mencapai semester akhir karena saat awal pendaftaran aku mencoba langsung untuk mengambil diploma 3 dalam bidang ilmu akuntansi.

Friska dan Izzah pun sama.

Namun, Friska lebih semangat dari Izzah agar bisa bekerja sambil kuliah.

Pencapaian kami masih panjang. Aku dan Friska maksudnya. Karena Izzah sudah cukup sampai d3 saja katanya. Gadis yang memiliki nama lengkap Azizah Zulhaira itu ingin mengistirahatkan otak dari yang namanya mencatat-belajar.

Sementara aku dan Friska sedang berjuang untuk lulus secara cumlaude. Agar bisa cepat-cepat mendapatkan penempatan kerja dengan baik.

Kami, mahasiswa dari universitas tersebut memang diwajibkan membuat keterikatan ruang lingkup kerja saat masa kuliah selama tiga kali ditambah satu tahun.

Bukan Imamku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang