6. Lily Altana

14 3 0
                                    

Keesokan hari nya Mellifluous sudah berjanji akan berkumpul di kelas tepat waktu.

Lily sudah siap dan akan berangkat ke sekolah. Karena jika terlambat ia pasti akan kena omel oleh anggota Mellifluous.
Karena selain kompak mereka juga mengutamakan kedisiplinan.

Lily sudah mencoba memesan ojek online tapi tetap tidak bisa. Ia mulai putus asa dan panik karena hari semakin siang.

"Aduhh ini abang ojek gak butuh uang apaa!!" Kesal Lily sambil memandang handphone nya.

Di seberang sana ada seorang pria yang memperhatikan Lily yang sedang kesal. Ia tersenyum. Melihat Lily kesal seperti itu rasanya sangat menggemaskan. Apalagi dengan tubuh Lily yang mungil.

Pria itu menghampiri Lily menggunakan mobilnya.

"Ly lo kenapa?" Tanya pria itu sambil membuka kaca mobilnya.

"Ehh Kak Ryan, ini Lily lagi pesen ojek online tapi malah di cancel terus mana anak Mellifluous udah nungguin lagi" kata Lily.

"Sepenting itu yaa Mellifluous buat lo?" Kata pria yang diketahui bernama Ryan.

Lily tak menjawab ia hanya tersenyum. Karena tanpa Lily menjawab pun Ryan pasti sudah tau jawabannya. Lily lebih mementingkan Mellifluous daripada Ryan yang sudah bersahabat baik sejak kecil. Lily sering membatalkan janji nya dengan Ryan hanya karena Mellifluous juga mengajak ia pergi di waktu yang bersamaan. Dan itu membuat Ryan kesal.

"Yaudah lo bareng gue aja gimana?" Tanya Ryan.

"Gak usah kak gapapa sebentar lagi juga ojek online nya dateng kok" jawab Lily yang merasa tak enak.

"Tapi udah siang Ly pliss kali ini aja lo turutin permintaan gue" kata Ryan.

Lily tersenyum. Ia tidak mempunyai pilihan lain. Di satu sisi hari sudah siang, selain ia akan kena omel anggota Mellifluous ia juga pasti akan kena omel guru.

"Yaudah kak gak ngerepotin kan?" Tanya Lily canggung. Karena sudah lama ia dan Ryan tidak sedekat dulu. Ryan menjauh karena Lily yang selalu mementingkan Mellifluous. Dahulu Ryan yang selalu ada di dekatnya dan menjaga nya. Tapi setelah kejadian itu Ryan menjauh. Dan sekarang Ryan mendekati nya lagi, Lily tidak nyaman untuk itu.

"Gapapa kok, lo kaya sama siapa aja kita kan udah sahabatan lama" kata Ryan sambil tersenyum.

Lily tersenyum dan menaiki mobil Ryan.

Di perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi. Lily hanya diam sambil menatap kaca mobil. Sedangkan Ryan fokus menyetir sesekali ia menatap Lily. Ia rindu Lily. Rindu bersama dengan gadis imut itu. Gadis yang selalu bersama nya sejak kecil. Gadis yang selalu meminta nya menemani kemana pun ia pergi. Dan kini Lily telah dewasa dan mandiri, Lily juga telah mempunyai jalan sendiri untuk menemukan kehidupannya.

Ryan tersenyum mengingat kenangan masa kecil mereka berputar kembali di pikirannya.

"Ly udah lama yaa" kata Ryan yang masih fokus pada jalanan.

"Lama apa kak?" Tanya Lily.

"Kita gak kaya gini lagi sedeket ini" ujar Ryan.

Lily hanya tersenyum sebagai jawaban. Menurut Ryan, Lily kini telah berubah. Lily yang dahulu manja dan bergantung padanya kini menjadi gadis yang mandiri. Lily yang dulu selalu menasehati nya ketika bersalah, kini telah berubah menjadi gadis yang pendiam saat di hadapannya. Mungkin ini juga salah Ryan karena telah marah pada Lily saat Lily lebih mementingkan sahabatnya.

Mereka akhirnya sampai sekolah. Sebelum Lily turun, Ryan lebih dahulu membuka kan pintu nya untuk Lily. Mereka berdua berjalan di lorong menuju kelas.

Mellifluous Ineffable {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang