Chapter 01: Misunderstanding

19.6K 1.2K 36
                                    

Di sebuah lembah yang begitu jauh dari kerajaan mana pun nampaklah seorang gadis dengan helaian merah muda cantik dan bekilau tengah berdiri di sebuah perkebunan yang begitu luas dan indah.

"Sakura?!"

Panggilan itu membuat gadis yang dipanggil Sakura itu menoleh kebelakang hingga cahaya matahari yang berada dibelakang kepalanya membuat ia nampak bercahaya dan begitu menawan selayaknya malaikat yang turun ke bumi.

"Kau sudah mengambil tanaman nya?" Tanya pria berambut merah dengan wajah imut dihadapan gadis bernama Sakura itu.

"Ini Kak Sasori, aku sudah mengambil beberapa" Ucap Sakura sambil mengangkat keranjang yang berisi tanaman ditangan kanannya.

Pria yang di panggil Sasori itu tersenyum hangat lalu mengusap kepala merah muda adik nya itu secara perlahan.

"Kalau begitu ini jubah dan cadar mu, pakailah dan hati-hati dijalan" Ucap pria bernama Sasori memberikan sebuah jubah dan cadar berwarna putih polos.

"Terimakasih kakak, aku akan kembali tolong jaga Nenek" Ucap Sakura dengan suara lembut dan begitu menenangkan.

"Hati-hati dijalan adik" Ucap Sasori mengecup cukup lama kening Sakura hingga akhirnya Sakura pun pergi tanpa lupa mengenakan jubah dan cadar nya.

Sakura pergi menunggangi kuda putih kesayangan nya menuju sebuah kerajaan besar yang paling dekat dengan lembah yang ia huni yakni kerajaan Baston.

Ketika berada di pasar yang lumayan ramai, ia segera menitipkan kudanya dan pergi ke sebuah toko obat untuk menjual tanaman-tanaman yang ia bawa.

"Terimakasih Nona, tanaman dari lembah Anda memang yang terbaik" Ucap pemilik toko itu hangat sementara Sakura hanya mengangguk pelan.

Setelah menerima pembayaran dari hasil tanaman yang ia jual, ia pun berniat untuk kembali ke lembah namun langkahnya terhenti ketika melihat beberapa warga tengah berkumpul untuk melihat sesuatu.

Sakura yang pada dasarnya cuek pun berjalan hendak melalui kumpulan orang-orang itu namun langkahnya terhenti.

Entah kenapa rasanya ia begitu ingin melihat apa yang sebenarnya dilihat oleh kumpulan warga itu hingga akhirnya ia pun menyelinap kedalam kumpulan warga dan mendapati seorang pria berpakaian bangsawan tengah menahan rasa sakit.

"Pangeran Sai?!"

Orang-orang berteriak memanggil nama pria itu ketika pria itu mencekik lehernya sendiri karena sepertinya ia merasa sesak.

Sakura berjongkok mengeluarkan botol obat dari dalam tasnya dan tanpa pikir panjang ia segera memasukan cairan pada botol obat itu kedalam mulut pria bernama Sai itu.

Sai nampak mulai tenang hingga matanya pun tertutup dan secara tiba-tiba sebuah pedang berada di ujung leher Sakura yang hanya terdiam.

"Apa yang kau lakukan pada Pangeran Sai?! Kau ingin membunuh pangeran?!" Teriak salah seorang pegawal membuat Sakura mendecih pelan.

"Kalau begitu kau periksa saja dia di tabib kerajaan" Ucap Sakura angkuh sambil berdiri tanpa peduli dengan ujung pedang yang berada pada ujung lehernya.

"Jika terjadi sesuatu pada Pangeran Sai maka kau akan menanggung akibatnya" Ucap pengawal itu tajam sementara Sakura berbalik hendak pergi.

"Mau kemana kau?!" Teriak pengawal yang lain membuat Sakura yang baru saja hendak melangkahkan kakinya pun mengurungkan niatnya.

"Kau harus ikut kami!!" Teriak pengawal itu sementara Sakura hanya berekspresi datar dibalik cadar yang ia kenakan.

Sakura pun pergi bersama para pengawal dan Sai menuju istana hingga Sai segera diperiksa oleh tabib kerajaan.

Selang beberapa menit kemudian munculah para anggota kerajaan tak terkecuali sang raja yang bernama Uchiha Sasuke, berdiri tegak dengan wajah datar dan dinginnya.

