Taman sekolah...
"Jadilah pacarku..." ucapku dengan suara bergetar karena malu pada dirinya, dia yang sedari tadi asyik bermain game di handphonenya langsung terdiam, kaget dengan apa yang baru saja kuucapkan. Yah bagaimana dia tidak kaget jika dinyatakan cinta oleh orang yang baru saja dia kenal.
Aku memang bodoh dan sangat konyol, selama aku bersekolah disini aku tidak pernah berani menyapanya. Ya dia adalah Lee Jeno seorang kapten klub sepak bola sekolahku, parasnya yang tampan dan tubuhnya yang proporsional, siapa yang tidak mau jadi pacarnya. Aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali aku masuk ke sekolah ini, aku tidak pernah membuka hatiku untuk siapapun kecuali untuk dirinya, kakak kelas ataupun teman seangkatan yang berusaha menjadikanku pacar aku tolak dengan halus, hatiku cuma untuk Jeno tapi aku terlalu takut untuk mengenalnya lebih dekat, aku hanya berani menjadi penggemar rahasianya saja.
Sampai akhirnya aku mendengar berita bahwa Jennie noona, seniorku yang juga ketua club dance sekolahku menyukai Jeno dan akan menyatakan cintanya, rasanya benar-benar seperti disambar gledek, laki-laki mana yang bisa menolak pesona Jennie noona -kecuali aku- , aku takut Jeno akan menerimanya karena itulah aku nekat menyatakan cinta padanya, padahal ini pertama kalinya aku berbicara dengannya.
Jeno menatapku dengan tatapan aneh, aku yang sedari tadi berusaha menguatkan diriku untuk menatapnya, tak urung menundukkan wajahku karena malu ditatap seperti itu. Hampir lima menit dia menatapku tanpa mengucapkan sepatah katapun, mungkin setelah ini aku akan dikenal sebagai orang sinting, aku semakin menunduk, aku menyesal melakukan ini, aku benar benar tidak berpikir panjang, aku bodooh, aku...
"Baiklah..." tiba-tiba dia bersuara, eh? apa katanya tadi? baiklah? aku mengangkat mukaku, sepertinya aku salah dengar.
"K..kau bi.. bilang apa?" ucapku tergagap, aku pasti salah dengar, pasti!
"Aku bilang, baiklah, aku mau jadi pacarmu..." ucapnya santai lalu kembali memainkan ponselnya.
"Kau serius?" ucapku masih tidak percaya, hei! dia menerimaku sebagai pacarnya, ini benar-benar mimpi!!
"Hmm..." dia mengangguk kecil sambil masih sibuk memainkan gamenya, aku sedikit curiga dia tidak tahu apa itu arti "pacar" dia benar-benar bertingkah seperti tidak terjadi apapun.
"Kau yakin?" tanyaku lagi, kali ini dia menoleh kearahku, menatap mataku.
"Kau ini mau aku jadi pacarmu atau tidak?" tanyanya datar.
"Iya mau.." nyaliku ciut, aku jadi takut dia menarik kata-katanya. Setelah itu kami terdiam, ia kembali asyik dengan poselnya, tiba-tiba aku teringat sesuatu yang kubawa untuknya. Kado yang berisi topi biru dan gelang, tadinya niatku kalau ditolak setidaknya aku bisa memberinya kenang-kenangan tapi ini sama sekali diluar dugaanku, dia menerimaku, ya Tuhan.. aku bahagia!!
"Ehm, ini untukmu..." ucapku menyerahkan kado itu, dia menatapku sesaat kemudian mengambilnya.
"Thanks..." ucapnya singkat dan lagi-lagi kembali memainkan ponselnya, haah dia cuek sekali, sekarang aku kan pacarnya, setidaknya dia mengajakku ngobrol apa gitu, tapi aku tidak mau menuntut macam-macam, diterima menjadi pacarnya saja sudah membuatku bersyukur setengah mati.
"Jeno...Jeno..." tiba-tiba seorang laki-laki berlari kearahnya, laki-laki itu menatapku sesaat, pasti dia aneh kenapa aku bersama Jeno disini. Tapi dia memilih tidak peduli.
"Apa?" jawabnya malas.
"Jennie mencarimu, ciee sepertinya dia akan menyatakan cintanya, kau tahu dia menyiapkan berbagai hadiah, dia juga membawa klub musik untuk memainkan lagu, Jeno kau benar-benar beruntung..."
DEG!!! aku kaget, rasanya sakit mendengarnya, apa aku harus mundur padahal baru beberapa detik lalu aku merasa bahagia, aku menunduk, kesal, cemburu dan malu menyadari aku tidak ada apa-apa nya dibandingkan Jennie noona.
Jeno diam, menatapku sesaat."Kau pulang saja..." perintahnya padaku, apa maksudnya ini?
"Kenapa?" tanyaku lemas.
Dia bangun dari duduknya tanpa menjawab pertanyaanku, temannya memperhatikan kami.
"Mana handphone mu?" tanyanya sambil mengulurkan tangan meminta handphoneku, aku bingung tapi kuberikan. Dia mengetik sesuatu setelah itu mengembalikannya padaku, sebuah nomor, ah~ dia memberikan nomor handphonenya padaku.
"Aku duluan..." pamitnya "Eh tadi siapa namamu?"
Astaga bahkan namaku saja dia tidak mengingatnya, bagaimana bisa dia menerimaku sebagai pacarnya.
"Jaemin, Na Jaemin..."Dia tersenyum sedikit, nyaris aku tidak melihat senyum itu saking sedikitnya "Aku duluan Jaemin..." dia mengusap rambutku sekilas kemudian berlalu dengan temannya tadi, ya tuhan mimpi apa aku semalam?
Introducing
Na Jaemin
Kelas XI Hanyang High School
Having a big fat crush on Jeno since shopomore year
Pemalu tapi bisa super nekat di moment tertentu
Dance team, malunya hilang kalau lagi manggung
Punya banyak fans karena prestasinya di dance club
Sering ikut lomba dance skala nasional dan internasionalLee Jeno
Kelas XI Hanyang High School
Kapten club Sepak Bola
Cuek tapi leadership dilapangan diacungi jempol
Gosipnya jomblo dari lahir
Selain bola hidupnya adalah ngegame
Ganteng dan kapten sepak bola = auto banyak fans
Tapi sekali lagi Jeno itu cuek jadi siap siap patah hati aja
Kim Jennie
Kelas XII Hanyang High School
Ketua club dance dan wakil club musik
Cantik, fans banyak, tapi jomblo
Diem diem naksir adik kelas namanya Lee Jeno
Sering lomba dance bareng JaeminOkay, shall we start now?
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Ways // Nomin ✔
FanfictionJaemin yang sudah lama menyimpan perasaan pada Jeno namun sama sekali belum pernah bicara dengannya, nekat untuk menyatakan perasaannya. Namun yang lebih mengejutkan lagi, Jeno menerimanya sebagai pacar? Jaemin terkejut hingga curiga apakah seorang...