09

83 3 0
                                    

Hidup ibarat gelombang
    ________________________________

Sebagai murid SMA pastilah kita pernah belajar sains, contohnya Fisika. Fisika adalah salah satu cabang ilmu atau pelajaran yang cukup menguras otak dengan segala perhitungan serba ribetnya, pelajaran Fisika juga kadang bikin pening dan membingungkan.

Dan begitulah yang orang-orang dongengkan tentang ilmu Fisika.

Ada sebagian yang suka dengan pelajaran ini karena jago ada juga yang tidak suka bahkan membencinya.

Aku sendiri sebenarnya tidak terlalu jago dalam pelajaran Fisika, nilai saja pas-pasan, aku tahu batas kemampuanku, aku bahkan tidak memiliki ketertarikan lebih untuk menguasainya lebih dalam. Meski begitu aku tidak boleh mundur. Maka, aku belajar apa yang tak kusukai, berusaha memahami apa yang tak kupahami.

Tetapi sebetulnya pelajaran Fisika itu bukan hanya sekedar pelajaran tentang menghafal rumus atau perhitungan tapi juga ada teori yang berkaitan langsung dengan kehidupan. Karena Fisika sangat erat dengan kehidupan sehari-hari manusia.

Jadwal pelajaran hari ini yaitu pelajaran Fisika. Pak Kusnadi mereview materi yang pernah kami pelajari di semester satu. Sengaja barangkali menguji apakah kami masih mengingatnya atau tidak.

"Joana, kamu tahu tidak ini termasuk gelombang apa?" tiba-tiba bertanya pada salah satu siswi di sampingku. Sambil menunjuk layar proyektor yang menampilkan sebuah gambar gelombang, tentu aku tahu itu gelombang longitudinal.

"Emm itu emm," jawab seorang siswi yang ditanya. Karena tempat duduknya hanya seuluran denganku, ia selalu mencolekku kalau perlu sesuatu. Aku tahu pasti dia tidak mengetahui atau mungkin lupa gelombang apa itu dan ia mencolekku memohon aku membantunya.

Akhirnya aku mencoba membantu. Aku menolehkan wajahku ke arahnya memberitahu jawabannya menggunakan gerakan bibir. Entah ia tidak mendengarnya, entah baru tahu kalau ada gelombang  yang bernama itu. Lalu karena ia kebanyakan hah-hih-huh tentu saja menyeretku ke dalam masalah.

Pak Kusnadi mendapati kami berdua sedang berbisik-bisik, tepatnya karena wajahku sedari tadi menoleh ke samping.

"Kamu, Zara!" Astaga. Mampus aku.
Aku tau apa yang harus kulakukan, menatap layar proyektor sekali lagi, meyakinkan nama gelombang itu.

"Apa ini, Zara?" aku sudah hendak menjawab 'gelombang longitudinal' seperti yang aku beritahukan pada Joana, ketika ia menunjuk ke gambar lain.

"Coba kamu jelaskan apa yang kamu ketahui tentang gelombang!" aku sungguh merutuki kebodohanku sore ini.

God, help me!

Setelah kutatap langit-langit seperti mencari keajaiban. Aku baru benar-benar menjawab pertanyaan Pak Dirham.

"Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tanpa medium. Gelombang terbagi menjadi dua, ada gelombang tranversal juga ada gelombang longitudinal." Kataku cukup mantap, untung gue inget cuy.

"Lalu, untuk terciptanya sebuah gelombang diperlukan apa?" tanyanya lagi. Shitttake, rupanya dua jam belajar Fisika belum cukup menyiksaku hari ini.

Biasanya aku selalu siap dan semangat, karena secara tidak langsung hal ini mengujiku, tetapi berbeda dengan hari ini entah kenapa membuatku ingin segera pulang dan duduk di jok belakang motor kak Al, menceritakan yang terjadi hari ini seperti biasanya.

Mentari [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang