Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Bagian 4

71.5K 5.9K 64
                                    

Tangan Yuki menggenggam erat buku nikahnya dan Omar. Dia tidak percaya bahwa memilih jalan singkat dan super kilat seperti ini. Dia bahkan tidak tahu seperti apa latar belakang Omar. Seperti apa pekerjaan Omar, bagaimana dengan keluarga Omar dan paling penting apa Omar ini orang baik atau justru gangster.

Berkali-kali Yuki merapal permohonan agar pikiran buruknya terhadap Omar tidaklah benar. Dia juga mencoba untuk menerima keadaan dan memanfaatkan kondisi ini. Setidaknya Yuki bisa jauh dari Miranda dan Celine, dia dapat mencari pekerjaan dengan baik dan hidup dengan baik pula.

Hubungan pernikahannya dengan Omar bisa dipikirkan nanti. Apa mereka akan bertahan lama atau justru bercerai dalam waktu dekat. Jika harus ada perceraian, setidaknya Yuki ingin mereka bercerai saat dirinya sudah memiliki pekerjaan yang bagus.

"Apa kamar ini punyamu?" tanya Yuki hati-hati.

Omar masuk mengikuti Yuki, dia tidak mengatakan apa pun. Tapi, saat Omar membuka lemari baju dan Yuki menemukan banyak baju Omar di sana, pertanyaannya terjawab sudah. "Semalam kau tidur di mana? Kenapa tidak aku saja yang tidur di kamar tamu?" Yuki merasa tidak enak pada Omar.

"Di apartemen ini hanya ada satu kamar," sahut Omar yang dengan santainya membuka kancing kemejanya di hadapan Yuki.

Melihat Omar yang akan berganti pakaian membuat Yuki membalikkan badannya. "Lalu kau tidur di mana?" Yuki belum puas jika dia tidak tahu di mana Omar tidur semalam.

Apa Omar sebenarnya punya istri dan Yuki hanya simpanan? Pikiran buruk itu merasuk dalam otak Yuki.

"Semalam ada urusan yang harus aku urus," sahut Omar dan sepertinya tidak berniat menjawab dengan benar pertanyaan Yuki.

Lupa jika Omar sedang berganti pakaian, Yuki membalik badan dan mendapati Omar sudah dalam kondisi shirtless. Mata Yuki melebar melihat pemandangan di depannya, apa lagi saat tangan Omar bergerak akan membuka kancing celananya.

"Jangan sekarang!" pekik Yuki langsung dan berbalik badan.

Yuki berniat akan keluar kamar saat tangannya ditahan oleh Omar. "Kenapa? Kau istriku," bisik Omar di telinga Yuki.

Tubuh Yuki seketika meremang, dia tidak percaya bahwa Omar bisa bertindak secepat ini. Seharusnya mereka saling mengenal terlebih dahulu. Tidak langsung sejauh ini, bagi Yuki ini terlalu terburu-buru.

"Hmm.. bukannya ini terlalu cepat?" tanya Yuki yang kaku di dalam pelukan Omar. Ya, pria berbadan tegap itu memeluk Yuki dari belakang. "Maksudku, seharusnya kita saling mengenal dahulu," lanjut Yuki saat Omar meniup belakang telinganya.

Sialnya, Yuki justru mendesah pelan saat Omar mencium leher jenjang Yuki. Bagi Yuki, dia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Konyol memang jika Yuki bilang dia masih perawan di tengah jahatnya dunia yang dia alami.

"Perkenalan bisa nanti," gumam Omar pelan dan semakin semangat mengecup leher Yuki.

Omar suka saat mendengar Yuki mendesah pelan karenanya. Jujur saja, Omar tidak pernah melakukan hal seperti ini pada wanita mana pun. Dia masih menyayangi nyawanya, tidak ingin mati sia-sia hanya menuruti nafsu semata.

Tapi, Yuki berbeda. Omar bisa menyentuh Yuki kapan pun tanpa takut nyawanya hilang. Omar tidak perlu melakukan pelepasan seorang diri di kamar mandi. Sekarang dia punya Yuki yang bisa membantunya.

Badan Yuki dibalik oleh Omar, mata Yuki melebar saat melihat tatapan mata Omar yang berubah. Ada gairah yang sangat besar di kedua bola mata itu. Yuki menelan ludahnya dengan susah payah.

Omar mendorong tubuh Yuki terus, hingga akhirnya menjatuhkan Yuki di atas tempat tidur. Omar mengungkung tubuh mungil Yuki. Seketika Yuki tahu bahwa percuma baginya berontak dan kabur. Omar berhak atas dirinya dan Yuki cukup percaya bahwa Omar pilihan terbaik untuknya.

Our Second Life (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang