Chapter 23: About Taste

5.9K 670 63
                                    

Sasori berjalan pelan di dalam kamarnya dengan rambut basah serta tubuh telanjang dadanya memperlihatkan perut sexynya yang bisa membuat banyak perempuan menjerit.

Sasori nampak berjalan menghampiri jendela besar di kamar nya lalu menarik tirai yang menutupi jendela besar itu hingga ia bisa melihat hamparan hijau taman istana dari sana namun wajahnya nampak tidak menunjukkan kesenangan setelah melihat pemandangan yang terbilang indah itu.

Sasori menarik nafas panjang, wajahnya yang biasanya nampak begitu imut kini nampak datar menghilangkan kesan imutnya bahkan dirinya kini terlihat begitu asing dan menakutkan tidak seperti Sasori yang konyol seperti biasanya.

Pria itu pun nampak menarik nafas panjang sambil menyisir helaian rambut merahnya yang basah kebelakang menggunakan tangannya sendiri membuat beberapa tetesan air dirambutnya menetes begitu cepat kelantai sementara jidat nya nampak terlihat memberikan kesan sexy yang tiada tara.

Jujur saja sebenarnya Sasori masih memikirkan percakapannya dengan Sasuke kemarin apalagi tentang identitasnya yang secepat ini terungkap tidak seperti rencananya.

Flashback On....

"Sebenarnya apa tujuan mu atau bahkan Istriku? Apa yang kalian inginkan?" Tanya Sasuke dengan wajah datarnya yang sama datarnya kini dengan Sasori.

"Memangnya apa yang bisa kau beri pada kami?" Tanya Sasori dengan senyuman miringnya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, siapa kau sebenarnya dan apa hubungan mu dengan Sakura?" Tanya Sasuke masih dengan suara datarnya.

"Aku kakaknya, apakah itu masalah bagimu?" Tanya balik Sasori membuat Sasuke nampak sedikit melunak.

"Lalu kenapa kau melakukan ini? Kau tahu apa hukuman untuk orang yang menipu raja?" Tanya Sasuke membuat Sasori mendengus geli.

"Kau ingin memenjarakan ku? Sebelum itu aku akan membuat mu bercerai dengan adik ku" Ucap Sasori dengan senyum miringnya sementara Sasuke sekilas nampak terkejut.

'Karena aku mengingatkan Sakura juga, seharusnya dia bersama ku bukan memenuhi takdir untuk mati ditangan mu Uchiha Sasuke' Batin Sasori benci.

"Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi aku pergi" Ucap Sasori sambil berjalan hendak melewati Sasuke namun ketika ia ia berada tepat disamping pria itu, ia menghentikan langkahnya.

"Jangan terlalu berpikir yang aneh-aneh kau tidak tahu apa yang sebenarnya kami korban untuk mu" Lanjut Sasori berjalan melewati Sasuke.

'Sakura mengorbankan hidupnya untuk mu dan aku mengorbankan cinta ku untuk mu, pria yang dulunya hanya orang asing bagi kami' Batin Sasori sesak.

Flashback Off....

"Andai kau tidak mengambil jalan ini Sakura, kau pasti bahagia bersama ku meskipun pada akhirnya kita akan kehilangan Nenek karena para bajingan Hyuga itu" Ucap Sasori dengan rahang yang mengeras.

Suara ketukan pintu pun terdengar membuat Sasori berbalik lalu berjalan kearah pintu sambil menyerukan kata 'Masuk' membuat sosok yang mengetuk pintu itu pun membuka pintu besar kamar Sasori.

Ino gadis yang mengetuk pintu kamar Sasori itu nampak merona padam melihat penampilan kacau Sasori yang terkesan nakal di matanya itu bahkan rasanya ia mulai sesak nafas.

"Ada apa?" Tanya Sasori dengan suara berat dan sedikit serak menambah kesan ambigu untuk dirinya.

"Ah i-itu tidak ya ya t-tidak!" Ucap Ino gelagapan sambil menundukkan kepalanya malu.

"Ambilkan baju dan bantu aku mengenakannya" Perintah Sasori membuat Ino buru-buru mengambil pakaian Sasori yang berada diatas sofa.

Dengan tangan yang sedikit bergetar gadis itu memasang kan baju pada Sasori sambil berusaha menahan diri ketika nafas hangat Sasori berada diatas kepalanya serta aroma tubuhnya yang begitu memabukkan dan membuat candu tercium hidungnya.

"Kenapa?" Tanya Sasori tepat di telinga kanan Ino membuat gadis yang baru saja menyelesaikan tugasnya itu terdiam layaknya patung.

Sasori nampak menyentuh gaun Ino pada bagian dada membuat nafas Ino memburu namun yang dilakukan Sasori diluar dugaan, ia malah menarik gaun yang sedikit terbuka pada bagian dada itu untuk tertutup.

"Kau tahu bahwa aku ini bukan anak kecil tapi masih berani menggunakan pakaian seperti ini" Ucap Sasori membuat Ino buru-buru memundurkan langkahnya.

"Setelah melihat betapa panasnya diriku seharusnya kau paham aku bisa menikam mu kapan saja dan kau harus tahu, kenikmatan yang bisa ku berikan tak akan pernah membuat kecewa" Ucap vulgar Sasori dengan seringainya membuat Ino rasanya benar-benar butuh oksigen saat ini, menghadapi Sasori asli ternyata bukan perkara mudah.

Sasori pun berjalan melewati Ino, ia pergi ke penjara bawah tanah untuk melihat Hinata hingga ia melihat wanita itu terkurung didalam sel tahanan dengan wajah pucat yang langsung berdiri ketika melihat Sasori.

"Akas..." Panggil Hinata berusaha menggapai wajah Sasori namun Sasori sudah terlebih dahulu memundurkan langkahnya.

"Kenapa kau menjauh? Kenapa?" Tanya Hinata dengan rasa sesaknya namun Sasori malah menatapnya datar.

"Kau tahu, aku bukan Akas lebih tepatnya Akasuna Sasori" Ucap Sasori membuat Hinata mengangguk pelan.

"Aku tidak peduli, siapa pun kamu yang ku tahu kau orang yang ku cintai bahkan sampai detik ini dan satu-satunya orang yang mencintaiku" Ucap Hinata dengan senyum yang begitu menyesakkan hati.

"Aku tidak pernah mencintai mu, aku hanya ingin membuat mu terluka" Ucap jujur Sasori namun Hinata masih tersenyum dengan senyum yang sama.

"Aku tidak peduli karena setidaknya aku merasa dicintai walaupun itu kepalsuan" Ucap Hinata sambil menundukkan kepala sejenak hingga air mata pun menetes.

"Aku tak pernah merasa begitu bahagia sejak kecil, Ayahanda begitu keras pada ku bahkan tak pernah peduli pada ku ah tidak, semua orang tak ada yang peduli pada ku. Tadinya ku pikir ayahanda mulai peduli padaku ketika ia menikahkan ku pada Yang Mulia tapi ternyata tidak, aku hanya pion baginya sementara Yang Mulia hanya menganggap aku sebagai hama" Cerita Hinata namun Sasori hanya terdiam.

"Melihat Sakura yang datang namun sudah mencuri perhatian semua orang membuat hati ku begitu sesak, sesak sekali sampai rasanya aku ingin mati. Gadis biasa yang bukan apa-apa bisa punya takdir begitu indah, aku juga ingin seperti itu karena itu aku membencinya namun ketika kau hadir aku bahagia, rasanya aku hanya butuh kau untuk hidup" Lanjut Hinata dengan senyum sesak nya.

"Kau salah, takdir adik ku tidak seindah apa yang kau bayangkan. Kau tidak tahu apa-apa" Ucap Sasori membuat Hinata menatapnya.

"Apa maksud mu?" Tanya Hinata namun Sasori hanya terdiam tak berniat menjawab pertanyaan itu.

"Lupakan, aku kesini hanya ingin melihat apakah kau masih hidup atau tidak karena aku berharap akulah yang membunuhmu" Ucap Sasori membuat Hinata mendengus remeh.

"Kau benar, aku seharusnya mati dan seharusnya aku tahu jika hidup ku ini sia-sia hanya menjadi parasit. Untuk apa aku tetap hidup? Bahkan satu-satunya cinta yang ku punya hanyalah sebuah kepalsuan dan mungkin mati ditangan orang yang kucintai adalah yang terbaik" Ucap Hinata mendongakkan kepalanya hingga pandangan mereka bertemu.

'Benarkah kau tidak mencintai ku? kenapa tatapan mu terasa seperti kau berbohong? Sebenarnya apa arti ku dimata mu?' Batin Hinata menyuarakan suara yang ia pilih untuk ia pendam sendiri.

Eternal BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang