Bagaimana bisa aku tak butuh siapapun lagi selain dirimu. Lazuard
...langit gelap menghiasi sore hari, angin berhembus kencang membuat bi Asih nampak kelayapan mengangkat jemuran dihalaman, sedangkan mang ibo penjaga gerbang rumah sedang membereskan perkakas serba guna yang ia gunakan untuk membangun rumah pohon dipinggir rumah atas permintaan anak majikannya Misya
rambut kribo mang ibo sudah menjadi iconik dari pria paruh baya yang sudah belasan tahun bekerja melayani keluarga itu, nama aslinya memanglah bukan ibo hanya saja mereka memanggilnya ibo karna rambutnya kribo dan mang ibo malah menyukainya, ia merasa mempunyai nama special dikeluarga itu. sangat harmonis
Misya menatap langit-langit kamarnya, lampu yang masih padam, dan jendela yang terbuka membuat tirainya bergoyang karna angin, tarikan nafas panjang dipadu gerimis yang mulai menjelma menjadi badai. lalu ada badai lain dihatinya
"Misya kangen kalian" ditatapnya figura berukuran sedang dinakas tempat tidurnya, foto dirinya saat masih belia berusia 5tahun dan kedua orang tuanya yang tersenyum kearah kamera membuat relung hati Misya begitu hampa
"Misya bahkan gapunya foto barengan setelah segede ini, foto usang diusia 5tahun itupun galengkap" tangannya menyentuh kaca foto itu, membawanya dalam pelukan
DUARRR..
kilap petir sangat jelas membuat silau, suara gemuruh hujan sangat tidak damai membuat Misya menarik selimut melindungi telinganya dan sebuah bingkai foto keluarganya
"A..arsyaa" lirihh, suara Misya amat menyesakkan dia tidak tau pada siapa lagi dia bisa berlindung, menceritakan segala ketakutannya selain pada cowo itu
clekk..
"balkon sama jendelanya kok gaditutup?" suara bariton yang tidak asing dipendengaran misya, gadis itu menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya menatap cowo jangkung yang tidak lain adalah Arsya tengah menutup jendela lalu pintu balkon, kamarnya tidak terlalu gelap karna mendapat sedikit pencahayaan dari luar
Misya merasa tenang kali ini, entahlah dia merasa tuhan selalu memberikan apa yang dia butuhkan disaat-saat yang tepat..Arsya selalu hadir menemaninya dikala Misya membutuhkan cowo itu
Arsya menatap Misya yang menatap kearah jendela tatapannya kosong, gadis itu melamun, mata Arsya menangkap bingkai foto yang dipeluk Misya menatap mata gadis itu dengan seksama
Arsya menyalakan lampu kamar Misya
"muka lo jelek kalo nangis" senyum Arsya mengejek, kemudian menyalakan TV
DUARRRR
petirr terdengar sangat menakutkan, lampu kamar bersamaan dengan TV yang juga ikut padam, Misya meringkus semakin tak nyaman
"ARSYAAA" teriakk Misya saat suasana menjadi gelap, Misya phobia gelap
dengan cepat Arsya membuka tirai sehingga langit sore yang tidak terlalu gelap menyalurkan sedikit cahayanya menerobos kaca jendela kamar Misya"suttt udah gagelap lagi, gue nyalain senter ya" Arsya mengelus puncak kepala Misya pelan lalu merebahkan diri disamping Misya
"udah lo tenang ya" sorot lampu senter membuat misya silau pasalnya Arsya menyorot wajahnya
Misya merebahkan diri disamping Arsya

KAMU SEDANG MEMBACA
VUIGOSS [On Going]
Fiksi Penggemarkehidupan sepasang sahabat yaitu Misya dan Arsya bak sepasang liontin yang menjadi utuh bila bersama. Namun tetap masing-masing manusia penuh dengan rahasia, entah siapa dan bagaimana terkadang berkhianat menjadi duka paling luka berawal dari Vuigos...