Bab 40

62 8 0
                                    

    Setelah capek menggerutu ia berdiri di depan mobinya. Cukup lama ia melihat dan memperhatikan jalan di depannya yang tidak terlalu terang karena jarak lampu  agak jauh jadi tidak terlalu jelas.

     Perlahan matanya bisa melihat,  tapi... ! Yang jadi perhatiannya ada pada sudut jalan yang di sana berdiri tegak sebuah pohon.  Tanpa ada perubahan pada wajahnya saat ia melihat pohon itu dan spontan ia berbalik ke arah mobilnya.

     Ayaaah.....ayaaaah... pak Karmo terdiam, saat ini badannya menghadap ke pintu dan tangannya memegang kunci mobil tapi ia tidak bisa membuka pintunya karena tangannya gemetaran. Pak Karmo tahu siapa yang memanggilnya, ia merasakan jantungnya berdetak keras dan pikiran yang bercampur aduk. Ia merasakan tubuhnya tegang dan hawa dingin di bahunya.

     Aku tahu itu pasti kamu Rani....? tolong  jangan ganggu saya jawab pak Karmo yang masih tegak membelakangi, ia memejamkan matanya karena tidak berani melihat.
Hi...hi...hi....ehrkkk...waktu kauu membunuhkuu hatimu tega, sekarang kauu mintak tolong jangan memgganggumu ehrkk....ehrkk...hi...hi....hi... suara tertawanya membuat tubuh pak Karmo mandi keringat, tak bisa ia menggerakkannya.

     Kauu haruss ikut aku ke tempat di mana kau menggantung tubuhku..
hi..hi.hii...pak Karmo tahu sekarang sudah malam jadi tidak ada harapan akan ada orang yang akan lewat, ' tidakk ' kau sudah mati, jangan ganggu aku jeritnya.

     Dengan sekuat tenaga ia menggerakkan tangannya dan berhasil. Baru satu kaki ia masukan ke dalam mobil aduh....aduuh sakit sekali jeritnya. Ia memegang dadanya yang terasa sakit.

    Rasa terkejut muncul saat dadanya di pegang, ia merasakan memegang yang lain seperti tali yang keras. Waktu di lihatnya bukan tali tapi akar pohon yang menembus dadanya dan mengikat kuat.

DIA YANG KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang