"Akas...!!"
Hinata berteriak ketika Sasori pergi meninggalkannya lalu berlari untuk mengejarnya dan memeluk tubuh tegap Sasori dari belakang dengan wajah yang dipenuhi air mata sementara Sasori nampak menghembuskan nafasnya kasar.
Dari awal ia memang berniat membuat Hinata jatuh cinta padanya dan dia berhasil namun ia tak pernah berpikir itu sangat menyusahkan. Hinata benar-benar mengilainya bahkan tak ingin melepaskannya dan itu benar-benar menyusahkannya.
"Jangan tinggalkan aku Akas, aku mencintaimu sungguh hikss... hikss.." Ucap Hinata dengan isak tangisnya sambil mempererat pelukannya hingga Sasori menyentuh tangan Hinata di perutnya.
"Lepaskan aku Selir Hinata" Ucap Sasori dengan suara beratnya namun Hinata menggelengkan kepalanya masih dengan isak tangisnya yang terdengar memilukan.
"Tidak hiksss... aku tidak akan pernah melepaskanmu Akas, kau hikss.... orang pertama yang mencintaiku dengan begitu tulus hiksss... aku bisa meninggalkan semuanya untukmu hikss... jangan hiksss... hikss... tinggalkan aku!" Racau Hinata dengan tangisannya hingga Sasori benar-benar melepaskan tangan Hinata dari tubuhnya seraya berbalik.
"Jika aku tahu dari awal kau adalah Selir dari Raja maka aku tidak akan pernah mendekatimu, lupakan aku karena itulah yang terbaik" Ucap Sasori dengan wajah datarnya menatap lurus mata Hinata yang terus mengalirkan air mata.
"Lupakan pria bernama Akas ini dan aku akan melupakanmu juga" Lanjut Sasori masih dengan wajah datarnya hingga Hinata menggelengkan kepalanya.
"Tidak!!! Aku mencintaimu Akas.. tolong jangan patahkan hatiku" Ucap Hinata sambil menyentuh lengan Sasori lalu mengenggam tangan hangat pria itu.
'Sayangnya itulah tujuanku dari awal Sadako karena aku tidak akan pernah melupakan apa yang keluargamu perbuat pada keluargaku' Batin Sasori penuh dendam.
Flashback On....
Sasori tersenyum melihat Sakura kecil berlarian kesana kemari didepan rumah mereka hingga sebuah bel yang tergantung didekat pintu rumah mereka berbunyi pertanda seseorang baru saja memasuki lembahnya membuat ia segera berdiri.
"Sakura masuk kedalam rumah" Ucap Sasori membuat Sakura berhenti berlari dan menatapnya.
"Ada apa Kak?" Tanya Sakura ketika Sasori memejamkan matanya untuk merasakan kedatangan aura hitam di lembah itu hingga ia membuka matanya kembali.
"Ada yang datang, bersembunyilah" Ucap Sasori sambil mendorong pelan tubuh Sakura kedalam rumah hingga tak lama kemudian benar-benar ada lima orang berkuda yang datang menemui Sasori.
Seorang pria turun dari kudanya dengan pakaian yang terbilang mewah dan dia adalah Hyuga Hiashi dengan aura hitam yang begitu kental membuat Sasori sampai tak bisa memikirkan berapa banyak kejahatan yang telah pria itu lakukan.
"Saya ingin bertemu pemilik lembah ini" Ucap Hiashi dengan wajah datar dan dinginnya.
"Aku pemiliknya, silahkan masuk" Ucap Sasori mempersilahkan kelima pria itu memasuki rumahnya sementara Sakura sudah bersembunyi didalam kamarnya hingga kelima pria itu memasuki rumah itu bersama Sasori lalu duduk disebuah meja yang tersedia disana.
"Kau tahu tanaman Athame?" Tanya Hiashi membuat Sasori terdiam, ia jelas tahu tentang tanaman yang melegenda itu, sebuah tanaman yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit yang hanya tumbuh seratus tahun sekali.
"Aku pernah mendengar tanaman itu" Ucap Sasori dengan senyumnya yang terkesan palsu.
"Kau memilikinya?" Tanya Hiashi membuat Sasori segera mengelengkan kepalanya seolah benar-benar ia tak memiliki tanaman itu padahal ia memiliki tanaman itu tapi ia tak bisa memberikan tanaman yang akan mekar lima belas tahun lagi itu karena tanaman itu satu-satunya harapan agar Neneknya tetap hidup.
Hiashi nampak menganggukkan kepalanya lalu pergi tanpa sepatah katapun hingga tak lama berselang tiba-tiba lembahnya mengalami kebakaran yang mulai merambat kerumahnya membuat ia buru-buru membawa neneknya dan Sakura keluar dari lembah itu.
"Athame..." Ucap Sasori berlari menerjang api itu membuat Sakura dan neneknya meneriaki namanya namun Sasori mengabaikannya dan berlari menuju sebuah semak-semak tepat dimana ia menyembunyikan tanaman melegenda itu namun semuanya sudah hangus.
Sasori terjatuh, lututnya terasa lemas didepan semak-semak yang menyembunyikan tanaman Athame yang merupakan satu-satunya harapan hidup sang nenek yang kini hangus begitu saja dan itu artinya ia benar-benar akan kehilangan sang nenek.
"Hyuga Hiashi..." Ucap Sasori ketika ia menyadari jika Hiashi adalah orang yang berkemungkinan membakar lembahnya hingga ia mencengkram tanah begitu kuat.
"Aku... akan menghancurkannya" Ucap Sasori dengan cahaya biru yang mengelilinginya hingga air muncul dari bawah tanah keatas dengan begitu banyak dari segala arah dan itulah saat dimana kekuatan sihir Sasori bangkit.
Beberapa tahun kemudian ketika Sakura dewasa dan berada di istana nenek Sasori pergi ke bukit untuk bersiap pada kematiannya karena ia tak ingin satu orang pun menyedihkan kematiannya dan beberapa hari setelahnya ia benar-benar tiada.
Flashback Off....
"Akas..."
Panggilan itu sukses membuyarkan lamunan Sasori lalu menatap Hinata dengan tangan yang segera melepaskan genggaman tangan Hinata dan pergi meninggalkan wanita itu tanpa suara. Sasori pergi meninggalkan Hinata untuk kembali ke istana namun ia tak sengaja melihat Sasuke dan Sakura kembali dengan mengendarai kuda.
Sasori melihat kesekeliling dan segera berubah menjadi burung, Sasori burung pun segera terbang menuju kamarnya dan memasuki kamar itu melalui jendela lalu berubah menjadi Sasori kecil hingga pintu kamarnya terbuka.
"Pangeran, Raja dan Ratu sudah kembali" Ucap Ino yang membuka pintu membuat Sasori kecil tersenyum dan berjalan menghampirinya hingga Ino membawanya bertemu Sasuke dan Sakura.
"Kakak......" Teriak Sasori kecil berlarian kearah Sakura hingga mereka berpelukan.
"Apakah obat penambah staminanya berfungsi?" Bisik Sasori kecil tepat ditelinga Sakura membuat rahang Sakura mengeras setelah mendengarnya.
"Aku ingin membunuhmu Kakak" Bisik Sakura tajam membuat Sasori kecil tertawa lalu melepaskan pelukannya.
"Pergilah bersama adikmu untuk melepas rindu, aku akan pergi menemui para petinggi" Ucap Sasuke membuat Sakura mengangguk pelan hingga Sasuke berjalan melewatinya namun baru beberapa langkah ia menghentikan langkah kakinya dan berbalik.
"Ada apa?" Tanya Sakura penuh tanya hingga Sasuke berjalan menghampirinya.
Sasuke menyentuh pipi Sakura lalu mencium bibir Sakura disana bahkan melumatnya lumayan kasar didepan semua pelayan yang ada disana bahkan didepan Sasori kecil yang hanya bisa membuka mulutnya lebar sambil mempelajari ciuman Sasuke dengan niatan untuk mempraktekkannya kembali suatu saat nanti.
"Aku akan segera kembali" Ucap Sasuke dengan senyum tipis sambil mengusap pipi Sakura sejenak yang kini berwarna merah padam hingga Sasuke benar-benar meninggalkannya dengan rasa malu.
Dengan rasa malunya Sakura menyeret Sasori kecil pergi kekamar pria itu dan ketika sampai didalam sana Sasori kecil segera tertawa terbahak-bahak membuat Sakura menatapnya tajam namun Sasori kecil tetap tertawa.
"Berhentilah tertawa dan katakan padaku apa saja yang terjadi selama aku pergi" Ucap Sakura hingga Sasori kecil menatapnya sambil memiringkan kepalanya.
"Kau tidak melakukan kenakalan kan?" Tanya Sakura curiga sambil memicingkan matanya membuat Sasori terdiam memikirkan kenakalan seperti apa yang Sakura maksud? Apakah itu termasuk memasukkan kejantanannya kedalam vagina anak orang?
"Kak!!!" Panggil Sakura dengan kesalnya ketika Sasori malah terdiam dan tak menjawab pertanyaannya sama sekali.
"Kenakalan apa yang bisa dilakukan pria suci sepertiku" Ucap Sasori padahal ia sudah lima kali bercinta dengan Hinata meskipun ia jijik pada wanita itu namun setidaknya vaginanya terasa lumayan nikmat dan Sasori mengakui itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Beauty
FanficSakura adalah gadis yang memiliki kecantikan yang amat luar biasa namun sayangnya sosoknya dikenal sebagai sosok yang angkuh dan sombong. Suatu hari ketika Sakura pergi ke pasar untuk menjual tanaman dari lembah nya, ia melihat keponakan raja tengah...