"Jiminie, ayo cepat sayang. Jungkook sudah menunggu lama!" Jimin menghela nafasnya pasrah saat mendengar suara lembut yang selalu ia dengar tepat jam setengah tujuh pagi.
Dimana Bundanya akan sedikit berteriak dari bawah tangga dan menyuruhnya untuk cepat bersiap karna Jungkook sudah menunggu di depan rumah. Kebiasaan yang Jimin sukai awalnya, namun entah kenapa akhir-akhir ini semua kegiatan itu terasa menyedihkan untuknya.
"Ya bunaa! Jimin datang~!" Ucapnya dengan nada riang seperti biasa, bundanya bilang tak baik menunjukan pribadi dan sikap yang jelek di awal hari. Jimin harus banyak tersenyum agar harinya jadi baik dan penuh dengan kebahagiaan.
Dengan cepat ia menuruni tangga, pria mungil yang kini sudah menginjak kelas akhir semester kedua yang masih menyukai ice cream itu langsung berjalan ke arah meja makan dimana ada tiga orang kesayangannya disana. Ah.. Sekarang bertambah jadi empat karena ada-
"Selamat pagi hyung, lihat kotak bekal makan siangmu sudah aku isi dan aku juga membuatkan sarapanmu." Jimin menelan ludahnya dan mengangguk dengan ragu saat melihat Jungkook berdiri dengan senyuman lebarnya.
Jimin ingin memutar waktu rasanya, memutar waktu dimana semua perlakuan sosok di depannya tak membuat ia menaruh rasa dan harapan tinggi. Ia ingin kembali ke masa lalu dimana semuanya masih berjalan seperti biasa tanpa adanya rasa sesak di hatinya.
"Terima kasih Kookie." Gumamnya lirih dan memutus kontak dengan Jungkook yang hanya tersenyum tipis. Jimin lalu mendekati sang bunda yang sedari tadi tersenyum hangat melihatnya, ia mencium pipi wanita paru baya yang terlihat masih cantik itu dan mengucapkan selamat pagi dengan nada menggemaskannya. Ia juga mengecup sosok gagah tercintanya yang sibuk dengan laporan kerja dan sarapannya di atas meja.
"Papa, Jimin minta uang jajan." Ucapnya di sertai kekehan setelah mengecup pipi halus sang Papa. Papanya hanya terkekeh, ia mengeluarkan dompet dan memberikan Jimin beberapa lembar uang.
"Jangan di habiskan, tabungkan jika tidak di pakai oke?" Jimin tersenyum dan mengangguk lalu mengatakan terima kasih pada papanya.
Setelahnya ia mengecup pipi wanita dua tahun lebih tua darinya yang duduk di sebelah Papanya. Kakak perempuannya yang cantik tersenyum padanya setelah selesai berbincang sedikit tadi dengan Jungkook.
"Daah Jieun Noona!" Ucapnya sambil mendekati Jungkook yang kini dengan sigap memasukan bekal makan beserta minuman Jimin ke dalam tasnya.
"Sana pergi sayang, Jungkook tolong jaga Jiminie ya?" Jungkook tersenyum dan mengangguk lalu mengajak Jimin untuk pergi bersama ke sekolah seperti biasanya.
Mereka memang satu sekolah, hanya saja Jungkook baru masuk ke Sekolah Menengah Atas. Jadi saat Jungkook lulus Sekolah Menengah Pertama ia langsung mendaftar ke sekolah yang sama dengan Jimin. Alasannya karna dekat dengan rumah dan ia memang sedari awal ingin bersekolah di sana karena ekskul basketnya keren. Tambahan lainnya, ia ingin lebih dekat dengan Jimin.
"Hyung, kemarin aku baru saja mendapat game terbaru! Mau main bersama?!" Jimin yang tadinya fokus pada jalanan sedikit menoleh menatap Jungkook yang antusias di sebelahnya.
Jeon Jungkook memang penggila game, dia bahkan bisa memainkan game dua hari penuh di akhir pekan agar bisa menyelesaikan gamenya. Jimin pernah memarahinya karena Jungkook jatuh sakit setelahnya, dan akhirnya Jungkook selalu mengajak Jimin bermain bersamanya agar ia tak lupa waktu.
"Maaf Kookie, aku harus kerja kelompok di rumah Taemin hari ini, kau ajak saja Mingyu ya?" Terdengar helaan nafas kecewa dari belah bibir tipis yang lebih muda, tapi ia menganggukan kepalanya dan mengatakan akan mengajak Mingyu teman sekelasnya yang sudah dekat dengannya untuk bermain bersama.
Selama perjalanan mereka ke sekolah, suasana terasa hening. Sangat asing untuk Jungkook yang tidak suka kesunyian, diam-diam ia melirik Jimin yang terlihat murung dan seperti menjaga jarak dengannya. Jauh dalam hatinya, Jungkook tak mau seperti ini.
Ia ingin semua kembali seperti dulu, ia ingin egois untuk dekat dengan Hyung tersayangnya walau ia tau jika hal yang di lakukannya akan menyakiti hati Hyungnya. Namun mau bagaimanapun ia benar-benar tak mau merusak hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kookie [KookMin]
Fanfic! ! ! Udah Tamat ! ! ! Adik-Kakak zone? Rasanya gimana? Tanya aja sama Jimin Jm; bott Jk; dom ga suka ya seperti biasa, keluar aja yaps. happy read gusy ♡