Double up karena aku ambyar 😭
Wasit meniupkan peluit tanda pertandingan dimulai antara tim sepakbola Hanyang melawan tim sepakbola Shinwa, tim sepakbola Hanyang kebagian menjadi penyerang pertama, dan terlihat Kapten klub sepakbola Hanyang, Jeno, sedang menggiring bola bekerja sama dengan dua pemain sayap kanan.
" Jeno, sini...!" teriak Yuta, partnernya yang berposisi sebagai midfielder, Jeno mengopernya pelan tapi operannya berhasil dipotong oleh pemain lawan, supporter yang menonton bergemuruh kecewa. Pemain lawan tadi membawa bola ke arah gawang Hanyang, beberapa pemain belakang menghadang dan berhasil direbut bolanya, lalu salah satunya mengoper jauh ke depan, ke arah Jeno, ketika bola hendak diterima seorang pemain lawan yang memakai seragam bertuliskan "Hyunjin" di bagian belakangnya memotong operan dengan sundulan.
"Bodoh..." desisnya pada Jeno sambil sedikit menyeringai dan langsung berlari menuju gawang Hanyang.
" Jeno, fokus!!" teriak pelatih dari pinggir lapangan, Jeno lalu kembali lari mengejar bola yang ada di kaki lawan.
"Hyunjin, oper kesini!" teriak temannya yang luput dari penjagaan, Hyunjin segera mengoper, temannya tadi segera berlari ke depan gawang dan GOL! Semua supporter lawan bersorak, begitu juga dengan pemainnya.
Sementara pemain Hanyang langsung lemas begitu juga Jeno, Jeno seakan lupa pada tugasnya sebagai kapten yaitu selalu memberi semangat kepada pemain lain disaat apapun.
Pertandingan berjalan lagi,kini giliran tim Hanyang yang menyerang, berkali-kali mereka mencoba memasukkan bola tapi selalu gagal. Sampai babak pertama usai skor tetap 1-0.
Di ruang ganti...
"Jeno, kenapa kau bermain seperti tidak pernah bermain sepakbola hah!" omel pelatih kepada Jeno yang hanya bisa menundukkan kepalanya, merasa emosi dengan semua yang terjadi.
"Maafkan aku..." ucapnya pelan. "Kata maaf tidak diperlukan sekarang! Yang harus kau ingat adalah fokus! Aku tidak tahu kau sedang ada pikiran apa tapi yang jelas jangan bawa urusan pribadi ke dalam lapangan! Mengerti?"
"Iya coach saya mengerti..." Jeno mengangguk pelan.
"Dan yang lainnya, kalian jangan terlalu fokus pada Jeno untuk mencetak gol, carilah celah sekecil apapun, tidak peduli siapapun orangnya, yang dibutuhkan sekarang adalah gol sebanyak-banyaknya bukan siapa yang mencetak!"
Pertandingan babak kedua dimulai, kali ini tim sepakbola Shinwa menyerang duluan, tapi sepertinya semangat pemain tim Hanyang sudah dipompa, mereka dengan mudah merebut bola.
"Mark sini!" ucap Jaehyun, defender tim Hanyang pada Mark yang sedang di hadang dua pemain lawan. Mark segera mengoper dan Jaehyun membawa bola ke gawang Shinwa, Yuta yang bebas dari penjagaan sudah bersiap menerima bola, dan Jaehyun mengoper ke arahnya, Yuta segera melesakkan bola dan GOL! Satu point untuk tim Hanyang, semua pendukung bersorak, para pemain langsung memeluk Yuta, sekarang giliran pemain lawan yang lemas.
Pertandingan di mulai dan Jeno bermain dengan lebih baik, dia beberapa kali menciptakan peluang walaupun belum berhasil, ketika sedang membawa bola tiba-tiba ada seseorang melakukan sliding tackle, membuat tulang keringnya ngilu, Jeno mengaduh kesakitan, dia melihat siapa yang melakukannya ternyata itu Hyunjin, tapi sayangnya kejadian itu luput dari perhatian wasit dan tidak dianggap pelanggaran, Jeno mengucapkan sumpah serapah, dia berlari dengan kaki yang ngilu, tapi dia berusaha tidak merasakan ngilunya, sampai ketika bola sudah ada dikakinya dan siap menendang tiba-tiba Hyunjin sengaja menyeleding nya lagi, kali ini benar-benar sakit dan wasit melihat, Hyunjin diberikan sanksi kartu kuning.
"Pacar bodohmu itu pasti sedang menangis melihatmu..." ucap Hyunjin memancing amarah Jeno.
"Brengsek..." desis Jeno berusaha tidak terpancing lalu kembali bangun dan melanjutkan pertandingan. Ketika Jeno sedang menggiring bola Hyunjin selalu berusaha menjatuhkannya, tapi entah wasit selalu tidak melihat kejadian itu. Kali ini Jeno sedang berlari tanpa menggiring bola, tiba-tiba dia tersandung dan jatuh lagi untuk ketiga kalinya dan yang melakukan adalah orang yang sama.
"Hyunjin apa yang kau lakukan?" teman se timnya pun ikut kaget melihat Hyunjin yang menjatuhkan Jeno padahal dia sedang tidak membawa bola. Jeno benar-benar terbakar emosinya dan dia tidak bisa menahan lagi dia segera memukul Hyunjin padahal pertandingan sedang berjalan, wasit segera menghentikan pertandingan dan berlari ke arah mereka, Hyunjin tidak berhentinya menyeringai.
"Anak muda, ini sepakbola! Bermainlah yang fair!" ucap wasit memisahkan Jeno dan Hyunjin. "Kau mengotori jalannya pertandingan!" ucap wasit lalu mengeluarkan kartu merah untuk Jeno, Jeno terkejut, ini kartu merah pertamanya selama dia berkarir di dunia sepakbola.
"Pak, tapi tadi orang ini yang memancing emosi Jeno!" bela Mark yang melihat kejadian sebenarnya. "Tidak pak, tadi dia yang duluan menekel saya padahal saya sedang tidak membawa bola!" bohong Hyunjin, Jeno benar-benar emosi dan bersiap memukul lagi.
"Keluar kau, perilakumu sangat mengotori sepakbola di negeri ini!" perintah wasit, Jeno sudah malas membela diri dan segera pergi keluar lapangan, berjalan sedikit terpincang-pincang dengan diiringi sorakan dari supporter lawan. Dia berjalan melewati pelatih yang memandangnya sinis menuju ruang ganti.
=====
Aku berjalan lemas keluar dari stadion, hasil akhir 2-1 untuk kemenangan tim lawan, aku tidak tahu lagi harus bagaimana karena penyebab semua ini adalah kebodohanku, andai saja aku tidak bertemu setan yang bernama Hyunjin itu, pasti semuanya tidak akan begini. Jeno pasti sedang tertekan sekarang, semua orang pasti menyalahkannya, rasanya ingin sekali aku berbicara dari awal tentang apa yang terjadi pada orang-orang itu.
=====
"Mark!" panggilku pada Mark yang berjalan di koridor sekolah, dia menoleh. "Eh, ada apa Jaemin?"
"Apa kau tahu dimana Jeno?" tanyaku padanya, aku berusaha menghubunginya tapi handphonenya mati, aku juga belum bertemu dengannya hari ini. "Dia tidak menghubungimu?" aku menggeleng lemah.
"Tadi pagi aku melihatnya masuk, tapi setelah jam pertama dia keluar kelas dan belum kembali lagi..." jelas Mark.
"Kau tahu bagaimana keadaannya?" tanyaku khawatir.
"Kemarin seusai pertandingan dia dimarahi habis-habisan oleh pelatih, dia sama sekali tidak bicara, hanya menundukkan mukanya setelah itu dia langsung pulang tanpa bicara pada siapapun..." jelasnya juga khawatir, "dan satu hal yang membuatku takut..." mimik Mark berubah sedih.
"Eh? Apa itu?"
"Dia terancam dikeluarkan dari klub..."
"Apa?"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Ways // Nomin ✔
FanfictionJaemin yang sudah lama menyimpan perasaan pada Jeno namun sama sekali belum pernah bicara dengannya, nekat untuk menyatakan perasaannya. Namun yang lebih mengejutkan lagi, Jeno menerimanya sebagai pacar? Jaemin terkejut hingga curiga apakah seorang...