Naik Bus

814 48 0
                                    


MiraPov

"WOI, LO MAU TELAT APA? DAH JAM BERAPA NEH?!"

Lagi enak-enaknya nge-fly ke langit ke tujuh eh tiba-tiba ada makhluk kasar gedor-gedor pintu kamar gue sambil treak-treak. Siapa lagi kalau bukan abang gue, Huang Xuxi alias Lucas. Tiap hari dah tuh dia bangunin gue pagi-pagi buta biar gak telat. Gue gak tau dah, itu karena dia perhatian atau karena sengaja mau ngusilin gue soalnya dia bangunin gue jam 5 subuh. Bergegas dalam durasi 10 menit aja gue sanggup. Hadeuhhh untung abang:).

"IYA IYA IYAAAAHHH", teriak gue.

Bang Lucas emang rajin bangun pagi-pagi, sekitar jam 5-an atau bahkan sebelum jam segitu. Alasannya, karena di mau nge-gym. Entah apa alasannya nge-gym harus pagi-pagi buta, yang jelas gue bomat. Emang sih badannya jadi atletis gara-gara sering nge-gym, soalnya ada 8 roti kotak yang nempel di area perutnya. Walaupun dia satu-satunya keluarga gue yang makannya 10 kali sehari, tapi tuh eightpack tak pernah berubah bentuk sedikitpun.

Setelah makhluk kasar itu pergi, gue beranjak dari kasur kemudian meraih handuk mandi yang tergantung di belakang pintu kamar. Untung kamar mandinya ada di kamar gue jadi gak harus capek-capek jalan kesana.

Gue mandi cuma 3 menit. Tapi setelah mandi gue berpikir sejenak....

"Tadi gue dah gosok gigi apa belum yah.....? Au ah bodo amat!", ucap gue pada diri gue sendiri.
Gue lupa sama kegiatan gue 1 menit yang lalu soalnya nyawa gue belum terkumpul sepenuhnya. Dan walaupun sudah mandi, mata gue masih sayu-sayu merem-melek.

Gue langsung nyambar jas kuning gue dan segala aksesorisnya. Tadinya gue sengaja biarkan rambut gue tergerai dalam keadaan basah. Tetapi karena tuh rambut ngebasahin jas bagian belakang gue, terpaksa deh gue harus keringin lagi pake hair-dryer.

Setelah ngeringkan rambut, gue lari nuruni tangga ke lantai 1 dan menuju ke meja makan. Gue ngelihat udah ada papa sama bang Lucas. Papa udah memakai seragam kantornya dan bang Lucas udah memakai seragam sekolahnya. Bang Lucas masih pelajar. Sekarang dia adalah murid kelas 12 di SMA Apgujong. Gue sama abang gue beda sekolah itu karena perbedaan keinginan masing-masing. Sebenarnya gue gak yakin abang gue nih pelajar apa gak, soalnya bajunya berantakan sekaleh. Dasi belum dipakai, 2 kancing atas bajunya sengaja dibuka, baju belum dibulus-dalamkan. Eh gue gak sadar kalau gue juga berantakan. Hehe.

"Kamu gak makan?", tanya mama yang datang dari dapur dan melihat gue hanya memakan 2 roti tawar dan segelas susu.

"Ehng, gausah ma. Masih kenyang kok", ujar gue.

"Emang lo waktu tidur malam sambil ngisi perut apa. Kok bisa pulak kenyang?", celetuk bang Lucas.

"Kalo iya emang kenapa?! Sewot amat dah", ketus gue.

"Udah-udah. Kalian hanya 2 bersaudara tapi gak pernah bisa akur", lerai papa.

"Ntah. Takdir kali hehe", cengir bang Lucas.

"Ma, Pa. Mira duluan yah. Soalnya ini kan hari pertama, jadi........ Mira gak boleh telat lagi", tukas gue.

"Serius nih kamu gausah diantar sama pak supir? Gak capek apa naik bus terus?", balas papa.

"Gausah, Pa. Mira kan orangnya hebat, gak pantang menyerah, kayak wonder-wonder woman gituh"

"Preeeeetttthhh", celetuk si saiton.

"Ih, situ syirik!?"

Gue salami kedua orang tua gue dan melenggang pergi meninggalkan rumah menuju halte bus yang rada-rada lumayan jauh dari lokasi rumah gue. Tapi gue isokeh, soalnya dengan berjalan, gue makin sehat, gue bisa tegur-sapa kalo jumpa orang, gue jadi gak ngantuk, gue bisa jumpa duit di jalan, de el el. Sesampai di halte bus, gue berjumpa dengan ketiga sahabat gue yang sedang sibuk dengan handphonenya masing-masing.

AuthorPov

"Lama tai!", bentak Tere setelah mengalihkan pandangannya ke Mira.

"Eh selow. Dah pake mode cepat gue nih", Mira duduk di kursi tepat di samping ketiga kawannya.

"Mode cepat apanya. Dah lama kita nunggu", balas Tere sengit.

"Lama nunggu apanya. Gue ama Feby yang dah daritadi nunggu. Elo mah, 1 menit yang lalu datang", Asra mah adil.

"Hooo...., ngejek orang bisa. Padahal dia sendiri kek gitu", cibir Mira tak kalah sengit.

"Yang penting gue nyampe duluan kan, yaudah hoooo.....", balas Tere.

"Ha ho ha ho. Bising!", bentak Asra.

"Lo yang bising!", ketus Mira.

"Manada gue bising. Dari tadi gue diam kok", balas Asra.

"Itu lo ngomong", ucap Mira tak mau disalahkan.

"AHHHHKKKK!!..... Sabar Asraaaa....., orang sabar jodohnya ganteng", Asra mengelus dadanya.

Tinnnnnn~~~

"Om om om om om om om--", teriak Mira kepada supir bus yang telah berhenti di depan halte.

"Tinggal naik susah amat dah", ujar Tere sembari berlari kecil ke arah pintu masuk bus.

Keempat remaja itu duduk di kursi bus paling belakang yang memang sudah langganan tempat duduk mereka.

"Cam biasa ya, om. Ke Mall", kata Mira santai.

Pletak

"Auhhk sakit ogeb", Mira mengelus kasar kepalanya.

"Kita mau sekolah goblok. Bukan ke Mall", tukas Asra setelah menokok kepala Mira menggunakan handphonenya.

"Yah sebelum sekolah, jalan-jalan dulu tak pe lah ye kan. Lagian pakaian dalam gue dah keabisan stok", jelas Mira ngaco.

"Tinggal beli di pasar minggu susah amat dah", sambung Tere.

"Ini hari apa?", tanya Mira.

"Hari Senin"

"Yaudah ngapain ke pasar minggu. Kan ini bukan hari Minggu"

"Ohiya kok tumben gue bego", ucap Tere sambil memandang langit-langit.

"Lo kan emang bego"

Pletak

Untuk yang kedua kalinya kepala Mira dipukul dan yang memukul pun sudah berganti menjadi Tere. Tadinya dipukul menggunakan handphone, sekarang sudah beralih menjadi tas ransel. Untung tas ransel Tere bentuknya mini dan tidak berat. Jadi tidak terlalu sakit.

Tbc~~

Couple Bad | HIATUS✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang