Shin Rhae Hoon hilang pagi-pagi buta. Kyu Hyun yang baru membuka matanya selama tiga puluh menit harus menerima kenyataan kalau gadis cantik itu tidak ada di seluruh penjuru rumah, dia lalu kembali ke kamarnya di lantai dua dan melihat sebuah pesan di layar ponsel.Aku ke rumah Eomma, maaf tidak membangunkanmu. Ada hal yang menggangguku dan aku tidak bisa bercerita padamu.
Kyu Hyun mengerutkan kening, lalu memijit alis untuk selanjutnya mencoba menghubungi Rhae Hoon, beberapa detik kemudian ia membanting ponsel ke atas sprei saat tahu bahwa nomor gadis itu tidak bisa dihubungi. Rhae Hoon memang membenci pernikahan ini, tapi dia tak pernah meninggalkan rumah tanpa berpamitan secara langsung.
Pria itu lalu pergi ke dapur, mencoba membuat sarapannya sendiri dengan pikiran kacau balau, lima belas menit kemudian ia sudah menghabiskan roti panggang dan secangkir kopi, rasanya aneh sekali menghabiskan pagi seorang diri, ia lalu berjalan ke jendela, menatap lurus pada boneka teru-teru bozu yang Rhae Hoon gantung. Dulu, Kyu Hyun sempat mengomel karena beranggapan Rhae Hoon memercayai takhayul dengan meletakkan teru-teru bozu supaya membuat cuaca selalu cerah, tapi kini tiba-tiba saja dirinya tersenyum dan berpikir akan membeli teru-teru bozu yang banyak supaya Rhae Hoon merasa senang.
***Wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu menepikan kendaraan di tepi jalan. Ia bernapas secara teratur sembari memutuskan tidak jadi pergi ke rumah keluarganya. Ada beberapa hal yang mengusiknya, dia pasti takkan tahan menceritakan apa yang sudah terjadi pada dirinya pada sang ibu jika keduanya bertemu.
"Halo Kim Yeon Joo?" sapanya setelah bermenit-menit, akhirnya dia memutuskan menelepon sahabatnya, "maafkan aku, sepertinya nanti malam aku tak bisa menghadiri pestamu."
"Kenapa?" terdengar suara lembut di ujung telepon
"Aku ada urusan mendadak, kalau sudah tidak sibuk aku akan mengunjungimu."
"Baiklah, aku mengerti. Ah, bagaimana hubunganmu dengan Kyu Hyun Oppa? Kalian baik-baik saja bukan?"
Berantakan.
Mungkin itu yang akan Rhae Hoon pilih sebagai jawaban jika dirinya tidak berpikiran panjang, "entahlah, sudah dulu ya," katanya lalu memutuskan sambungan telepon, pikirannya benar-benar kacau, rasanya telah terjadi sebuah kesalahan besar yang menyeretnya sebagai tersangka utama.
***"Kyu Hyun-ssi? Bagaimana rasanya menikah dengan Rhae Hoon-ssi?" tanya gadis tujuh belas tahun yang duduk paling depan.
Kyu Hyun tersenyum, sedikit menunduk malu saat orang-orang dari penjuru ruangan memusatkan perhatian padanya, hari ini dia menyempatkan diri menghadiri acara seminar umum di Taeyang High School, sekolah unggulan di pusat Kota Seoul yang juga almamaternya. Tentu saja, popularitasnya sebagai presdir dari CKTV mendorong yayasan pendidikan di tempat itu mengundangnya hari ini, Kyu Hyun baru saja menyelesaikan kuliah umumnya di depan ratusan siswa-siswi."Rhae Hoon-ie? Ah, aku lupa kalau aku menikah dengan seorang penulis terkenal," canda Kyu Hyun, ia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seputar pernikahannya di sesi tanya jawab, "kami bahagia," kata Kyu Hyun mantap. Setidaknya mereka berhasil melewati enam bulan ke belakang dengan baik bukan?
"Kalian pertama kali bertemu di sini bukan?" Kim Young Woon, sang wakil kepala sekolah yang dulu wali kelas Rhae Hoon menyela dari sudut panggung.
"Haha! Ya, itu benar!" kekeh Kyu Hyun lalu menggaruk leher, " sekolah ini adalah tempat yang bagus juga untuk mencari jodoh, siapa tahu, orang yang kalian kencani di sini sepuluh atau dua puluh tahun lagi akan menjadi presdir sebuah televisi swasta atau penulis novel best seller, bukan begitu Pak Guru Kim?" guraunya sembari melirik Kim Young Woon yang mengangguk-angguk dan tertawa mendengar selorohan salah satu mantan siswa favoritnya tersebut.
"Jangan memprovokasi anak kecil dengan nasihat tidak bijak Kyu Hyun-ssi," canda Young Woon yang disambut gelak tawa seisi aula.
***Ruangan besar itu diliputi kesunyian karena pemiliknya tengah duduk bersandar sambil membaca laporan keuangan dari ipad, sebentar-sebentar ia mengangguk mendapati hasil kerja pegawainya yang kian membaik beberapa bulan ke belakang, hidupnya memang selalu sempurna, hanya saja sebuah lubang di hatinya masih menganga lebar.
Lalu ponselnya bergetar, ada panggilan dari ibu mertuanya, cepat-cepat Kyu Hyun menggeser tombol hijau dan tersenyum, " ada apa Eommonim?""Aku ada di rumah kalian, Rhae Hoon ada dimana? Kenapa sepi sekali?"
Kyu Hyun langsung sadar ada yang tak beres, dia memejamkan mata selama dua detik sebelum menjawab, "benarkah? Ah, tadi dia bilang akan pergi membantu Yeon Joo di pesta ulang tahun pernikahan mereka," bohongnya lancar meski sedikit merasa bersalah."Jadi begitu? Kenapa ponsel anak itu mati? Membuat orang tua cemas saja. Ya sudah, Eomma membawa beberapa lauk, akan kuletakkan di kulkas saja."
Layar ponsel Kyu Hyun menggelap kemudian, lalu pikirannya melayang jauh, memikirkan tempat-tempat yang mungkin tengah dikunjungi Rhae Hoon, apa gadis itu kabur darinya?
Tak lama, ia mengenakan mantel cokelat dan menghilang dari ruangan secepatnya. Tiga puluh menit telah berlalu dan ia sudah berada di balik setir, mengelilingi kota sambil terus menghubungi ponsel istrinya yang masih belum aktif.
"Kau ada dimana? Kenapa pergi tidak pamit?" bisiknya frustrasi, ah, Kyu Hyun jadi teringat apartemen Rhae Hoon yang berada di kawasan Nowon, apa gadis itu ada di sana? Pikirannya kacau balau tidak karuan, sampai suara dering ponsel membuatnya tersadar dari lamunan, sambil menepikan mobil Kyu Hyun mengernyitkan dahi melihat nama Changmin di layar ponsel.
"Halo, ada apa?" tanyanya dingin, sedikit malas karena kepalanya terasa panas.
"Selamat ya, kau akan jadi ayah sebentar lagi, tidak kusangka kau satu langkah lebih maju dariku," ucap Changmin berisik.
"Kau itu bicara apa? Jangan bergurau, dokter Shim Changmin-ssi, aku sedang tidak berminat bermain-main."
"Lho? Rhae Hoon belum mengatakan apapun?"
"Mengatakan apa?" Kyu Hyun melebarkan mata, apa tadi kata Changmin?
Jadi ayah? Siapa yang hamil?
Kenapa pemuda itu, yang ber-IQ tinggi tidak mampu mencerna kalimat sederhana dari sahabatnya itu?
"Aduh, harusnya aku tidak mengucapkan selamat, sepertinya aku mendahului Rhae Hoon," oceh Changmin tidak jelas.
"Kau ini bicara apa? Katakan dengan jelas!"
Terdengar suara helaan napas dari ujung telepon, untuk sesaat beberapa peluh turun dari dahi Kyu Hyun yang tertutup poni.
"Rhae Hoon tadi datang menemui Ye Ri, katanya tadi subuh memakai testpack dan setelah diperiksa Ye Ri, istrimu memang sedang mengandung Kyu Hyun-ah!"
"Kau bilang apa? Aku tidak mengerti!"
"Istrimu hamil, masa tidak mengerti? Bukannya itu hasil perbuatanmu?"
Untuk sesaat, semua kendaraan yang lalu lalang di depannya tidak lagi terasa bising di telinga Kyu Hyun, hatinya yang terasa cemas juga tiba-tiba menjadi sejuk dan tenang, sebuah senyum melengkung tipis di wajahnya, perasaan ini...adalah hal yang benar-benar baru dan membuat sensasi aneh yang menggelitik perutnya.
"Kyu Hyun? Kau masih di sana? Kenapa diam saja?" tanya Changmin penasaran.
"Terima kasih, Changmin-ah. Aku akan meneleponmu lagi nanti."
TBC
Kenapa Rhae kabur? Wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY✔️
Fanfic#1chokyuhyun 11 Mei 2024 Kyu Hyun. Pria angkuh yang kata Changmin, patung es saja akan memberi hormat padanya. Dia, yang sampai enam bulan usia pernikahannya dengan Rhae Hoon, tak pernah sekalipun menyatakan cinta. *** Rhae Hoon. Gadis biasa-biasa s...