once upon a time, 09

106 32 15
                                    

tidak, tidak mau.





minghao menolak untuk pergi ke pemakaman yugyeom.





ia mematikan ponselnya, mengunci pintu rumah, dan mengisolasi dirinya sendiri.





ia takut.





mimpi buruknya memiliki dampak di kehidupan nyata. dan dampaknya, sama persis dengan yang ada di mimpinya.





seolah mimpinya bukanlah mimpi.





apakah ia menerima tanda?





pertanda tentang yang akan terjadi. tetapi saat ia terbangun, hal tersebut sudah terjadi.





ia takut.





haruskah ia cerita?





tapi, ke siapa?





... tidak, jangan cerita. ia akan dianggap mengada-ngada dan berbohong. lebih buruk lagi, ia malah dicurigai.





tapi tidak bisa. minghao tidak bisa menahan ini sendirian.





tiga temannya meninggal. dan minghao sudah tahu kalau mereka meninggal, sebelum diberitahu.





itu sangat aneh, bukan?














🌫












minghao memegang kepalanya yang pening.

pandangannya ia edarkan.





sekelilingnya gelap. hanya ada satu lampu, menyala terang di atas kepalanya.





DOR!





minghao menoleh.





suara tembakan.





suaranya sangat dekat.





ia takut.





tiba-tiba, dua lampu lmenyala. ada dua laki-laki, dengan warna baju yang berlawanan. hitam dan putih.





yang berbaju hitam mundur perlahan. minghao bisa melihat wajahnya.





itu june.





ah, orang berbaju putih!

orang yang muncul berulang kali di mimpiku!





aku harus segera ke sana. june bisa jadi dalam bahaya.

cepat, cepat.





uh, kenapa kaki ini tidak bisa digerakkan?





sudahlah, aku teriak saja.





“JUNE—”





“MINGHAO!”





DOR!













🌫









“minghao, gue tau lo gak bakal buka handphone.”





“tapi june diserang tadi malam.”



“dia bakal dimakamkan besok, entah pagi atau sore. polisi masih melakukan investigasi.”




“tolong, minghao. datang, ya? gue tau lo pernah punya sedikit konflik sama june, tapi tolong sekali ini aja.”





“nanti kita ke yugyeom juga, oke? biar mereka tenang.”





minghao mendengarkan kata-kata mingyu dari balik pintu rumahnya.





tatapan nanar ia berikan pada kakinya yang kini nyaris mati rasa dan penuh lebam kebiruan.





lagi-lagi, entah karena apa.

ONCE UPON A TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang