Semua rasa itu tidak lebih, hanya sekedar kepedulian dalam persahabatan. Dia tak paham atas aku dan kamu
👑👑👑Pagi yang cerah dengan semilir angin dan kicauan burung digawai miliknya
Nada Alarm yang menjadi favorit sejak usianya menginjak 10tahun sampai dengan saat ini
Perlahan mata indah itu terbuka, menetralkan pandangannya sampai matanya menangkap objek yang seketika membuatnya tersenyum, siapa lagi kalo bukan sang teman yang tertidur pulas disofa kamarnya
Yah cowok manis itu bernama ARSYA GLEN LAZUARD , temannya dari masa-masa ingusan. Cowok tampan bahkan sangat namun memiliki suhu sosial lebih rendah dari antartika dinginn sangadd.
"Misya maafin gue" ucap parau suara Arsya, ia mengigau..mungkin karena merasa bersalah atas kejadian tadi malam.
Sutt jangan mikir aneh-aneh,
Gadis cantik bernama Misya Asseyra atau kerap dipanggil Misya itu kini menenggelamkan wajahnya dibantal dengan masih meringsut dikasurnya, entah mengapa bayangan tadi malam membuat hatinya benar-benar sakit dan takutnya kembali muncul
Flashback on
"TOLONG BUKAINN, siapa saja please!!gue takutttt" ujar dirinya parau pasalnya ia terkunci dikamar mandi sekolah sejak sore sampai mataharipun kini tak terlihat lagi, ah ralat..bukan terkunci lebih tepatnya ada orang yang sengaja menguncinya.
Entah siapa ia namun Misya hanya mengetahui bahwa mereka adalah manusia tanpa hati! yang merasa iri dengan persahabatan dirinya dan Arsya
Hujan mulai membasahi sebagian ibu kota, petir saling menggelegar diarah selatan dan timur. Misya menutup telinganya dengan gemetar, bajunya sudah basah oleh airmatanya sejak tadi
"Mahhh..pahh, Misya takutt hikhh hikh..Arsyaa!! tolongin Misya" ucap Misya begitu lirih ia menatap nanar ponselnya yang sudah pecah berantakan karena dengan sengaja ia banting saat mengetahui ponselnya mati dan tiada guna menolongnya, seragam putih biru SMP itu sudah basah oleh air mata dan keringat Misya
DUARRRR
Suara petirr begitu menggelegar membuat Misya terlonjat kaget dan meringsut kepojokan"ARSYAA" teriakk Misya dengan ketakutan
Clek..clekclek
Knop pintu bergerak seperti ada yang menggerakannya dari luar"Ada orang??" Tanya suara itu, tak asing dipendengaran Misya
"Arsyaaa ini Misya" balasya dengan suara letih namun hatinya lega, tubuhnya kaku untuk bergerak..suaranya lelah untuk berteriak, tak lama pandangan menjadi gelap. Misya tergeletak pingsan berharap sisa suaranya tadi terdengar oleh Arsya
Clekkclekclek..
"ada orang didalemmm???" Ujar Arsya yang penasaran. Pasalnya ia sudah sedari lama mencari Misya setelah tau kalau Misya belum pulang dari informasi mang Ibo penjaga gerbang rumah Misya"Mungkin kamar mandinya rusak" ucap Arsya yang menatap nanar kemudian beranjak membalikan tubuh sebelum dirinya menginjak sesuatu
Gelang, gelang berliontin planet bercincin. Arsya memungutnya dan berbalik menatap pintu toilet itu
Duakkkk
Arsya mendobrak beberapa kali dan benar saja, ia mendapati sang sahabat yang tergeletak dengan wajah yang sudah pucat pasi. Hatinya ambruk
Dengan sigap Arsya membawanya kerumah sakit terdekat_o0o_
Kini Arsya membawa Misya pulang, untung kedua orang tua Misya tidak dirumah dan Arsya sengaja memberitau mang ibo agar tidak menelpon orang tua Misya, Arsya takut jika mereka khawatir dan akan mengganggu pekerjaan mereka disingapur terlebih Misya memberi tau bahwa ada penyelenggaran galeri untuk perusahan orang tua-nya dan itu sangat penting
KAMU SEDANG MEMBACA
VUIGOSS [On Going]
Fanfictionkehidupan sepasang sahabat yaitu Misya dan Arsya bak sepasang liontin yang menjadi utuh bila bersama. Namun tetap masing-masing manusia penuh dengan rahasia, entah siapa dan bagaimana terkadang berkhianat menjadi duka paling luka berawal dari Vuigos...