Hinata mengangkat tangannya menyentuh kepala Sakura lalu mengeluarkan cahaya biru dari tangannya membuat Sasori menatapnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sasori menatap Hinata yang nampak tersenyum tipis.
"Yang Mulia Ratu begitu berharga, semua orang menangisi kepergiannya tapi aku tidak mungkin ditangisi bukan?" Tanya Hinata dengan tawa remeh yang ia tujukan kepada dirinya sendiri.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sasori lagi hingga Hinata kembali tersenyum tipis mendengarnya.
"Menebus kesalahan ku..." Ucap Hinata membuat semua orang yang mendengarnya terdiam.
"Aku tahu aku bukan orang baik-baik yang berasal dari keluarga yang baik-baik, aku mempersulit semua keadaan, aku menyadari bahwa aku tak pernah berharga dimana pun, aku tak punya orang yang mencintaiku seperti Yang Mulia Ratu yang dicintai semua orang" Lanjut Hinata dengan hati yang begitu sesak.
"Orang yang ku pikir mencintai ku ternyata membenci ku padahal aku berpikir setelah bertemu dengannya aku bisa bahagia, aku hanya butuh dia untuk hidup tapi sekarang apa artinya hidup untuk ku" Ucap Hinata membuat Sasori menatapnya dan menyadari Hinata membicarakan dirinya.
"Istriku...." Ucap Sasuke ketika melihat jemari Sakura yang bergerak bersamaan dengan detak jantung Hinata yang berdetak satu kali namun terasa begitu sakit.
"Kau menukar nyawamu...." Ucap Sasori tak percaya menatap Hinata yang masih tersenyum tipis dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah.
"Yang Mulia Ratu tengah hamil bukan?" Ucap Hinata hingga kakinya mulai menghilang menjadi butiran-butiran kecil bewarna abu-abu ke udara dan secara bertahap terus naik keatas.
"Hentikan, jika kau juga menghidupkan bayinya kau bisa mati tanpa jasad" Ucap Sasori menyentuh bahu Hinata yang tak bisa lagi ia sentuh.
"Di kehidupan selanjutnya tolong cintai aku tanpa kepalsuan, aku sungguh hikss... mencintaimu Akas..." Ucap Hinata dengan tubuh yang sudah menghilang sampai ke lehernya bersamaan dengan mata Sakura yang terbuka.
"Yang Mulia Ratu... Tolong maafkan semua kesalahan ku" Ucap Hinata terakhir kali hingga tubuhnya benar-benar menghilang bagai butiran debu yang melayang ke langit.
"Hinata..." Ucap Sasori dengan hati yang terasa begitu sesak, entah kenapa hatinya terasa begitu sesak.
Apakah benar perempuan itu tak punya tempat istimewa barang sedikit pun dihatinya? Jika memang iya kenapa kepergian perempuan itu meninggalkan lubang yang begitu besar dihatinya.
"Maafkan aku Hinata...." Ucap Sasori pelan sambil menatap kearah langit-langit.
Beberapa bulan kemudian keadaan istana pun menjadi stabil kembali dan Sakura pun akhirnya menjadi Ratu secara resmi dengan penobatannya yang digelar besar-besaran.
Sakura bahagia sekali, ia tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya melihat kenyataan ia masih hidup bersama Sasuke dan selalu di sisi pria itu ditambah dengan kehadiran calon anak mereka yang kini memasuki usia kandungan tujuh bulan membuat perut Sakura kian membesar.
Dengan perut yang begitu besar Sakura mengalami kesulitan dalam beraktivitas dan kesulitannya pun ditambah dengan sikap Sasuke yang begitu posesif untuk dirinya dan calon anak mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/216538891-288-k830637.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Beauty
FanficSakura adalah gadis yang memiliki kecantikan yang amat luar biasa namun sayangnya sosoknya dikenal sebagai sosok yang angkuh dan sombong. Suatu hari ketika Sakura pergi ke pasar untuk menjual tanaman dari lembah nya, ia melihat keponakan raja tengah...