"Bagaimana hasilnya? Apakah Pangeran Sai baik-baik saja?" Tanya pengawal yang sempat meneriaki Sakura.

"Pangeran Sai baik-baik saja, obat yang sebelumnya diberikan sangat berfungsi dengan baik" Ucap tabib tersebut membuat Sakura mendecih.

Sakura pun melangkahkan kakinya dengan pelan dan anggun melewati anggota kerajaan membuat semua orang kini menatap nya.

"Berhenti"

Suara bariton tegas dan datar sang raja membuat Sakura menghentikan langkahnya dengan ekspresi datar dibalik cadar yang ia kenakan.

"Mau pergi kemana kau?" Tanya Sasuke dengan suara datar dan tajam nya membuat Sakura tersenyum remeh dibalik cadar yang ia kenakan.

"Untuk apa aku berada disini? Untuk dituduh lebih jauh lagi padahal aku hanya mencoba membantu" Jawab Sakura tajam membuat semua orang hampir menahan nafasnya.

Mereka semua nampak sangat kaget dengan apa yang baru saja diucapan Sakura yang dianggap kurang ajar pada seorang raja apalagi jika raja itu adalah Sasuke.

"Apakah begini cara seorang Raja berterimakasih kepada orang yang baru saja menyelamatkan hidup keponakan nya?" Tanya Sakura tajam sambil berbalik.

Sakura menegakan kepalanya menatap Sasuke tajam meskipun Sasuke tak bisa dengan jelas melihat mata Sakura karena tertutup oleh jubah yang gadis itu kenakan.

"Lancangnya dirimu bicara seperti itu pada Yang Mulia!!" Teriak seorang pria berambut kuning menyala yang berdiri disamping Sasuke.

"Tinggal lah beberapa hari disini sebagai permintaan maaf ku" Ucap Sasuke datar membuat Sakura menyeringai dibalik cadar yang ia kenakan.

"Permintaan maaf atau kau ingin menawan ku Yang Mulia?" Tanya Sakura sinis dengan penekanan ketika ia mengucapakan kata 'Yang Mulia'.

"Silahkan berpendapat" Ucap Sasuke datar membuat Sakura semakin lebar menyeringai.

"Baik, aku mengharapkan sebuah permintaan maaf yang menarik" Sahut Sakura dengan gaya angkuhnya.

"Antarkan orang ini" Ucap Sasuke membuat dua orang ksatria segera berdiri dibelakang tubuh Sakura.

"Permisi Yang Mulia" Ucap Sakura membungkuk kan tubuhnya dengan begitu anggun, lembut dan mempesona.

Sakura pun segera undur diri dan dibawa menuju salah satu ruangan didalam istana itu yang ternyata merupakan sebuah kamar mewah dengan banyak ukiran pada dinding dan barang-barang disana.

Sakura mengangguk-anggukan kepalanya pelan pertanda bahwa ia lumayan menyukai interior kamar yang akan ia huni itu, luas, nyaman dan elegan.

"Kami undur diri Nona" Pamit kedua kstaria itu yang segera pergi setelah Sakura menganggukkan kepalanya.

Sakura berjalan pelan menuju salah satu meja yang ada didalam ruangan itu lalu mengambil kertas dan tinta.

Gadis itu mulai menggoyangkan tangannya menulis deretan kata pada kertas itu lalu segera melipatnya ketika selesai.

Dengan tenang ia berjalan menuju balkon kamar itu lalu menjentikkan jarinya hingga seekor merpati putih hinggap di tangannya.

"Tolong antarkan ini" Ucap Sakura sambil mengikat kertas yang tadi ia tulis pada kaki burung merpati itu.

Sekilas, burung itu nampak mengangguk kan kepalanya hingga ketika Sakura mengangkat tangannya, burung itu pun segera terbang ke langit.

Sakura berbalik, menatap kamar yang akan ia huni itu melalui balkon kamar itu dengan seringai iblis yang amat menakutkan dibalik cadarnya.

"Mari lihat apakah ada permainan menarik yang bisa kita mainkan disini?" Ucapnya pelan sambil berjalan kembali memasuki kamar nya itu.

Secara perlahan gadis itu pun melepaskan jubah dan cadar nya menampilkan rambut merah muda indahnya dan paras cantiknya yang terlihat datar dan dingin.

Eternal BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang