Arumi#18

306 9 5
                                    

A R U M I

Oleh: liliaplita
#bagian18

      Semalam sore pak mukhsin tetangga pak joko. Rumah mereka bersebelahan, saat itu ia hendak pergi ke kebunya yang berada didesa sebelah, ia melintasi jalanan hutan bambu yang sekarang dikenal angker.

      Didalam perjalanan Pak mukhsin menemukan mayat anak kecil yang berbalur lumpur, anak laki laki yang berusia 8tahun. Mayat itu adalah putra buk mirna yang hilang 3hari yang lalu. Ditemukan dalam keadaan meninggal dan badanya lebam, tidak ada yang tau apa penyebabnya dan siapa pembunuhnya.

   Segera pak mukhsin bergegas kerumah pak kades meminta bantuan. Beberapa warga langsung datang ke lokasi mayat ditemukan, paman yono dan pak joko pun ikut ke hutan bambu itu.

"Benar kan pak yang saya katakan anak ini ada disini, dipasar malam yang ada disitu" kata paman yono pada joko, seraya menunjuk kearah pepohonan bambu

"Iiiiiiiiyaa pak" sahut pak joko

   Mendengar sahutan pak joko yang gugup paman yono meliriknya dengan sorot mata sinis, pak joko hanya tersenyum meringiss.
.............
.............

      Buk mirna nangis histeris dan jatuh pingsan. Melihat warga membopong mayat anaknya, dan suaminya hanya duduk terdiam tak berdaya melihat anak semata wayang mereka meninggal dalam keadaan seperti itu

    Sepasang suami istri enggan memandikan jenazah anaknya, karna tak kuasa melihat lebam ditubuhnya anaknya. Pak joko bersama 3orang warga lainya turun tangan, membantu memandikan anak bu mirna.

    Saat proses pemandian, mereka dikejutkan dengan lebam yang ada ditubuh andi (anak buk mirna), lebam nya bukan seperti dipukul melainkan seperti bekas sentuhan jari seseorang. Dan dibagian kanan pundak andi ada cap tangan yang membekas.

"Sepertinya bener yang dikatakan pak yono pak" kata pak shaleh meringis ketakutan melihat pak joko

"Ssssssttttt nanti saja dibahas pak, ndak enak jika ada yang mendengar" sahut pak joko

   Tiba dipemakaman, lagi-lagi warga menemukan bunga melati diatas kuburan arumi. Bunga yang masih segar seperti baru dipetik, wanginya sangat menyengat.

"Yuk sampean habis ziarah ya"? Tanya buk mirna pada bik irna

"Iyyyaaaa" sahutnya gugup meringis

    Khawatir, jika mereka pada cemas dan takut, bik irna mengiyakan pertanyaan bu mirna. Padahal bik irna sama sekali tidak pernah ziarah ke makamnya arumi.

   Hari masih siang. Sinar matahari yang tadinya cerah, seketika meredup tertutupi awan hitam yang gelap pekat, seperti ingin hujan

  Setelah selesai dikebumikan, sebagain dari mereka bergegas pulang. Tinggalah bik ira bersama 4 ibu-ibu lainya termaksud bik endang dan bik ayu, mereka pulang belakangan karna ingin melihat makam arumi sebelum pulang.

    Ada rasa merinding saat mendekati makam arumi, ditambah lagi begitu banyaknya bunga melati. Membuat suasana yang gelap karna mendung, semakin mencekam.

    Bik irna berjalan perlahan, menghampiri makam arumi dan berjongkok disamping nisan.

"Nduk kamu yang tenang ya" lirih bik irna, menangis tersedu

"Sudah yuk, kita doakan saja untuk arumi" kata bik endang seraya mengajaknya pulang

    Bergegas mereka langsung pulang, karna cuaca semakin gelap dan angin mulai berhembus kencang.

"Yuk pernah lihat pasar malam yang dibilang pak yono"? Tanya bu lasmi

    Bik irna kaget spontan matanya melotot, sebelumnya yang ia ketahui, tidak ada warga yang mengatahui pasar malam gaib itu. Kecuali dirinya dan paman yono.

ARUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang