Chapter 11

2.7K 291 16
                                        

Jam pelajaran pertama Jimin adalah bahasa inggris, ia sungguh malas sekali belajar bahasa asing ini. Lidahnya tidak mendukung untuk menggunakan bahasa ini.

Jadi sedari tadi yang dilakukannya hanyalah menatap lapangan basket yang kosong. Hari ini tidak ada latihan apapun karna beberapa teman Jimin membicarakan jika semua anggota tim basket harus istirahat total dan belajar seperti biasa karna pertandingan di adakan tiga hari lagi.

Jika lanjut berlatih, katanya mereka akan latihan saat pulang sekolah selama satu jam. Jadi tidak ada latihan di sela pembelajaran di langsungkan. Dan itu sedikitnya membuat Jimin sedih, ia tidak bisa melihat Jungkook bermain basket di lapangan lagi.

Pikiran Jimin kembali mengingat kejadian saat pergi sekolah tadi, ia masih sangat kecewa entah kenapa.

Jimin sedang benar-benar sedih dengan apa yang terjadi pada hubungannya dengan Jungkook. Semuanya jadi rumit dan aneh bagi Jimin, semuanya terasa salah dan mengesalkan untuknya.

Yakin tidak bisa mendengar penjelasan guru dengan baik, maka Jimin memilih untuk bolos pelajaran ke UKS saja. Jadi ia mengangkat tangannya menghentikan perkataan guru bahasa inggrisnya yang sedang menerangkan di depan sana.

"Bu permisi, aku sedang tidak enak badan. Bolehkah aku istirahat di UKS?" Ucap Jimin dengan nada lemasnya, sebenarnya ia sedikit merasa pusing. Jadi ia tidak sepenuhnya berbohong pada gurunya.

"Ya silahkan, kau mau di antarkan temanmu?" Tanya sang guru yang di balas gelengan singkat Jimin dan mengatakan tidak apa-apa pada teman sekelasnya.

Ia segera keluar kelas dan melangkah ke ruang UKS di lantai dua. Dan tak sengaja ia melihat ke arah kelas Jungkook yang kebetulan dekat dengan tangga. Langkahnya ia pelankan dan melirik sedikit ke dalam kelas Jungkook.

Namun ia sedikit heran tidak menemukan Jungkook di dalam kelasnya, ia mencoba acuh dan berjalan cepat ke lantai dua.

Niatnya kan memang untuk menghindari Jungkook, jadi untuk apa ia peduli pada hal seperti itu bukan? Walau tidak bisa di pungkiri ia rindu sosok tampan itu.

Rumit. Dan menyebalkan.

Itulah gambaran hubungan mereka saat ini.

Jimin terus melangkah ke ujung lorong lantai dua, ruang UKS mereka memang ada di ujung dan di lantai dua karna ruangan paling luas semua adalah di lantai dua. Ruang guru, ruang kepala sekolah, UKS, ruang ekskul dan ruang musik ada disini semua karna ruangan yang di butuhkan luas, jadi semua ruangan itu ada di lantai dua.

Cklik cklik cklik.

Jimin mengerutkan keningnya saat pintu UKS terkunci dan ia susah membukanya. Ia sedikit berjinjit mengintip di jendela pintu mencoba mencari petugas UKS yang berjaga.

Deg

Jimin merasakan hatinya mencelos sakit saat bukan petugas UKS yang di temukannya, melainkan sosok Jungkook yang tengah memeluk seorang gadis dengan erat.

Jungkook terlihat memejamkan matanya dan menikmati rambutnya yang di elus lembut oleh gadis itu. Jimin menutup mulutnya dengan tangan menahan isakan yang ingin keluar.

Air matanya perlahan mengalir seiring dengan hatinya yang berdenyut sakit melihat pemandangan di depan matanya. 

Jimin membulatkan matanya saat tidak di sangka Jungkook membuka matanya dan menatap tepat ke arahnya. Posisi Jungkook tepat menghadap ke pintu dan saat ia membuka matanya, siluet Jimin tertangkap matanya.

Refleks pemuda itu melepas pelukannya dan menatap kaget ke arah pintu, ia melihat Jimin menjauhi pintu dan berlari menjauhinya. Ia langsung berlari dan membuka kunci ruang UKS dengan tidak sabaran, setelahnya ia pergi mengejar Jimin yang akan menuruni tangga.

"Jimin hyung! Tunggu!" Jimin terlihat tidak peduli dengan teriakan Jungkook di belakangnya, ia malah berlari kembali dengan wajah yang sudah basah karena air mata.

"Hyung!"

Jimin refleks membalikan badannya saat Jungkook manarik lengannya dan langsung memeluknya dengan erat. Nafas keduanya terlihat memberu, bahkan Jimin sudah sesak di pelukan Jungkook.

"Hyung.. Aku-

Jimin menggeleng kuat memotong perkataan Jungkook, ia tidak mengatakan apapun dan nafasnya masih terasa sesak. Belum lagi air matanya yang mengalir turun dan pening di kepalanya kembali terasa.

Semuanya sangat menyakitkan, ia tidak menyangka melihat Jungkook berpelukan dengan seorang gadis di ruang UKS. Ia tidak mau menambah rumit masalah mereka, ia menyesal pergi ke UKS, harusnya ia berdiam diri di kelas sampai pulang sekolah.

Namun serumit apapun pemikirannya dan penyesalannya saat ini, yang bisa ia lakukan hanyalah menangis.

Jimin menangis keras, meraung dengan tangan yang memukuli bahu Jungkook sekuat tenaga. Suaranya serak dan hilang beberapa kali. Jungkook yang melihatnya hanya bisa terdiam dan menghela nafas pasrah.

"Aku membencimu Jeon Jungkook!!"

Deg.

Dear Kookie [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang