Bab 32

59 8 1
                                    

Wah' maaf sekali ya saya lupa menghidangkan teh seru bu Karmo tiba-tiba, sebentar ya...ujarnya sambil berdiri. Tak usah repot-repot bu balas bu Ningsih...'akh' cuma air teh tunggu sebentar ya, ia terus menuju ke suatu ruangan. Bu' seharusnya kita sebentar saja di sini, perasaan sejak kejadian itu bapak selalu gemetar..' apalagi saat ini katanya pada istrinya.

'Akh bapak' bawaannya selalu takut sekarang, nanti ibu jadi takut juga jawabnya, lalu mereka sama-sama diam dan..tak terasa jarak duduk mereka lebih berdekatan. Nah' ini tehnya, maaf kalau kelamaan seru nyonya rumah.

Silakan di minum tehnya ujar bu Karmo. Waktu tamunya minum ia tanpak memperhatikan sesuatu...! Saya merasa mereka lebih merapat duduknya, terlihat suaminya agak gelisah pikirnya dalam hati.

Saya lihat anda sendiri saja di rumah tanya bu Karmo, saya tidak melihat putri anda tanyanya lagi, ia tidak memperhatikan perubahan wajah bu Karmo. Di rumah ini saya bersama pembantu, suami saya lagi ke luar kota, sedangkan putri saya jelasnya..itu fotonya sambil menunjuk ke sebuah foto yang terngantung di dinding sudah meninggal dunia ujarnya lagi.

Saat di lihatnya dengan jelas wajah gadis di foto itu dan dengan keterangan sudah meninggal dunia, sontak membuat tubuhnya seperti es dan Mulutnya diam terkunci. Bu Ningsih mengira istri pak Abas diam karena tidak enak sudah bertanya soal anaknya, dia tidak tahu kalau nyonya Abas menahan gemetar tubuhnya (siapa yang tidak akan takut, lah' dia kan baru bertemu gadis itu).

Saya pribadi sangat senang kalau barang kesayangan putri saja bisa kembali, saya ucapkan terima kasih kata bu Karmo singkat. Sama-sama bu, dan...maaf ' kami juga tidak bisa lama karena sudah agak malam balas Bu Ningsih, mungkin lain kali kita berdua dapat mengobrol lebih lama jawab bu Ningsih, ia menoleh ke arah suaminya sekilas.

Pak Abas tidak banyak bicara, ia menganggu sebentar ke Bu Ningsih lalu berdiri dan berjalan pelan ke arah pintu. Bu Ningsih berjalan di samping suaminya, pandangannya lurus ke depan, sedikit pun ia tidak mau menoleh. Aduh....aduh... kok pekerjaanya tidak di selesaikan seru Bu Karmo tiba-tiba.

Pak Abas dan istrinya spontan menoleh ke arah bu karmo terkejut. Bu Karmo sadar sudah mengejutkan tamunya, ia menunjuk ke bunga-bunga di atas meja, itu pekerjaan pembantu saya jelasnya. roman wajah Bu Ningsih jelas terlihat sangat ketakutan.

DIA YANG KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang