pilih aku atau dia
👁👅👁🎶 feel it twice - camila cabello
••••••
Ketemu Yunseong lagi bukanlah pilihan yang tepat, dan sekarang Minhee menyesali itu. Dia menyetujui ajakan untuk ketemuan di restoran yang sama dengan tempat kejadian penuh skandal itu terjadi (meskipun hanya di parkirannya), namun ia ragu apakah akan turun dari mobil atau tidak.
"Dek? Kok diem aja? Itu temennya kan?" kata supir pribadi Minhee, pak Burhan— yang mulai curiga dengan gerak-gerik majikannya. Ini si adek nggak berniat ngebobol kasir restoran kan? Ekspresinya seperti orang dengan niat tidak baik.
"Iya, pak. Lagi nyiapin mental bentar."
Apa kata kamu lah dek daripada gaji saya dipotong, batin pak Burhan, mulai memikirkan ingin resign saja.
"Oke pak! Minhee turun ya!"
"Mau saya tungguin atau gimana?"
"Tinggal aja. Nanti Minhee pulangnya bareng temen,"
Pak Burhan memberikan tanda 'ok' dengan tangannya. Beliau pun memundurkan mobil untuk kembali menuju rumah kediaman keluarga Kang, tempatnya mengabdi selama tujuh tahun.
Kembali ke Minhee. Ia sudah melangkahkan kaki ke dalam restoran dan matanya sibuk memindai sekeliling ruangan, mencari keberadaan Yunseong. Saat ia akhirnya menemukan pemuda itu, dengan takut-takut Minhee menghampirinya.
"Seong? Lama nunggu nggak?"
Yunseong yang semula sedang membalas pesan Junho yang meminta untuk dijemput dan ngajak nonton bareng (ditolak tentu saja), mendongak saat mendengar suara orang yang sulit dicarinya selama seminggu ini.
"Eh, Minhee. Nggak kok, baru 10 menitan."
Minhee mendudukkan dirinya di depan Yunseong meskipun pemuda itu belum memintanya duduk— tapi bodo amatlah. Siapa yang sedang membutuhkan di sini?
"Mau pesen makanan dulu, Min?"
"Nggak. Minum aja,"
Yunseong mencibir dalam hati melihat sikap sok dingin dari Minhee, tapi ia tetap memanggil pelayan untuk memesankan segelas es teh manis. Begini-begini Yunseong masih sayang nyawa, takut dikeroyok sama teman-temannya Minhee yang pasti menang dalam segi kuantitas. Gimana ya, temannya Yunseong cuma Junho sama Dongpyo.
Dan Junho yang bucin tidak mungkin memihak dirinya.
Yunseong menyesap minumannya sendiri sedangka Minhee membuka room chat dengan Donghyun yang sudah ia beritahu bahwa akan bertemu Yunseong hari ini.
"Kalo nanti hasilnya zonk, kamu izin ke kamar mandi aja terus telpon aku. Nanti kujemput dari pintu belakang," kira-kira begitu rencana mereka tadi. Donghyun sendiri sekarang sudah stand-by di restoran yang sama namun di bagian outdoor.
"Kenapa minta ketemuan?"
Yunseong hampir tersedak minumannya, "Ehm. Soal yang kemaren, gue mau minta maaf."
"Kenapa harus minta maaf?"
"Lu nggak suka kan?" tanya Yunseong balik.
"Biasa aja tuh,"
"Terus kenapa nangis?" skak. Sudahlah, mungkin Minhee nggak bakat jadi orang yang jual mahal dan cool. Memang sudah takdir baginya untuk menjadi seseorang yang ngegas dan to the point.
"Haduh. Gini ya, Seong. Bukannya gue benci sama lu atau gimana, tapi lu nggak inget lu ngapain aja dulu? Nyebar-nyebar fitnah kalo gue bukan orang yang baik ke hampir semua orang di sekolah. Lu pikir gue nggak sebel abisannya— ihhh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
the place of broken things • hwangmini
Fanfiction"𝐘𝐨𝐮 𝐬𝐡𝐨𝐮𝐥𝐝'𝐯𝐞 𝐭𝐨𝐥𝐝 𝐦𝐞 𝐢𝐟 𝐲𝐨𝐮 𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐜𝐚𝐫𝐞𝐝," [welcome to the place where maybe- no one's actually happy.] bahasa | semi-baku to non-baku | harsh words side - deulcha/junmini