Begitu sampai dirumah aku langsung membaringkan diriku, teriakan ibuku yang menyuruhku makan tidak aku gubris "It's ok Jaemin, semua akan baik-baik saja..." aku mengulang kalimat itu berkali-kali untuk menenangkan hatiku yang benar-benar sesak atas kejadian tadi. Sejak tadi handphoneku berdering, Jeno menelponku, maaf Jeno aku tidak mau berbicara denganmu sekarang.
Aku membiarkan teleponku terus berdering, menenggelamkan wajahku di bantal sampai aku tertidur. Begitu aku bangun kulihat ada 10 missed call dan semuanya dari Jeno, dia juga mengirim pesan.
From: Jeno
Apa yang harus kulakukan agar kau memaafkanku?
Aku mendengus.
To: Jeno
Aku baik-baik saja, aku tertidur semalam...
Hanya itu balasan ku, aku cuma ingin dia tahu kalau aku baik-baik saja, aku cuma takut, aku takut Jennie noona akan berhasil membuatnya jatuh cinta dan dia akan meninggalkanku, hanya itu selebihnya aku pikir aku baik-baik saja.
=======
Latihan dance sudah berakhir sejak pukul empat, tapi aku masih di ruang dance sendirian, aku terus menggerakkan tubuhku mengikuti alunan musik, hanya dance lah yang bisa membuatku melupakan segalanya, melupakan masalahku dengan Jeno, entahlah sejak tadi pagi aku tidak melihatnya, itu cukup membantu karena aku tidak perlu susah susah menghindarinya.
Aku terus menari dan menari, aku tidak berniat berhenti padahal langit sudah gelap, masa bodoh, aku akan terus menari sampai aku pingsan mungkin. Bayangan kejadian kemarin terus berkelebat dibenakku, Jeno yang menungguku, ketika aku hendak naik ke motornya, ketika Jennie datang dan merusak semuanya, kejadian itu terus berputar dibenakku lagi-lagi emosi itu kembali menyeruak didadaku, pantaskah aku cemburu?
Aku semakin menggerakkan badanku, aku tahu aku lelah tapi ada sesuatu di dalam tubuhku yang menahanku untuk berhenti, aku menari sambil sedikit terisak seperti orang bodoh. Aku ini tidak mudah menangis, tapi kenapa air mataku keluar begitu saja.
"Hentikan..." tiba-tiba aku mendengar suara, suara yang tidak asing, mungkin hanya halusinasiku, aku terus menari. "Aku bilang hentikan..." suara itu terdengar mendekat, dan sebuah lengan tiba-tiba merengkuh tubuhku, membuat tarianku terhenti, aku semakin terisak. "Lepaskan, aku sedang latihan jangan ganggu!" teriakku dengan suara yang bergetar berusaha menyembunyikan tangisku.
"Tolong jangan seperti ini..." pintanya dengan suara yang juga bergetar, apa dia menangis? "Jangan menyiksa dirimu Jaemin..."
Aku semakin terisak dan berusaha memberontak dari pelukannya yang sangat kuat. Usahaku sia-sia, aku tidak berhasil melepaskan diriku dari rengkuhannya. "Maafkan aku..." "Kemarin aku sudah bilang kalau aku baik-baik saja, aku ingin latihan tolong jangan menggangguku..." jawabku dingin.
"Tolong jangan seperti ini..." pintanya lagi, kali ini aku tahu dia benar-benar menangis. Aku bisa mendengar isakannya. Sulit sekali mempertahankan gengsimu ketika air mata sudah mengambil alih.
Aku membalikkan badanku dan berhadapan dengannya, kulihat air mata menggenang di pelupuk matanya. " Jeno, kenapa kau menangis?" tanyaku sambil menatap matanya, ku kuatkan diriku, aku terlalu menyukainya aku tidak bisa membiarkan amarah ini terus menerus menguasai pikiranku, aku mencintainya dan aku membuatnya menangis, ini seperti sebuah kesalahan untukku.
Tuhan.. kenapa begini? Aku menyeka air matanya dengan jariku, dia terkejut tapi langsung mengikuti apa yang kulakukan, dia menghapus air mataku, aku tersenyum sedikit, merasa konyol dengan apa yang sedang kami lakukan sekarang.
"Aku tidak menangis..." ucapnya tiba-tiba, aku menarik tanganku yang sedang membersihkan air matanya lalu mengernyit bingung. "Aku cuma kelilipan..." ah.. konyol sekali dia, aku jadi menyesal karena langsung luluh dengan air matanya, gengsinya benar-benar besar. Aku mendengus lalu menjauhinya, kesal tapi ingin tertawa "Daripada kau, menari sambil menangis, sungguh aneh!" ucapnya, nadanya kembali ketus seperti biasa, dia ini benar-benar.. erggh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Ways // Nomin ✔
FanfictionJaemin yang sudah lama menyimpan perasaan pada Jeno namun sama sekali belum pernah bicara dengannya, nekat untuk menyatakan perasaannya. Namun yang lebih mengejutkan lagi, Jeno menerimanya sebagai pacar? Jaemin terkejut hingga curiga apakah seorang...