Arumi#16

237 9 0
                                    

A R U M I

Oleh: liliaplita
#bagian16

Malam jum'at
Sehabis isya warga ramai ramai datang kerumah bik irna, untuk menjenguk paman yono yang kondisinya kian memburuk

Paman yono setelah ditemukan beberapa minggu lalu oleh warga desa, dia seperti orang linglung dan strees. Tanpa diganggu kadang ia tertawa sendiri dan suka meraung raung kesakitan

Tiap kali ditanya
Hanya cengengesan, tidak merespon
Sudah seminggu ini keadaannya semakin memburuk bukan hanya meraung raung kesakitan. Tapi suka menjerit jerit karna ketakutan sambil bilang

Ampunn... ampunn

Tidak ada yang curiga atas kondisi paman yono, warga hanya mengira dia ketempelan makhluk halus
.
.
Tidak lama setelah tetangga yang lain sampai, pak joko bersama keluarganya juga datang untuk menjenguk paman yono sembari membawa buah tangan

Nuri menyunggukan teh hangat dan kopi juga dengan cemilan seadanya untuk para tamu, setelah itu ia duduk menyimpit disamping ibunya

Nuri dikenal gadis yang sombong dan pemberani, bahkan dengan orang yang lebih tua darinya dia tidak bisa menghormati

Bik ayu dan bik endang merasa aneh melihat sikap Nuri, yang sekarang menjadi pendiam dan wajahnya terlihat sendu

Nuri sedikit berubah
Karna sering diteror oleh Arumi
Dia lebih sering dirumah, suka murung dan mengurung diri kamar
Bahkan ketika bicara dengan bik irna dia tak lagi berkata kasar

Arya yang duduk dipojokkan ruangan tamu, sedikit menatap aneh pada Nuri

"Apa gak sebaiknya diruqyah aja yuk" kata bik ayu sambil menatap melas paman yono
"Ustadz fahri belum sempat yuk" sahut bik irna yang terus memandangi suaminya

Para tetangga datang bukan hanya menjenguk, masing masing dari mereka membawa Al-Qur'an untuk ngaji bersama dirumah bik irna. Tapi tidak dengan bu fatma

Bu fatma orang tersombong didesa itu, saat semuanya memulai membaca dia hanya diam sambil mengipas ngipas.
.
.
Malam itu sebelum mereka datang kerumah bik irna, cuacanya terang sinar bulan terang juga banyak bintang yang bersinar

Tapi gak tau kenapa
Tiba tiba angin berhembus sangat kencang,

Klesek.... klesekk
Bunyi gesekan seng rumah bik irna yang terbang mengepak karena angin

Mereka sedikit panik dan sembari berdzikir, seketika paman yono
Meraung raung ketakutan. Matanya lurus menatap keatas seperti melihat sesuatu diatas sana, badannya kaku, tangannya mengepal seperti ingin menonjok orang

Entah apa yang ingin ia sampaikan
Mulutnya mangap seperti ingin berbicara namun tertahan seperti tercekik.

Bik irna terus membaca ayat ayat Al-Qur'an begitu pun dengan yang lainnya, angin semakin kencang berhembusan

Percikan air dari atas mulai terasa
Gerimis mulai berjatuhan
Teeeeppppp...
Mati lampuuu

Semua orang disana berteriak karna kaget, Nuri bergegas berlari kebelakang mengambil lampu sentir

Saat lampu itu menyala
Mereka kaget
Melihat paman yono sudah duduk dengan wajah yang segar namun tidak bicara, banyak yang mengajaknya bicara tapi dia hanya membalas senyum tipis.

Angin telah meredam
Dan hujan semakin deras
Melihat kondisi paman yono sudah membaik, mereka menyudahi membaca Al-qur'an

Dan memakan makanan yang sudah disediakan oleh Nuri
.
.
Saat yang lainnya menikmati cemilan
Bu fatma tidak menyentuh makanan atau teh itu sedikitpun, tampak seperti rasa jijik diwajahnya

Pak joko bersama bapak bapak yang lain bercerita asik dan begitupun dengan ibu ibu yang lain

Bu fatma pergi keluar ia duduk diteras, diluar sepi dan hujannya masih sangat deras

Sekilas ia menatap kerumah Arumi
"Kenapa anak itu cepet mati ya" batinya sambil mengepakkan kipasnya

Terlihat dihujung sana seorang perempuan berbaju merah dengan rambut terurai, dan memegang lampu sentir ditangan kirinya seraya tangan kanannya melambai memanggil kearah bu fatma.

Bu fatma terdiam kaku
Tubuhnya kaku tak mampu ia berlari kedalam, dan mulutnya seperti terkunci sehingga dia tidak bisa berteriak

"Aaaauuu aaaauuuu aaakk" ocehan mulut bu fatma matanya sambil melotot melihat wanita itu

Dia mengedikan mata nya
Melihat lagi kearah rumah Arumi
Wanita itu hilang, tidak ada lagi disana

Perasaan lega dihatinya
Namun tubuhnya masih kaku seakan tak kuat untuk berjalan, sekilas menoleh kesamping kirinya.

Ada Arumi disana
Dia duduk anggun diatas kursi kayu
Memakai baju kebaya warna merah, rambut disanggul dan wajahnya berseri

Tersenyum menakutkan melihat bu fatma, buk fatma tidak bisa bergidik sedikitpun. Ia teriak sekencang nya tapi aneh tidak ada orang yang menghampirinya keluar, seolah olah mereka tidak mendengar teriakan bu fatma

Arumi membuka mulutnya
Lidahnya menjular panjang
Karah wajah bu fatma, melintasi wajahnya yang menor

Seketika bu fatma memanggil pak joko
"Paaaakkkk bapakkk" teriak bu fatma

Pak joko dan Arya keluar mereka menatap cemas kearas bu fatma, setelah pak joko menghampirinya Arumi tidak ada lagi disampingnya

Entah kemana ia pergi

Bu fatma menangis histeris dan memeluk erat pak joko
Tubuhnya bergetar, sorot matanya ketakutan tapi lisannya sulit untuk menyampaikan apa yang dilihatnya tadi. Seolah seperti dikuci

Bik irna datang menghampiri bu fatma dengan membawakan segelas teh hangat, bik irna sudah tau apa yang terjadi dengan bu fatma dia sudah menduga bahwa bu fatma diteror Arumi. Tapi bik irna berdiam diri takut semua orang yang disana menjadi takut

"Minum dulu teh nya bu" kata bik irna sembari memberikan teh yang dibawanya

Tak lama hujan berhenti
Sudah jam 11.15 malam
Mereka pada pamit pulang, begitupun dengan pak joko dan bu fatma. Mereka langsung bergegas pulang

ARUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang