4. LIE

765 59 7
                                    

Aku berjalan menuju apartemenku.

Aku membuka pintu dan melihat ibuku yang baru saja selesai masak makan malam. Ada Paman Kim juga disana. Kurasa pria itu yang akan menjadi ayah sambungku.

Aku langsung pergi kekamarku. Aku benar-benar tidak ingin menemui siapapun setelah ini.

3 tahun tidak bertemu dengannya, dan setelah bertemu dengannya. Aku harus kembali merasakan sakit hati.

Kau terlalu mencintai Jimin, Hee.

Mataku terbuka pelan, cahaya matahari ini menggangguku.

Aku ketiduran lagi. Bahkan melupakan jam makan malam. Sudah menjadi kebiasaan.

Ku rasa ibu sedang bersih-bersih. Dan benar-benar ibu tengah memindahkan sofa hitam itu.

"Panggil aku jika ibu kesusahan." Ujarku membantunya. Ibu terkekeh.

"Kau tidak kuliah?" Ibu menerima segelas air minum dari ku.

Aku menggelengkan kepala dan duduk disisinya. "Hari kamis dan Sabtu aku libur." Jawabku seraya meletakkan kepalaku di bahunya.

"Bu, ayah sangat kurus." Kurasa ibu mendengarku. "Kau tidak menanyai soal sakitnya?" Aku langsung menegapkan tubuhku.

Ayah sakit? Sejak kapan? Kenapa aku tidak tahu?

"Aku tidak tahu mengenai itu." Ujarku jujur. Ibu beranjak dan pergi kekamar.

Atau aku harus menemui ayah?

Tepat saat ku langkahkan kaki masuk kedalam kamar. Ponsel yang ku letakkan di atas nakas itu menyala.

Paman Jung menghubungiku.

"Halo?"

"han, kau di mana? Bisa temui aku dirumah sakit Seoul?" Rumah sakit?

Apa nenek sakit lagi?

"Bisa, memangnya siapa yang sakit?" Jawabku. Aku khawatir sekarang.

"cepatlah kemari, nanti ku jelaskan." Ujarnya. Ku matikan panggilan itu, dan bergegas mandi.

Sekitar hampir jam 12 siang, aku baru sampai di Rumah sakit. Perjalanan yang tidak terlalu jauh seharusnya, malah sangat jauh karena macet di mana mana.

Ku langkahkan kaki cepat cepat menuju ruang ICU yang paman Jung sebutkan.

Dapat kulihat disana ada Paman Jung dan putranya Jung Heuning atau biasa di sapa Kai tengah berdiri khawatir didepan pintu ruang ICU.

"Paman." panggilku. Pria berusia sekitar 45 tahunan itu menoleh kearahku.

"Akhirnya kau datang." Paman Jung benar-benar khawatir. Bahkan wajahnya masih pucat pasi.

"Bagaimana keadan ayah?" Tanyaku. Aku tidak tahu jika saja Paman Jung tidak memberi tahuku.

"Dokter masih menanganinya." Pria itu kini duduk di kursi bersama Kai.

Aku tidak menyangka ayah menyembunyikan ini dariku. Mengidap sakit kanker paru paru sejak usiaku 12 tahun. Ya Tuhan, putri macam apa aku ini? Ayahnya sakit tidak tahu.

Paman Jung adalah adik ipar ayahku. Beliau seorang ternama di kalangan selebriti. Tapi Paman ku ini bukan seorang selebriti, ia seorang produser dan penulis lagu. Diantara saudara ayahku, hanya ayahku yang hidupnya bisa di bilang sederhana. Ayahku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan Paman Jung adalah suami dari adik bungsunya.

Tubuhku menegap kala Dokter dengan nama Kim Seok Jin itu keluar dari ruang ICU.

"Bagaimana keadaannya dok?" wajah Dokter Kim sama sekali tidak menunjukkan kesenangan. Bahkan aku dapat merasakan aura negatif yang keluar. Maksudku, bukan sebuah berita positif. Dokter Kim menggelengkan kepala.

Between Us || Park Jimin[On GOING] [Slow UPDATE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang