Yuki dan Omar sepakat untuk tidak mencampur urusan pekerjaan dengan kehidupan pernikahan mereka. Awalnya Omar tidak setuju, dia menentang keras keinginan Yuki tersebut. Tapi, apalah daya Omar yang akhirnya hanya bisa mengikuti kemauan Yuki.
Hari ini Yuki sudah bisa terjun ke lapangan, dia sudah mendapat pemetaan area dari supervisor sales. Yuki diberikan data calon customer yang harus diyakinkan Yuki untuk bergabung menjadi customer Choco Love. Target Yuki bulan ini harus terpenuhi, 80 persen dari data yang diberikan harus dicapai oleh Yuki.
"Saya mau bertemu bagian marketing bisa?" tanya Yuki pada resepsionis.
Saat ini Yuki berada di bagian kantor pemasaran sebuah supermarket yang baru buka beberapa waktu lalu. Si resepsionis tersebut mengangguk, dia meminta Yuki untuk masuk ke dalam. "Masuk saja. Mr. Andrew ada di dalam," ujar si resepsionis.
Yuki berjalan masuk ke dalam ruangan yang ditunjuk oleh resepsionis tadi. Sebelumnya Yuki mengetuk pelan pintu tersebut, berani masuk ketika terdengar suara perintah dari dalam. Saat Yuki masuk, seorang pria bertubuh gempal dan berkacamata sedang duduk di balik meja.
"Silahkan duduk." Andrew mempersilahkan Yuki duduk di sofa minimalis yang tersedia di dalam ruangan.
Sedikit canggung, Yuki duduk di sofa yang tersedia. Sebenarnya Yuki sedikit risih dengan rok seragamnya yang terlalu pas dan pendek untuknya. Yuki pun meletakkan map plastik yang dibawanya ke atas pangkuan, guna menutupi rok Yuki yang terus naik ke atas.
"Saya Yuki Page. Dari Choco Love, kami mau menawarkan kerjasama dengan supermarket Mr. Andrew," ucap Yuki sembari mengangsurkan proposal kerjasama yang sudah diperbanyak Yuki.
Andrew menatap Yuki dengan tatapan penuh minat, dia menerima uluran proposal dari Yuki dengan senyum genit. Bahkan Andrew dengan sengaja menyentuh tangan Yuki, dia juga mengelus tangan Yuki tersebut dengan lembut.
Proporsi badan Yuki, meski tidak begitu tinggi dia tetap terlihat menarik. Yuki memiliki beberapa bagian yang pas untuk menonjol. Kulit Yuki yang tidak begitu putih juga menambah kesan sexy yang membuat beberapa pria merasa terangsang.
Cepat Yuki menarik tangannya yang dielus oleh Andrew. Dia tersenyum canggung pada Andrew yang justru tertawa genit. Jantung Yuki berdetak cepat, dia merasakan firasat tidak baik. Entah kenapa Yuki menjadi takut akan mengalami pelecehan di sini.
Andrew yang awalnya duduk di sofa depan Yuki, kini berpindah duduk di sebelah Yuki. Membuat Yuki bergeser ke ujung sofa, namun Andrew kembali bergeser mendekat pada Yuki.
"Malam ini kamu free?" Andrew bertanya dengan pandangan mata yang membuat Yuki takut. Seketika, Yuki langsung berdiri dari duduknya. "Saya bisa langsung tanda tangan jika malam ini kau temani saya, Yuki?" tawar Andrew membuat Yuki menatap pria itu jijik.
Yuki menggelengkan kepalanya. "Maaf saya tidak bisa!" ujar Yuki dan langsung keluar dari ruangan tersebut.
Tapi, Yuki masih dapat mendengar dengan jelas kata-kata Andrew untuknya. "Kalau begitu jangan harap product kalian akan masuk ke dalam supermarket saya!"
Tubuh Yuki merasa merinding, dia tidak percaya akan mengalami hal semengerikan ini. Dia kira menjajahkan cokelat tidak akan sama dengan menjajahkan minuman keras, ternyata semua sama saja. Meski begitu, Yuki tetap tidak ingin menyerah begitu saja.
Makan siang ini Yuki janji bertemu dengan Norah di cafetaria kantor pusat. Jadi, Yuki mau tidak mau harus memikirkan cara lain untuk mencapai targetnya. Terpenting saat ini, Yuki harus makan siang terlebih dahulu.
∞∞∞
Omar memijat pangkal hidungnya pelan, kacamata berbingkai emas miliknya bertengger di punuk hidung mancungnya. Mata Omar serius menatap berkas di hadapannya, beberapa laporan yang harus dipelajari dan diperiksa oleh Omar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Second Life (Selesai)
RomanceOmar Barack tidak bisa bersentuhan dengan wanita sama sekali karena trauma yang dia derita. Hingga dia bertemu dengan Yuki Page dari aplikasi dating, satu-satunya wanita yang dapat menyentuhnya dan tidak membuatnya hampir mati karena sesak napas. **...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi