Bab 41

65 7 1
                                    

Perlahan muncul cairan dari mulutnya, mengalir membasahi dadanya. Pak Karmo hanya bisa melihat darah itu terus mengalir. Selanjutnya ia hanya bisa merasakan sakit luar bisa saat akar itu menarik tubuhnya ke pohon besar tempat ia menggantung anak tirinya.

suaranya tidak bisa lagi keluar. Bukan menyesalin perbuatannya tapi di otaknya ia memikirkan mengapa tidak dari dulu ia membawa semua harta yang ia dapat dan lari saja, menyesal ia.

'Penyesalan selalu datang terlambat. Saat tubuhnya tergantung di pohon dengan sangat kuat, nyawanya sudah tidak betah lama-lama di tubuhnya, hanya berapa detik langsung kabur. ( di jamin orang yang pertama menemukannya pasti menjerit...' bodoh ' so pasti menjeritlah masak tertawa....hi...hi...)

Betul kan..! Paginya langsung heboh, yang ketiban dapat rezeki melihat mayat tergantung itu Kodir, Ia tiap pagi pergi kerja, rencananya mau hemat waktu jadi jalan pintas. Yaa bisa ketebak, saat ia lewat belum menyadari karena pikirannya terlalu fokus, naah entah mengapa tiba-tiba tu mata melihat kepohon, jadi tak usah di katakan bagaimana orang penakut bila melihat sesuatu yang mengerikan.....?

Komplek sepi, di tambah ukuran suara Kodir yang keluar sampai ke level tertinggi dengan tingkah seperti orang kesurupan, kontak masyarakat di sana pada keluar rumah, sebagian laki-laki ke jalan mencari siapa yang menjerit pagi-pagi. Dengan di ketuai pak rt dan atas petunjuk seorang warga yang mendengar asal suara berasal dari jalan di samping tpu, mereka segera ke sana.

Lihat...' itu seperti Kodir tunjuk seorang warga. Dir..dir..ngapai kau nungging di jalan ni tanya Udin. Coba kalian bantu ia, suruh duduk yang benar perintah pak rt. Setelah tenang ayo Dir ' kenapa kau menjerit pagi-pagi tanya pak rt.

Iya nih Kodir...sekomplek ini pada kaget tau, tadi aku sakit perut dan rencananya mau dugem di wc jadi batal karena kau. Pak rt marah karena bicaranya di potong oleh Udin. Hei...' kalau bicara jangan ngelantur, tanya dulu apa persoalannya cetus pak rt pada Udin sebel. Teman Udin pada tertawa melihat Udin di marahi.

DIA YANG KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang