10

69.4K 7.1K 529
                                    

**H-3 novelnya Pak Bram segera terbit (menang The Wattys)
**GiveAway Saldo 100K di lapak Kencan Kilat

Perdebatan pertama antara Fau dan Aksa berlangsung di malam hari. Topiknya tentang nonton konser. Alasannya Aksa melarang Fau karena takut wanita itu akan kejepit, keinjek, desak-desakan, perutnya disikut orang, dan yang paling parah kalau tiba-tiba ada kericuhan di gedung konser.

            "Ingat, kamu lagi hamil," kata Aksa yang kesekian kalinya.

            Kalau sudah diingatkan seperti ini Fau akan mengalah. Jadi malam ini Fau hanya cemberut, disuruh makan wanita itu tetap makan, tidur juga tidur seranjang dengan Aksa. Hanya saja Fau tidak mau menatap wajah pria itu.

            Fau di sebelah kanan kasur, Aksa di sisi satunya lagi. Fau sengaja memunggungi pria itu karena masih merajuk. Lampu kamar sudah dimatikan, hanya lampu tidur saja yang menyala.

            Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang wanita itu. Fau tau tangan siapa lagi kalau bukan Aksa. Tapi bisa jadi itu tangannya hantu kalau mereka sedang bermain di film horror. Fau memindahkan tangannya Aksa dari pinggangnya. Sekali lagi tangan pria itu balik lagi ke pinggang Fau.

            "Yaelah ngambek," kata Aksa tapi tangannya tidak mau pindah. Malahan kaki pria itu ikutan memeluk kaki Fau. Jadi sekarang Fau beralih fungsi menjadi guling.

            "Bicara dong," bujuk Aksa.

            Fau bosan pura-pura bisu, nahan ocehan itu sangat susah. "Aku sudah beli light stick mahal-mahal dan kamu gak ijinin aku nonton konser," omel Fau.

            "Hibahin aja light sticknya," Aksa ngomong seenak jidatnya yang mulus itu.

            Sebelum Fau bertambah marah, Aksa menggelitiki ketiak wanita itu. Anehnya Fau sama sekali tidak tertawa. Dengan sekali tangkisan Fau menyingkirkan tangan Aksa. Fau kembali memasang mode merengut.

            Aksa mencium jarinya, "uh.. bau kecut."

            Fau melirik pria itu sekilas, wanita itu tidak terpengaruh sama sekali. Hingga akhirnya Aksa benar-benar sangat mengantuk. Fau masih memungguinya, tidak bergerak sama sekali. Aksa berpikir apakah Fau sudah benar-benar tertidur atau tidak. Pelan-pelan Aksa bangun dan mengecek wanita itu.

            "Oh.. pura-pura tidur," dengus Aksa, suaranya sengaja dibesarkan agar Fau dengar. Mata wanita itu memang terpejam, tetapi jari kakinya gak bisa diam.

            Aksa mengambil tempat agar lebih dekat dengan wanita itu. sambil memejamkan mata Aksa menceritakan sebuah kisah.

            "Dulu tuh di GBK aku pernah dengar ada konser malam tahun baru, banyak banget penontonnya. Terus ada pasangan suami istri yang nonton konser, anaknya sudah ada satu, tapi istrinya juga lagi hamil anak kedua. Istrinya maksa pengen nonton lihat petasan sama lihat artis nyanyi. Mereka di sana sampai pergantian tahun. Nah tapi apesnya pas sesi kembang api, kembang apinya bukan terbang ke atas malah nyasar ke kursi penonton. Orang-orang pada berlarian. Tapi si ibu hamil itu gak bisa lari cepat, jadi dia tertinggal di sana. Suaminya lari sambil nyelamatin anak pertama mereka, tapi istirnya-" cerita Aksa terputus..

            "Terus istrinya gimana?" tanya Fau penasaran. Dia paling benci digantungkan seperti ini.

            Aksa mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi berikutnya. Tadi dia sudah menyusun cerita itu hingga tamat, tapi saat dia menceritakan kembali pada Fau dia jadi lupa ending yang dia susun. Iya ini bukan kisah nyata sih, hanya karangannya Aksa saja.

Same Office with Wife (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang