Mari Kita Debat

282 30 0
                                    


"Gue bukan Renjun"

"Lah yang bilang lo Renjun, siapa?", balas Tere polos.

"Sabar, Mark", ucap Mark dalam hatinya.

"Lo mau ngapain kesini?", tanya Mark dingin.

"Renjun ada?", Tere malah berbalik tanya.

"Lo mau jumpa ama Renjun?", Mark menaikkan sebelah alisnya.

"He'em"

"Masuk!"

"Ha?", ucap Tere sedikit terkejut.

"Renjunnya ada di dalam", balas Mark.

"Panggilin bentar, gue malas masuk kedalam soalnya gue pake sepatu", Tere beralasan.

"Dia maunya ditemui di dalam, bukan di luar", ucap Mark dingin kemudian masuk kerumah. Ia membiarkan pintu rumah Renjun terbuka, bermaksud agar Tere bisa memasukinya.

"Mana Ter? Kok lama amat?", tanya Asra yang masuk menunggu di halaman.

"Gue disuruh masuk, kawanin gue bentar", ucap Tere memelas.

"Lo lah, Feb", kata Asra.

"Kok gue? Kawanin gih, Mir", balas Feby.

"Hah? Gue gak bisa, sumpah", tukas Mira serius.

"Kenapa?", tanya Asra intens.

"Malas", Mira memasang muka tak berdosa.

Serentak ekspresi Asra dan Feby berubah menjadi datar.

"Woi, denger gak?", oke Terenya kelupaan.

"Lo tadi nyuruh siapa?", tanya Asra pada Tere.

"Lo tadi nyuruh Asra, 'kan? Bukan gue?", tanya Mira yakin.

"Gue nyuruh lo bertiga!", perintah Tere sedikit berteriak.

●●●

Tere dan ketiga sahabatnya sudah memasuki rumah megah Renjun. Mereka melihat sudah ada 7 manusia yang menempati ruang tamu, yang sedang sibuk berbincang sambil bersulang kopi. Mereka pun segera menghampiri ketujuh orang tersebut.

"Renjun mana?", tanya Asra sesampai di hadapan geng NCT.

Geng NCT serentak menatap keempat gadis tersebut dengan pandangan sinis. Keempat gadis itu pun hanya bisa saling bertatapan satu sama lain, sebab tidak mengerti arti dari tatapan geng NCT tersebut.

"BI, TOLONG TUTUPIN PINTUNYA!", perintah Renjun kepada salah satu maid rumahnya yang sedang sibuk berbenah.

"Baik, tuan muda"

Seketika ruangan tersebut berubah menjadi mencekam setelah maid menutup pintu. Semuanya hening, tidak ada yang sedikitpun suara yang menggema di ruangan tersebut. Hingga pada Tere memulai percakapan.

"Ehm, kok pintunya ditutup?", tanya Tere sambil menggigit bibir bawahnya.

"Duduk!", perintah Jeno kepada keempat gadis tersebut, agar duduk di sofa panjang yang memang muat untuk empat orang.

Keempat gadis tersebut pun mau tak mau harus duduk di sofa yang telah disediakan. Duduklah sebelum duduk itu dilarang, mungkin itu pikir mereka.

"Apa yang lo bilang ke Renjun ama Haechan tadi pagi?", tanya Mark intens.

"Kita bilang, 'jangan bawa kita ke ruang BK' ", jawab Tere dingin.

Couple Bad | HIATUS✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang