Bab 39

64 6 0
                                    

Malam itu niat hati pak Karmo mau menuju ke villa. Keluar dari komplek lewat samping tpu saja biar cepat ke jalan raya pikirnya. Mobil di jalankannya dengan kencang, kalau malamkan sepi dan polisi tidak ada jadi bebas aku ngebut pikirnya. Sambil melihat ke jalan ia tersenyum-senyum sendiri, entah apa yang ada di pikirannya tapi yang pasti itu rencana yang sudah lama ia pikirkan.

Akh'..bodoh..bodoh...gerutu seorang lelaki pada temannya. Perasaan berpergian dengan mu selalu sial ujarnya lagi. Teman yang bersamanya sebel dengan gerutunya, memang siapa yang maksa kau ikut denganku Man jawabnya.

Yaaa...yang mau ikut aku sendiri tapii lihat...! Bis yang kita tumpangi jalannya lambat sehingga baru malam sampai terus handphonemu tinggal dan....punyaku mati, dan mana lagi mencari rumahnya jalan kaki, lengkap sudah penderitaanku jelasnya lagi.

Sudahlah, tak lama lagi kita sampai, Tapi....! Ngomong-ngomong bukan kita saja yang bodoh tapi itu yang lebih parah ujar Mansur sambil menunjuk mobil yang ia lihat selalu putar balik berkali-kali. Mereka jadi berhenti dan memperhatikan mobil itu.

Apa kau kenal mobil itu Wan..? tanya Mansur pada Wawan. ' Tidak ' sahut Mansur. Hei ' ngapain kita jadi berhenti celetuk Wawan, kalau bukan mabuk ngapain mobilnya bolak-balik gitu ujarnya. Ayo ' berjalan lagi, nanti orang itu marah kalau kita ikut campur ajaknya sambil menyentuh tangan Mansur. Tak lama mereka berdua meninggalkan mobil itu.

Aduh' pak Karmo memegang dadanya, ia merasakan sakit yang luar biasa, dadanya seperti di ikat sehingga untuk bernapas pun susah. Karena sudah tidak tahan ia menghentikan mobilnya.

Kenapa...! Dadaku tiba-tiba sakit ya pikirnya. Apa aku lanjutkan ke villa atau ke rumah sakit sebentar, ia binggung apa yang akan di lakukannya. Ia memperhatikan keadaan sekitar, apa...apaan ini, ia jadi sangat terkejut, kenapa aku masih di sini, suaranya sangat keras.

Pak Karmo keluar dari mobilnya. Ia lalu memukul depan mobilnya karena sangat marah. Yakin sudah berapa jam berkendaraan, tapii...! ternyata masih berada di jalan samping tpu sial...siaaal gerutunya.

DIA YANG KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang