i just made those mfs kiss and now i don't know what to write.
👁👅👁 🎶 tell my mama - lauv
⚠️ warn! mild sensitive content : suicidal actions (implicit)
••••••
Satu hal yang Chris dapatkan hari ini : pacarnya adalah orang tersantuy sekaligus terdrama yang pernah ia kenal. Beberapa menit yang lalu anak ini baru saja pingsan dan dikhawatirkan nyawanya, namun sekarang ia sudah bisa protes ke seorang pelayan karena memberikannya daging yang kurang matang.
"Udahlah, Jin. Minta dimasak ulang lagi aja? Bisa kan, mbak?"
"Bis—"
"Tapi kan nggak enak! Ihhh!"
Chris hanya bisa menghela nafas dan mengelus dada jika dilihatnya Hyunjin sudah mengamuk. Ingin sekali menenggelamkan ini orang di laut, tapi ya gimana. Nanti Chris jomblo dong.
"Udah mbak. Bawain aja yang baru, nggak bakal selesai kalo gini terus," kata Chris tegas yang dibalas anggukan ringan oleh si pelayan. Mari doakan agar mbaknya diberikan ketabahan menghadapi Hyunjin.
Setelah dirasa mbak pelayan sudah pergi ke balik pintu dapur, Chris memulai percakapan, "Lu tadi ngapain di TK? Mau daftar jadi murid?"
Perubahan ekpresi pemuda di hadapannya kentara sekali, menambah kecurigaan si blasteran yang memang sudah meluap sejak tadi.
"Um— itu, gue tadi niatnya cuma nengokin adek temen, cuma ya gitu,"
"Cuma ya apa?" tanya Chris lagi, menatap intens manik gelap di hadapannya yang jelas-jelas menghindari kontak mata dengannya.
"Y-ya gapapa. Kepo amat!" balas Hyunjin seadanya karena jujur ia tidak ingin melanjutkan percakapan ini lebih lanjut. Aura Chris selalu membuatnya merasa terintimidasi, tapi justru itu yang membuat hubungan mereka bertahan.
"Lu nggak bantuin kak Yunseong kan?"
"Hah— enggak!" kata Hyunjin, nada bicaranya sedikit naik, "Lagian emang kenapa sih kalo gue bantuin juga? Urusan lu?"
Chris mencoba untuk tetap tenang mengingat mereka masih di tempat umum, "Kan lu udah gue bilangin kalo Junho itu temen gue. Masih inget kan?"
Hyunjin membuang nafas kasar. Terus kenapa kalau mereka berteman? Kalau soal teman sih artinya si pendek Changbin juga temannya. Yunseong sama Changbin saja sana.
"Bodo amat. Udah ah, pengen pipis!" jawab Hyunjin menyudahi argumen mereka, malas berpikir untuk kelanjutannya. Ia merogoh tasnya untuk mengambil tisu dan meninggalkan meja untuk pergi ke toilet, meninggalkan Chris yang masih menopang dagunya sendirian.
"Kalo nggak ada Junho waktu itu mungkin lu nggak ada di depan gue sekarang, Jin,"
••••••
"Mini pulang," kata Minhee lirih sambil membuka pintu depan rumahnya, kemudian menaruh sneakers putihnya di rak sepatu. Untung saja kedua orangtuanya sedang di luar hari ini— sehingga mereka tidak perlu melihat mata anak semata wayangnya yang kini terlihat sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
the place of broken things • hwangmini
Fanfiction"𝐘𝐨𝐮 𝐬𝐡𝐨𝐮𝐥𝐝'𝐯𝐞 𝐭𝐨𝐥𝐝 𝐦𝐞 𝐢𝐟 𝐲𝐨𝐮 𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐜𝐚𝐫𝐞𝐝," [welcome to the place where maybe- no one's actually happy.] bahasa | semi-baku to non-baku | harsh words side - deulcha/junmini