minghao:
ming, gua nitip absen ya
mingyu:
he oke
mingyu:
kenapa lu emangnya??
mingyu:
tumben
minghao:
kepala pening banget
ini bos, tangan juga
deril gabisa gerak
mingyu:
wadu abis ngekuli atau
gimana
mingyu:
cepet sembuh nge
minghao:
sip makasi ming
minghao melempar ponselnya ke karpet. kakinya beranjak naik ke ranjang, berniat untuk tidur sejenak.
peningnya kepala membuat minghao tidak bisa bergerak seperti biasa. ia jadi tidak bisa berdiri tegak. kepalanya terasa berat sebelah.
belum lagi lengan kanannya─lebih spesifik lagi, dua jari di atas siku.
mau dilihat bagaimanapun juga, tidak ada luka berarti di area sikunya. tapi rasanya perih serih sekali. seperti habis disuntik dengan jarum tebal, tapi jarumnya tidak ditarik lagi dari kulitnya.
sebenarnya minghao kepikiran juga. apalagi mingyu sempat menyinggung 'penyakit' lamanya tempo hari.
dulu, sekitar dua belas tahun yang lalu. minghao yang berusia tujuh tahun, sering berjalan di tidurnya. awalnya biasa saja. paling jauh sampai dapur yang hanya berjarak enam sampai delapan meter dari pintu kamarnya.
hingga suatu pagi, nyonya xu tidak menemukan anak semata wayangnya di kamar. di dapur, toilet, ruang tengah, hingga teras dan kebun kecil di belakang rumah, juga tidak ada tanda-tanda sang anak.
tuan dan nyonya xu panik.
minghao lalu ditemukan di depan pos polisi. ia duduk bersandar pada dinding dan belum sadarkan diri.
beberapa warga sekitar mengatakan kalau anak itu sendiri yang berjalan ke pos dan tiba-tiba duduk, lalu terdiam lama sekali. ternyata ia tertidur.
setelah kejadian itu, minghao direhabilitasi.
bukan apa-apa. tapi jarak rumah dan pos polisi tempat ditemukannya itu benar-benar jauh. lebih jauh dari sekolahnya dan berlawanan arah dengan rumah sakit terdekat yang sudah menjadi langganan keluarga xu untuk berobat.
dengan kata lain, minghao sendiri tidak pernah melewati jalan itu.
minghao sendiri tidak tahu jalan itu.
