PERGI

63 4 0
                                    

Halo semua👋🏻
Apa kabar nih? Baik-baik ya😊
Oke, biar ngga lama-lama langsung aja
karena ujian aku udah selesai
aku bakalan up crita ini setiap hari KAMIS😚

Setiap Kamis, jadi tungguin tiap hari Kamis ya.
Soalnya gantian up nya sama crita sebelah😙
Oke, yaudah langsung baca aja ya critanya.
Selamat membaca, jangan lupa bintangnya ya, share juga ke temen yang lainnya😊

--------------------------------------------------------------------------

Ps. Anggep aja mereka pake bahasa Inggris.

---------------

Bandara

Jam sudah menunjukkan 8 malam. Seorang pria tengah duduk di kursi roda dengan infus yang menempel di tangannya.

Pria itu tengah menatap lurus keluar jendela, harusnya dia sedang tidak di sini sekarang. Ingin sekali dia pergi dari sini, tapi tenaganya tidak terlalu kuat.

"Kamu sudah siap? Kita pergi sekarang." ucap pria paruh baya di belakangnya.

"Kalo aku bilang belum siap, papah juga bakalan minta aku pergi kan. Jadi, untuk apa bertanya?" jawabnya dengan tatapan lurus kedepan.

"Ini demi kebaikan kamu."

"Bukan, ini demi kebaikan kalian. Bukan kebaikan aku." balasnya lalu segera melajukan kursi rodanya untuk segera masuk kedalam pesawat.

Pria paruh baya itu pun hanya menghembuskan nafasnya pelan, dia hanya melakukan yang terbaik untuk putranya.

Sedangkan pria tadi sudah duduk di kursi dekat dengan jendela ditemani oleh wanita paruh baya di sebelahnya.

"Al, makan dulu ya. Daritadi kamu belum makan." ucap wanita itu.

"Aley ngga laper mah." jawabnya sambil terus menatap lurus keluar jendela.

Ya, itu Kei. Sedaritadi dia hanya diam dan berbicara seperlunya saja. Dia terus saja menatap keluar jendela, pandangan matanya kosong. Pikirannya terus saja melayang-layang.

Pikirannya terus saja tentang Keisya. Dia tidak tau bagaimana keadaan gadisnya setelah tau dia tidak jadi datang. Kei benar-benar merasa bersalah sekarang.

------------

Tiup lilinnya, tiup lilinnya
Tiup lilinnya sekarang juga
Sekarang juga, sekarang juga

"Fuhh"

Suara tepuk tangan memenuhi seluruh ruangan di cafe. Senyum bahagia terlukis di wajah setiap orang. Tapi tidak dengan Keisya.

Gadis itu tengah memandangi seluruh ruangan, mencari sosok yang ia tunggu-tunggu sejak tadi. Tapi nampaknya, dia belum datang juga.

"Cha, potong kuenya dong." ucap Anna.

Keisya pun tersenyum dan segera memotong kue pertamanya untuk kedua orang tuanya. Sedangkan saat potongan kedua dia simpan untuk Kei.

"Sya, kok kuenya ditaruh lagi. Buat gue aja ya." ucap Billy teman sekolahnya yang diketahui menyukai Keisya.

"Sorry Bil, ini buat Kei. Lo ambil sendiri aja ya." jawabnya yang mendapat elusan rambut dari Anna.

Billy yang mendengarnya hanya tersenyum kecut. Kenapa harus Kei si, pikirnya.

Keisya menatap ke arah Anna, seolah ingin berbicara dengan nya sebentar. Anna yang paham pun segera membawa Keisya menuju balkon cafe.

"Kok Kei belum dateng ya mah. Chat aku juga belum dibales sama dia." ucap Keisya yang nampak khawatir.

KEISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang