13

80.1K 7K 323
                                    

Evaluasi mingguan proyek. Semua staf TKW1 duduk di ruang rapat berukuran kecil. Lengkap kecuali Dani yang saat ini menangani mekanikal proyek lain. Bram memimpin rapat dengan meninjau perkembangan desain bendung tahap akhir. Fau siap mencatat segala masukan dan menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan saat rapat.

Bram mengecek satu persatu note di ipadnya, "bagaimana dengan sub kontraktor?"

"Kita pakai langganan biasa. Ada beberapa untuk tenaga kerja kita pakai sub kontraktor yang baru join awal tahun ini," jelas Ridwan. Tidak semuanya disediakan oleh perusahaan ini. Seperti untuk tenaga kerja, alat berat, dan sebagainya perusahaan ini punya langganan banyak sub kontraktor. Lebih tepatnya perusahaan ini yang punya modal dan mengelola uang yang ada untuk mengerjakan sebuah proyek. Kalau mereka dapat proyek dari pemerintah, biasanya pembayarannya akan turun per-tri wulan. Beda lagi jika klien datang dari swasta, bisa dibicarakan lagi. Yang jelas jika mau menjadi kontraktor butuh modal besar dan jago-jago memutar kembali uang itu.

"Perkembangan pembersihan lahan di sana bagaimana?" tanya Bram lagi.

"Sudah selesai Pak. Pekerjanya datang hari Sabtu ini dan alat berat juga minggu depan akan dikirim ke sana," jelas Ridwan. Ada keterlambatan dari yang dijadwalkan. Mengingat pembebasan lahan juga memakan waktu. Tetapi dari pihak klien sudah menurunkan uang ganti rugi atas bangunan rumah penduduk di sana.

Rapat selesai setelah satu setengah jam. Hasil rapatnya adalah galian dan timbunan akan dilakukan minggu depan. Dengan begitu akan diikuti dengan pembuatan pondasi bendung. Pekerjaan proyek seperti ini akan terus berjalan bergantian tanpa henti untuk menghemat segala pengeluaran. Seperti melakukan galian dan timbunan karena harus menyewa alat berat yang harganya muahallll. Begitu juga hitung-hitungan dengan pekerja di kali jumlah dan hari kerja mereka. syukur-syukur kalau borongan, tetapi kalau borongan Supervisor harus kejar-kejaran agar pekerjaan mereka selesai tepat waktu. Nah Aksa akan turun sebagai Supervisor bersama dengan Ridwan yang menjadi mentornya. Ini proyek pertama Aksa sehingga dia masih butuh bantuan.

"Fau tolong kirim laporan ini ke kantor pusat, jangan lupa menghadap Pak Guntur dulu untuk minta tanda tangannya," perintah Bram. Semua laporan perkembangan mingguan harus dilapor ke kantor pusat. Mengingat TKW1 berada di bawah pengawasan manajer konstruksi, sebelum mengirim laporan harus ada tanda tangan dari manajer konstruksi dulu.

Sibuk sekali, sangat sibuk, sampai-sampai Fau merasa nanggung untuk buang air kecil. Kalau otaknya lagi encer, rasanya tidak mau berhenti bekerja. Walau tugas Fau ringan hanya banyak menyusun laporan dan sedikit-sedikit melakukan perhitungan excel, tetap saja tidak bisa sembarangan copy-paste seperti membuat makalah.

"Fau," panggil Aksa.

"Hhmm?" Fau menjawab dengan sebuah deheman.

"Kaki kamu bisa disuruh diam?" Fau baru sadar dari tadi kakinya tidak bisa berhenti bergerak. Ini semua karena dia menahan buang air kecil. Tepat setelah itu Fau buru-buru pergi ke toilet. Sialnya di toilet ruangan mereka ada orang, mau numpang di toilet ruangannya Bram ya tidak mungkin. Terpaksa Fau ke luar dan pergi ke toilet umum.

Mata Aksa mengikuti ke mana wanita itu pergi hingga akhirnya pintu tertutup. Aksa bingung kenapa Fau tiba-tiba buru-buru ke toilet. Dugaan Aksa saat ini Fau mau muntah, sama seperti dulu Aksa pernah melihat kejadian itu di rumah mereka.

"Samperin aja," kata Ridwan. Aksa mengikuti nasihat seniornya itu.

Aksa menunggu Fau di beberapa toilet di lantai 5 ini. Toilet laki-laki dan perempuan dipisah. Mau menerobos masuk tetapi ada beberapa suara wanita di dalam sana. Takutnya kalau Aksa memaksa masuk, keluar-keluar sudah penuh cakaran.

Same Office with Wife (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang