9. Forget

622 56 2
                                    

Happy reading

And

Enjoy

💜💜💜💜😘




























Setelah mengantarku, Jimin lantas pergi ke kantor. Menjalin hubungan dengan pria yang jauh lebih tua dariku adalah hal yang baru. Apalagi usiaku dan Jimin terpaut 11 tahun. Seharusnya Jimin memang paman ku.

Tepat saat aku melangkah masuk  gedung. Seulgi sudah menunggu disana dengan Daehwi. Tumben Daehwi dengan Seulgi. Kurasa mereka mencoba bersaing. Astaga ada ada saja. Ya, aku tahu Daehwi menyukaiku sejak lama. Tapi aku hanya menganggapnya teman.

"Jangan menatapku terus, kalian berdua temanku." Ujarku tepat dihadapan keduanya. Ya Tuhan, apa mereka pikir aku ini hadiah perlombaan?

"Kau datang dengan siapa?" Aku melirik Seulgi. Jelas, ia cemburu. Aku tahu itu.

"Siapa lagi kalau bukan kekasihku?" Aku memang sengaja melakukan itu. Aku bosan Seulgi mengintiliku. Terlebih dia wanita, dan dia juga menyukaiku.

"Dia suami orang, Hee." Ujarnya membuat Daehwi menolehkan kepala.

Aku hanya diam, aku tahu Seulgi mencoba membuatku marah. Biarkan saja. Memang begitu adanya. Aku tidak apa-apa. Toh Suran Eonni tidak menyukai Jimin. Aku tenang akan hal itu.

"Selagi Suran Eonni tidak menggangguku, aku tidak akan takut. Ingat, Suran Eonni menyukaimu, Gi." Aku tidak tahu kenapa aku berani. Ini sebagai peringatan. Semoga Seulgi tidak menganggapnya serius.

Aku meninggalkan Seulgi dan Daehwi disana. Aku tidak ingin di pandang seperti Seulgi. Kalian tahu, bahwa penyimpangan sex itu tidak baik.

Aku masuk kedalam kelas, dan Daehwi sudah duduk di sisiku. Teman kelas yang paling akrab denganku hanya laki-laki satu ini saja. Selebihnya hanya teman biasa. Daehwi ini sangat baik, bahkan ia pernah membantu ku berbohong dengan dosenku. Demi ke baikan. Bukan hal yang aneh aneh.

Ah, iya, aku belum mengunjungi ayah lagi. Sekarang cukup jauh. Busan. Aku akan kembali lagi kesana.

Pukul 7 sore, aku baru keluar kelas. Aku ada kelas tambahan tadi. Astaga menyebalkan. Aku melihat mobil Jimin disana. Ia keluar mobil dan menghampiriku. Banyak beberapa mahasiswi yang tidak suka melihatku dengan Jimin.

"Kau lapar?" Tanyanya saat kami sudah di dalam mobil. Aku menganggukkan kepala, ia menatapku dan menganggukkan kepala. "Bagaimana keadaan ibumu?" Tanya Jimin membuatku mengangkat sebelah alis.

"Kau menemui ibu?" Tanyaku. Dan ia menganggukkan kepala.

"Ibu tahu tentang kita. Dan aku mulai mengingat beberapa hal." Jawabnya tanpa menatapku. Apa itu artinya dia ingat mengenai apa yang di lakukannya dengan ibu? Astaga, jika dia ingat. Semoga tidak kembali menyukai ibu. Aku benar-benar takut sekarang.

"Aku tidak menyangka kau menyukai ku sejak lama." Jawabnya melirikku. Aku lantas langsung menatapnya.

"Ibu mengatakannya padamu?" Jawabku.

Ia menganggukkan kepala.

Aku hanya diam dan menatap Jimin. Aku tidak tahu harus mengatakan apa? Terlebih Jimin sangat mengenal ibu, itu sebelum mengalami hilang ingatan. Aku memberanikan diri menggenggam tangan Jimin.

"Apa kau akan tetap bersamaku jika ingatanmu kembali?" Ia sempat terkejut. Kurasa. Ia lantas menatap ku sejenak dan menganggukkan kepala.

*****

Kami sampai di kedai dekat Universitas ku. Kemudian, kami mencari kursi dan memesan makanan. Tepat saat aku beranjak, aku melihat Suran Eonni tengah bersama seseorang. Dan orang itu seorang perempuan. Bahkan sangat akrab dengan Suran Eonni.

Between Us || Park Jimin[On GOING] [Slow UPDATE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang