Chapter 18: Go Together

8.6K 802 126
                                    

Sasuke menatap Sakura ketika wanita itu mengenakan jubahnya membuat Sasuke menghampirinya dan mengusap lembut wajahnya.

"Kau yakin ingin pergi tanpa pengawalan?" Tanya Sasuke hingga Sakura menyentuh tangan Sasuke dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Bukankah kau akan menjaga ku?" Tanya Sakura membuat Sasuke tersenyum tipis.

"Tentu saja aku akan menjaga mu" Jawab Sasuke membuat Sakura ikutan tersenyum tipis.

"Jadi apalagi yang aku takut kan?" Tanya Sakura hingga Sasuke mengusap kepala istrinya itu perlahan.

"Ya, kau selalu benar dan aku selalu salah" Jelas Sasuke membuat Sakura tertawa pelan mendengar ucapan suaminya itu.

"Tapi apa tak masalah kita tidak berpamitan dengan Ibu mu?" Tanya Sakura sedikit cemas sementara Sasuke terdiam sejenak.

"Tak apa, dia juga akan mengerti tapi aku penasaran kenapa kita pergi sepagi ini?" Tanya Sasuke membuat Sakura tersenyum.

"Itu karena aku ingin menaiki kuda ku, aku menitipkannya begitu lama dan aku mulai merindukan nya. Jika kita pergi sedikit siang orang-orang akan mengenali kita" Jelas Sakura membuat Sasuke tersenyum tipis.

"Baiklah istriku, terserahmu saja" Ucap Sasuke sambil menarik dagu Sakura hendak mencium istrinya itu namun sebelum itu, Sakura sudah terlebih dahulu mendorong bahu Sasuke.

"Ada burung yang melihat" Ucap Sakura dengan rona merah tipis diwajahnya sambil menunjuk burung yang bertengger pada jendela.

"Astaga, itu hanya burung" Ucap Sasuke ingin tertawa sementara Sakura hanya bisa terdiam.

'Iya burung, tapi itu si mesum Kak Sasori!' Batin Sakura sambil menatap tajam Sasori dalam bentuk burung yang segera berkicau.

"Sudah ayo kita pergi" Ucap Sasuke sambil menyandang ranselnya membuat Sakura mengangguk pelan.

Sasuke dan Sakura pun keluar dari kamar mereka dan berjalan menyusuri kerajaan hingga mereka menghentikan langkah mereka ketika berpapasan dengan Hinata.

Hinata nampak sedikit terkejut melihat wajah cantik Sakura yang jauh lebih cantik dari nya namun ia segera berekspresi sinis.

"Kemana Yang Mulia akan pergi?" Tanya Hinata menatap wajah Sasuke yang menatapnya dengan tatapan dingin nan menusuk.

Sasuke melirik Sakura yang hanya terdiam dengan wajah datar dan kepala yang tertegak angkuh hingga pria itu menggenggam tangan Sakura membuat wanita itu nampak tersentak kaget dan menoleh kearah Sasuke.

Pandangan keduanya bertemu, mata yang tadi menatap dingin Hinata berubah menjadi begitu lembut dan hangat ketika menatap emerald hijau teduh milik Sakura.

Hinata terdiam ditempatnya melihat interaksi sederhana namun terlampau romantis dan membuatnya iri apalagi ketika ia melihat rona merah tipis di wajah Sakura, seolah menunjukkan bahwa wanita itu jauh lebih bahagia darinya.

Sasuke melangkahkan kakinya dengan mengandeng tangan Sakura melewati Hinata yang terdiam dengan wajah memerah menahan rasa marah bersama dengan kepalan tangan yang begitu kuat.

Sasuke berjalan bergandengan tangan dengan Sakura hingga beberapa pelayan yang berpapasan dengan mereka tersenyum membuat Sakura malu.

"Lepaskan tangan ku" Ucap Sakura pelan namun cukup membuat Sasuke mendengarnya dan menatap Sakura.

"Kenapa aku harus melepaskan tangan istri ku sendiri?" Tanya Sasuke sementara Sakura menundukkan kepalanya.

"Malu, semua orang melihat kita" Jelas Sakura malu-malu hingga Sasuke tersenyum tipis sambil menahan tawa gelinya.

Sasuke melepaskan tangan Sakura dari genggaman nya membuat Sakura bernafas lega namun beberapa detik kemudian Sasuke malah merangkul pinggang ramping Sakura posesif.

'Apa bedanya kalau begini?' Batin Sakura sambil menarik nafas panjang.

Ketika mereka berada di taman yang letaknya dekat dengan gerbang istana, mereka melihat Sasori kecil sedang berlarian menangkap kupu-kupu ditemani para pelayan Sakura.

"Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu" Ucap ketiga pelayan Sakura secara bersamaan membuat Sakura mengangguk pelan.

"Kakak ingin pergi?" Tanya Sasori kecil dengan wajah polos yang pura-pura tidak tahu.

"Iya, kami akan pergi berbulan madu. Kau baik-baik disini" Ucap Sasuke sedikit lembut membuat Sasori kecil mengangguk pelan.

'Tentu saja aku akan baik-baik, tidak sampai menghamili anak orang' Batin Sasori kecil tertawa jahat.

"Kalau begitu Sasori ingin memberikan sesuatu untuk Kak Sakura" Ucap Sasori kecil membuat Sakura mengerenyitkan dahinya.

Sakura pun sedikit berjongkok hingga Sasori kecil mengeluarkan sebuah kantong kecil dari saku bajunya dan meletakan nya di telapak tangan Sakura.

"Untuk menambah stamina dan gairah" Bisik Sasori kecil membuat Sakura melotot sementara Sasori kecil segera memundurkan langkahnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sampai jumpa" Ucap Sasori kecil dengan wajah polos yang berbinar begitu imut dan menggemaskan.

Sasuke dan Sakura pun menganggukkan kepalanya hingga mereka pun kembali melanjutkan langkah mereka keluar gerbang kerajaan menyisakan Sasori kecil bersama Ino, Tenten dan Ayame.

"Pangeran, apa yang pangeran berikan pada Yang Mulia Ratu?" Tanya Ayame sedikit berjongkok sambil menatap Sasori kecil penasaran.

"Rahasia, anak kecil tak boleh tahu" Ucap Sasori kecil dengan nada imut membuat Ino, Tenten dan Ayame sukses tertawa.

"Siapa yang kecil disini hm...!" Tanya Ino gemas sambil mencolek hidung mancung Sasori kecil.

'Hei hei Nona Nona, aku jauh lebih tua dari kalian' Batin Sasori kecil dengan dengusan kesal.

"Ah pangeran, sekarang saatnya minum susu" Ucap Ayame sukses membuat mata Sasori kecil berbinar.

"Nah ini dia, segelas susu hangat" Lanjut Ayame sambil memberikan segelas susu pada Sasori kecil.

Sasori kecil memegang gelas susunya dengan kedua tangan mungilnya sambil menatap gelas itu begitu lama lalu mendongakkan kepalanya.

"Ayo diminum pangeran nanti keburu dingin" Ucap Ino membuat Sasori kecil menarik nafas panjang.

'Padahal maunya susu yang itu' Batin Sasori kecil sambil melirik kearah payudara Ino yang tertutup gaun berwarna ungu ketat.

Sasori kecil pun meneguk susunya sambil berusaha membayangkan jika ia minum susu dari tempatnya secara langsung tapi bukan dari sapi ataupun kambing.

"Sasori mau tidur lagi" Ucap Sasori kecil setengah merengek ketika Tenten mengambil gelas susunya.

"Tidur lagi? Tapi kau baru saja bangun pangeran" Ucap Tenten tak percaya hingga Sasori kecil mengembungkan pipinya.

"Tidak mau mandi saja?" Tawar Ino membuat Sasori terdiam sambil meletakan jari telunjuknya didagu.

'Hmm.... Ini pilihan yang sulit, aku harus memilih antara tidur dibelahan dada atau tubuh telanjang ku diusap-usap. Ini benar-benar membingungkan, apa yang harus ku pilih? Keduanya sama nikmat nya" Batin Sasori kecil berpikir keras.

"Bagaimana jika mandi lalu tidur lagi?" Tanya Sasori kecil dengan nada polos yang sukses membuat Ino, Tenten dan Ayame tertawa pelan.

"Baiklah Pangeran kecil, kau bisa mendapatkan apa pun yang kau mau" Jelas Ayame membuat Sasori kecil menyeringai namun malah terlihat seperti senyum imut dimata Ino, Tenten dan Ayame.

"Apa saja?" Tanya Sasori kecil dengan pikiran-pikiran mesum yang berada di kepala cerdasnya hingga Ino, Tenten dan Ayame mengangguk.

"Tapi sebelum kau meminta apa saja, kita mandi dulu" Ucap Ayame mengangkat tubuh mungil Sasori kecil lalu menggendong nya membuat kepala mesum Sasori kecil kini berada dibelahan dadanya.

'Empuknya....' Batin Sasori merasakan keempukkan salah satu surga dunia itu.

Eternal BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang