1. Akward

2.2K 90 6
                                    

Namaku Han So Hee, usiaku 21 tahun. Aku lahir dan besar di Busan. Tapi setelah usiaku 16 tahun, aku pindah ke Seoul bersama ibuku. Disaat usia remaja dan baru menginjak ke usia yang memasuki dewasa, kedua orang tuaku bercerai. Tepat di Seoullah kehidupanku berubah. Ditambah kedatangan pria itu yang selalu membuatku terganggu. Dia tidak menjahiliku, hanya saja ia datang menemui ibu dan melakukan itu di rumah kami.

Awal pertemuanku dengannya adalah saat ia mengantar ibuku menjemputku ke sekolah. Oh ya, apakah aku sudah mengatakan berapa usia pria itu? Dia berusia sekitar 27 tahun. Saat itu.

Sejak 3 tahun lalu aku tidak bertemu lagi dengannya. Kulihat ibuku juga tidak menemui pria itu.

Ah, aku lupa memyebut namanya.

Namanya adalah Park Jimin. Mungkin sekarang usianya sudah 32 tahun. Mungkin saja.

Dan satuhal yang baru ku sudari aku menyukainya. Ah tidak, mencintainya. Mencintai 'pacar' ibuku.

.

.

.

.

Hari ini aku akan berangkat ke Universitas, aku baru saja mendaftar ke salah satu Universitas di Seoul.

Setelah dua tahun bekerja, aku memutuskan untuk bersekolah kembali.

"Bu, aku berangkat." Ujarku saat mengenakan sepatu convers kesukaanku. Dapat ku dengar suara ibuku dari arah dapur. "kau sudah membawa bekalmu hee-ya?"

"Sudah bu." Aku membuka pintu apartemen dan bergegas pergi.

Disinilah aku, menunggu bus datang. Di halte dekat rumah ku. Dan dapat ku lihat Seulgi datang. Ia menatap ku, dan terlihat tengah mengambil nafas.

"Busnya belum datang?" tanyanya menatapku. Aku menggelengkan kepala. Seulgi temanku sekolah menengah dulu. Tapi ia lebih dulu masuk Universitas dibandingkan aku. Bahkan sekarang ia sudah semester 4.

"So-ya." Aku menoleh kala ia memanggilku.

"Ada apa?"

Ia nampak menahan sesuatu untuk di utarakan. Aku tidak biasanya melihatnya seperti ini.

"Ada apa, gi-ya?" ku ulangi lagi perkataannya. "Hana menyukaiku." Aku membulatkan mata, aku benar-benar terkejut bahkan sangat.

Seulgi nampak ketakutan, bahkan ia menggenggam kedua tanganku erat. Aku mengingat Hana, gadis itu adalah teman kami di Sekolah Menengah. Namun ia jarang bergaul dengan banyak orang. Bahkan keseringannya dengan para remaja laki-laki. Aku sudah lama tahu jika gadis bernama Hana itu mengalami kelainan sex. Maksudku ia memiliki penyimpangan. Ia menyukai beberapa teman gadis di kelasku. Dan sekarang ia menyukai Seulgi, sahabatku.

"Bukankah kau satu fakultas dengannya?" Tanya ku setelah kami duduk di dalam bus.

Ku lirik ia menganggukkan kepala.

Aku menghela nafas, mungkin aku tidak tahan jika menjadi Seulgi.

"Dia.." Aku mendengarnya. "Dia melakukan itu denganku kemarin." Aku langsung menatapnya. Aku terkejut, pasti.

Aku tidak pernah menyangka akan tahu mengenai ini.

"Jangan katakan omong kosong, gi-ya!" Mungkin beberapa pasang mata menatapku sekarang.

Dia menatapku. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca.

Entah apa yang harus kulakukan setelah mendengar perkataan Seulgi di Bus tadi.

Sekarang aku di kelas.

Aku tidak satu fakultas dengan Seulgi.

Aku berada di Fakultas hukum. Sedangkan gadis itu di Fakultas tata bahasa korea.

Bahkan sekarang aku tidak tahu jika kelas sudah hanya tinggal beberapa mahasiswa saja. Aku memasukkan buku kedalam tas dan bergegas pergi.

Astaga, pikiranku kacau sekarang. Bahkan sekarang kepala ku pening akibat teriakan beberapa mahasiswa dan mahasiswi. Mereka seolah meneriaki seseorang. Dan orang itu adalah Seulgi,sahabatku.

"Ya! Hentikan!" Teriakku.

"Ada apa ini?"

"eoh? So hee-rang? Kau mengenal gadis ini?" Tanya salah satu mahasiswa yang ku tahu ia adalah teman sekelasku.

Aku menganggukkan kepala.

"Ada apa?" Tanyaku lagi.

"dia melakukan pelecehan di kamar mandi. Aku melihatnya." Ujar salah satu dari yang ada disana. Aku menatap Seulgi. Dia menundukkan kepala. Ku hampiri tubuhnya yang sudah basah kunyup karena siraman air.

"katakan padaku." pintaku.

"Hee-ya, aku bisa jelaskan." Jawabnya menatapku takut.

Ya Tuhan, kenapa hidupku seperti ini?
"Sebenarnya, tidak hanya Hana. Tapi, aku, aku juga.." Entah apa yang merasukiku, aku berani menamparnya. Menampar sahabatku.

"Maafkan aku Hee-ya. Tapi, aku menyukaimu." Satu fakta yang baru kuketahui dari Seulgi adalah ia sama dengan Hana.

Dan aku baru tahu itu. Aku diam, menarik tangannya dan mengajaknya pergi. Aku tidak mungkin meninggalkannya disana, dan mendapatkan bullian dari banyak orang.

Setelah mengantar Seulgi ke apartemennya. Aku pulang dengan berjalan kaki.

Ya Tuhan

Kenapa hidupku seperti ini?

Astaga, aku tidak berkonsentrasi sampai menabrak seseorang.

Aku berkali-kali membungkukkan badan meminta maaf. Aku dapat merasakan ia tengah menatapku. Kuputuskan untuk menegakkan badanku.

Dia menatapku dalam, seolah merasa bersalah. Entah apa yang ada di otakku. Aku memeluknya. Bahkan aku baru saja bertemu dengannya, setelah 3 tahun tidak bertemu dengannya.

Aku benar-benar merindukkannya. Tuhan, kumohon untuk saat ini hentikan waktu sejenak.

"kau siapa?"

Damn!

Dia tidak mengenalku?

Park Jimin, kau tidak mengenal ku?

Ku lepaskan pelukan ku dan menatapnya. Benar, memang benar. Dia Park Jimin. Tapi kenapa tidak mengingatku?

Setahuku dia mengenalku dulu, bahkan sering mengajakku berbicara.

"Park Jimin kan?" Tanya ku pelan. Ia menganggukkan kepala.

"Iya, dan kau siapa?" Tanyanya balik kepadaku.

Aku benar-benar seperti tertimpa batu besar. Dia tidak mengenalku.

"Kau mengenal Jung Yewon?" Tanyaku lagi. Lagi dan lagi ia menggelengkan kepala.

Ya Tuhan, Park Jimin.

Aku tidak menyangka itu. Jimin benar-benar tidak mengenalku ataupun ibuku.

Apakah Jimin hilang ingatan?














































Ha?

What is this?

Seulgi? 😱

Jimin amnesia? 😳

🤫🤫

Next? Comment

Untuk cover, sementara itu dulu. Kemarin aplikasi nya aku hapus. Hp ku masih error soalnya. Jadi kalo udah lebih baik nanti, aku akan ganti covernya. 😁🌻💜😚

Between Us || Park Jimin[On GOING] [Slow UPDATE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang